Nam Shin & Namsin III

32 5 0
                                    

Mata Maibo seperti biasa masih berpendar hidup-mati biru muda dalam dekapan Sobong. Dipegang dengan tangan kiri sementara tangan kanannya terus menggenggam jemari NamsinIII. Tincan Couple itu berjalan menyusuri pasir pantai.

Tak lama mereka tiba di hadapan Nam Shin, David dan Younghoon.
"Puas?" Nam Shin memutar matanya acuh tak acuh seperti karakternya.

"Terima kasih, David. Ketua Tim Ji, juga," ucap Sobong gembira. Yang dia tahu robotnya kembali ke sisinya berkat dua orang itu.

Sementara mendengar itu Shin kembali mendecak jengah. David dan Younghoon saling pandang di belakang Nam Shin. "Sama-sama Kang Sobong-ssi, dia tidak akan kembali tanpa bantuan Dirut Nam," ucap David.

"Kae Nam Shin?"

"Ehey, aku sudah melakukan segalanya dan masih dipanggil 'si brengsek Nam Shin'? Benar-benar kau ini." Mendecak lagi.

Padahal, keadaan hari ini juga terjadi berkat keputusan yang diambil Namsin III malam itu, beberapa detik sebelum kill switch itu mencapai 00.00.00. David begitu bersyukur, anak robotnya itu melepas jam tangannya sehingga kill switch  tak memicu daya ledak yang membuat semua sukucadang  Namsin III mencar semua hancur tak tentu bentuk. Jika skenario terburuk itu terjadi, maka, kekuasaan dan kekayaan Nam Shin sebanyak apapun akan mustahil membuat Namsin III berdiri tersenyum di sebelah Kang Sobong seperti sekarang.

"Dirut Nam sudah berjanji, ini cara dia melakukan pertobatan atas kesalahannya," jelas Younghoon.

"Hyung, aku bukan Dirut, jangan panggil begitu lagi. Aku ini cuma... pengangguran," protes Nam Shin sambil menghela napas. Karena baginya setiap sapaan-sapaan dan jabatan kantoran itu cuma beban, dia tidak suka. Yang ada dipikirannya sekarang hanya berlibur. Main-main. Keliling dunia mungkin.

"Oiya Kang Sobong, kau juga harus berlatih memanggil Hyung ini Ketua Ji. Dia ketuanya sekarang." Younghoon melirik Shin. "Ini cuma sementara, selama kau–" kata-katanya dipotong Shin sambil melotot. "Jangan lagi. Kau ketua di PK, dan selamanya begitu. Kan sudah kubilang, kau serahkan padaku, PK kujual."

Kang Sobong tertawa sedikit, begitu juga Namsin III. Posisinya masih sama. Tangan mereka nempel seperti dilem. "Senangnya kalian semua berdamai, Dr. Oh pasti sangat senang jika dia disini dan melihat kalian semua akur."

"Eomma."

"Oh, my son!"

Sobong ikut kaget melihat David. "Yeah, fitur barunya sukses. Kantung air mata nya bekerja. Aku juga tak yakin bagaimana sistemnya, tapi aku tetap memasangkannya. My son, kau memang hebat dalam berkembang." David mengacungkan jempolnya.

"Terima kasih, David," kata Namsin III, masih dengan senyum menawannya.

Aku ingin menangis, seperti manusia.
Kini permintan itu tercapai, berkat David.

"Hujan!" Siapa lagi kalau bukan Nam Shin yang duluan kabur dari lokasi. Dan bubarlah mereka.

🤖

"Jadi kau kembali?" Pak Kang bersandar di pinggiran ring, ketika NamsinIII duduk di tengah ring dengan alas tidur dan selimutnya  yang seperti biasa dulu disiapkan Sobong, walaupun sebenarnya tak berguna, karena tidak ada yang tidur.

Dia mendesah lega, "Baguslah. Kau harus membayar semua air mata putriku selama setahun ini." Seperti biasa pria paruh baya itu masih pasang gengsi ala-alanya. "Kau akan tinggal di sini?"

Namsin III mengangguk senyum. "Kau harus bekerja," balas ayah Sobong cepat.

"Tidak masalah, walaupun kemampuanku banyak berkurang tapi aku masih bisa melakukan pekerjaan dasar manusia."

Are You Human? +Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang