Bagaimana lagi? (3)

407 53 3
                                    

Di setiap malam yang gelap dan dingin.

Suara langkah kaki akan bergema mengelilingi Museum.

Sesosok pria dengan penampilan serba hitam berkeliling di Museum sambil membawa pedang berharganya yang ia dapat sebagai hadiah dulu.

Melewati setiap lorong.

Terus menyusuri setiap sudut Museum yang dihiasi dengan berbagai kenangan, benda-benda yang dulu pernah digunakan, lukisan mereka.

Gambaran perjuangan mereka.

Sekutu-sekutu mereka.

Keluarga.

Keluarganya.

Tak-

Langkah kaki berhenti.

Choi Han menatap bingkai besar dengan ukiran mawar berwarna emas.

Bingkai tersebut memiliki lukisan yang menggambarkan seseorang yang terlihat begitu agung didalamnya.

[Cale Henituse]

Seseorang yang disebut pahlawan.

Komandan dengan rambut merah yang mengenakan seragam hitamnya.

Orang yang tanpa ragu selalu berdiri di baris terdepan medan perang walau terus mengeluarkan darah.

Orang yang dulu mengulurkan tangan padanya dan mengeluarkannya dari jurang keputusasaan.

Yang memberikannya rumah.

Kebahagiaan.

Keluarga.

Keluarganya yang berharga.

.
.
.
.

Sakit.

Memiliki usia yang panjang memungkinkan mu melihat lebih banyak hal di dunia.

Begitu pula untuk melihat akhir dari orang-orang berharga yang ditakdirkan untuk pergi lebih dulu darimu.

Itu adalah kenyataan pahit yang tak bisa dihindari.

Sakit.

Kenyataan itu menyakitkan.

Can't Go BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang