“Muhammad Abiputra, silakan maju.”Terpanggil aku segera berdiri.
“Akhir akhir ini nilai mu menurun, jika seperti ini, kamu akan sulit mendapat beasiswa ke universitas ternama nanti,” ucap ibu Cut.
Aku dengan lesu mengambil selembaran kertas itu.
Seperti nya aku terlalu banyak membuang waktu.
....
Istirahat tiba.
“Abiiiii!!! ....”
Mendengan itu aku sedikit terlonjak, tapi segera tidak memperdulikan nya.
Ya, aku harus belajar.
Aku harus memiliki nilai tinggi.
“Selamat siang Abi, aku bawain kamu nasi kuning sama nutre sareh.”
Aku menoleh pelan tanpa ber- eskpresi, mataku menangkap kesedihan di bola mata Tamara.
Ya, Tamara itu pacarku.
Aku memang menyayangi nya, tapi sekarang aku terlalu buang- buang waktu jika menanggapi nya.“Kamu gak lihat aku lagi belajar?”Ketus ku.
Tamara berjalan, lalu menarik kursi yang sedikit jauh dan mendorong nya ke samping ku.
“Aku suapin?,” tawar nya.
Aku hanya menggeleng pelan.
“Ga makasih, kamu keluar aja aku masih lama.”
Wajah Tamara lesu, gadis itu menghela nafas pelan, lalu menopang dagu di meja ku.
“Kamu datar banget, terlalu serius, kaku dan ambis. Apa kamu gak bosan maksa diri terus?”
Aku diam mendengar pertanyaan Tamara, tapi dengan alis berkerut.
“Ini untuk masa depan ku, kamu gak tahu apa-apa.”
Tamara kembali diam.
“Makan, ini untuk kebaikan kamu Abi.”
Aku yang mulai kesal memukul meja.
Bruk!
Tamara kaget, tak sengaja lengan nya menyontong piring plastik, di sampingnya dan jatuh ke lantai.
Aku juga lantas terdiam, kemudian membentaknya dengan emosi.
“KAN! KAMU ITU BUANG-BUANG WAKTU AKU. AKU BELAJAR UNTUK MASA DEPAN TAHU?!”
Tamara juga kaget dengan bentakan Abi, beberapa orang di kelas menjadi hening.
Tamara bangun lalu jongkok membersihkan kekacauan yang di buat nya, lalu dia berlalu pergi tanpa berkata apa-apa.
Aku merasa sangat bersalah, tapi aku jujur. Nilaiku turun semenjak bersama Tamara, walau memang kenangan yang diberi nya sangat- sangat amat menyenangkan.
Tapi aku tidak boleh lupa dengan belajar ku, ayah ku nanti akan membuangku. Ibu nanti malu karena teman teman nya.
Aku cukup frustasi.
Sebentar akan ada pencocokan ulang soal yang ku pelajari, jika aku mengejar Tamara, itu akan selesai lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love Or Future?
Teen Fictionkisah tentang, lelaki remaja yang bimbang, dengan pilihan yang sangat penting di hidup nya, cinta pertama? Atau impian dan kehidupan nya ke jenjang yang sempurna? Entahlah ... Akan kah kisah nya berjalan mulus? Akan kah ia, bisa mendapati pilihan ya...