Karin sedang berusaha mencegah William agar laki-laki itu gak ikut tawuran lagi. Kebiasaan buruk William dan kedua belas temannya bikin Karin pusing. Kalau gak balapan ya tawuran. Gak mikir ada orang-orang yang khawatir sama keselamatan mereka. Berkali-kali dibilangin, berkali-kali diomelin tetep aja dilakuin. Statusnya sih mahasiswa semester akhir tapi kelakuan masih macam anak SMP labil.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Emosi Karin sudah tidak bisa ditahan lagi. Sudah 15 menit dari waktu ancamannya, Willi belum juga sampai. Padahal bilangnya OTW.
Iya bener, OTW tawuran maksudnya.
"Bener-bener nih orang. Pasti lebih milih tawurannya dibanding gue," gerutu Karin.
"Awas aja lo William jelek. Abis lo ditangan gue!"
***
Karin melempar ponselnya ke sofa. Amarahnya sudah memuncak sampai ubun-ubun. Dua jam William tidak ada kabar. Pesan yang dikirimnya dari satu jam yang lalu tidak direspon. Telepon dari Karin juga tidak ada jawaban. Benar-benar William cari mati.
"Gue gak mau ketemu lo lagi!" kata Karin sambil menunjuk ponselnya yang memperlihatkan fotonya dengan William sebagai lockscreen.
Ting tong
Baru juga mulutnya terkatup, bel rumahnya berbunyi. Karin menatap pintu rumahnya dengan tatapan bengis.
"Pasti ini orangnya."
Dengan muka menahan emosi, Karin berjalan ke arah pintu dan membukanya.
"Maaf gak terima pengemis!" ketus Karin. Setelahnya Karin menutup pintu. Tapi belum sempat tertutup, pintunya sudah ditahan.
"Sayang maaf," ucap orang yang menahan pintu Karin.
"Sorry di sini gak ada yang namanya sayang," jawab Karin dan berusaha mendorong pintu agar tertutup.
