BAB 9 JAWABAN DALAM BACAAN

3 0 0
                                    


Daging asap dan apple pie serta roti hangat, yang juga merupakan salah satu kombinasi menu andalannya, jadi pilihan Mrs.Ullys untuk hidangan sarapan pagi istana saat itu. Untuk bisnis di dapur pagi itu, sangat menceriakan hati bagi Mrs. Ullys. Baginya, banyak hal yang membuatnya patut berbahagia pagi hari itu, terlepas dari apa yang telah terjadi tadi atau bakal terjadi nanti. Salah satunya adalah sebab Pyurrvit, salah seorang pengurus kebun kesukaannya, membawa sebakul besar apel-apel manis merah yang baru saja dipetik dari kebun istana.

"Helloho, Mrs. Ullys! Aku punya kabaar yang menggembirakan buat wanita cantik yang satu ini! Taman istana tengah panen apel dan aku memastikan engkau mendapatkan pilihan terbaiknya lebih dulu!" ucap Pyruvitt si pengurus kebun istana bertubuh tambun bulat yang selalu saja memberikan koplimennya pada Srennda Ullys yang sudah tak muda lagi itu.

Menurut beberapa orang, bahkan Trudent yang masih bontot pun, Pyurvitt itu sudah kelewat suka dengan Mrs. Ullys, bahkan sebelum Mrs. Ullys menikahi Fwoqer Ullys, suaminya yang sudah meninggal beberapa tahun lalu. Namun apa daya, Pyurvitt kalah hawa dan terlompati oleh Mr. Ullys yang jelas lebih atletis dan menarik itu. Hal ini selalu membuat Mrs. Ullys tergigik geli sendiri terhadap Pyurvitt, apalagi mengingat bahwa pria tambun jenaka itu masih tertaut sepupu pertama pada Fwoqer.

Ketika menerima apel-apel itu, tak perlu pikir dua tiga kali, Mrs. Ullys langsung tahu apa yang akan dia lakukan pada buah-buah manis yang cantik itu. Ia akan menyulapnya dengan pisau, gula merah dan sedikit panas oven menjadi apple pie yang sangat otentik dengan kerajaan. Serta tak ketinggalan, ia akan menyiapkannya jadi teh apel yang menyegarkan buat pagi musim panas yang cukup menggerahkan tubuh itu.

Setelah usai Mrs. Ullys memimpin dan terjun sendiri ke dalam kegiatan masak memasak di dapur istana pagi itu, ia segera keluar dari dapur itu dan memutuskan untuk pergi berjalan-jalan di taman. Suasanya tidak sepanas kemarinwalau hari ini matahari bersinar lebih terang, sebab angina lebih bertiup kesana kemari mencari tempat singgahan baru. Ia sudah tak ikut-ikutan dengan urusan penyajian sarapan pagi dan pembersihan ruangan lebih lanjut, walau dirinya sebenarnya sangat ingin melihat raut muka Vittoria sekali lagi. Apa yang ia saksikan di depan kamar Vitto pagi itu sungguh menggangu ketenangannya.

Ia masih bertanya-tanya pada dirinya sendiri, siapa itu C. kalau misalkan hipotesisnya benar, tentang penggemar itu, tak mungkin sehebat itu reaksi Vittoria. Namun, bila itu suatu kebohongan hakiki, itu pula bukan Vittoria. Ia terus berpikir, dengan tangannya ditelakkan di pinggangnya, ditemani angin yang terus sepoi-sepoi meniup di samping arus sungai yang mengalir menghasilkan suara gemercik yang bisa lebih menenangkan jiwa Mrs. Ullys yang tengah dilanda kebingungan hebat itu.

Dalam kebimbangannya, ia memutuskan kakinya sudah terlalu capek untuk berdiri lagi. Sehingga ia mengabil langkah untuk duduk bersila di rumput-rumput yang masih agak basah itu. Ia menekuk kedua kakinya, terduduklah ia, dan matanya dikernyitkan, lebih dalam. Mrs. Ullys sedang memikirkan sesuatu.

2.

Pagi setelah sarapan keluarga di ruang makan, Vittoria mengobrol sebentar dengan Raja. Mereka meyakini bahwa sebentar mengalihkan perhatian terhadap hal-hal yang lebih positif pasti akan membantu mereka lebih bisa berpikir jernih dan mengambil keputusan tepat untuk masalah yang sedang terjadi. Keduanya duduk di ruang utama istana, dan mulai mengobrol ringan.

" Vitto, bagaimana dengan kegiatan musik mu belakangan ini?" tanya Raja dengan nada ramah pada Vittoria yang tengah berusaha melepaskan benang lepas yang telilit pada bajunya.

"Cukup baik, Ayah. Aku merasa cukup kehilangan ide sekarang, kombinasi nada yang kubuat terdengar monoton dan aku tidak suka. Aku sudah mencoa bermain di harpa, malah jari-jariku sakit sekarang. Lalu mencoba main di piano dan malah aku tambah kacau karena harus mengurutkan lagi kedua not balok yang berbeda jauh satu sama lain itu. Tapi, harus ku akui, beberapa music vocal yang kubuat cukup menarik" jawab Vittoria dengan nada mengeluh pada Raja yang tengah memperhatikan tingkah polah keponakannya perempuan yang telah diangkat anak olehnya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kemana Perginya Putri Matilda? - Part 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang