O6. rooftop

111 24 11
                                    

beberapa hari sebelumnya seungmin habiskan untuk membantu sir hans dan hyunjin di gudang senjata. entah membersihkan gudang, mengisi senjata, mengecek barang-barang yang seungmin masih belum pahami seutuhnya. awalnya ia badmood, sih. namun selang beberapa saat, mungkin ia ingin menarik pemikirannya yang menganggap kalau hukuman dari sir william begitu memberatkannya.

buktinya, seungmin juga mendapatkan pelajaran baru lewat masa hukuman tersebut. seungmin bisa menyempatkan diri untuk berlatih mengisi peluru dan mengokang senjata, belajar nama-nama alat tajam baru--bahkan menguasainya! meskipun hanya teknik-teknik dasar dari sir hans, namun tetap saja seungmin akui kalau waktunya di sini begitu bermanfaat baginya.

"biasanya kantin akademi udah tutup jam segini," sahut hyunjin setelah mereka berdua telah sampai di gedung utama. "lo habis ini mau istirahat?"

"mau isi perut dulu, kak."

"ya udah, saya tinggal ya. capek banget mau tidur," hyunjin renggangkan bahunya sebentar sebelum menepuk-nepuk pundak seungmin. macam teman dekat saja. "see you tomorrow."

"iya, besok kakak jangan telat lagi."

tawa sarkas macam ibu-ibu di sinetron yang sering seungmin dengar pun menjadi jawaban hyunjin, sebelum sosok bersurai hitam tersebut menjauh dari kawasan gedung utama menuju asrama. seungmin pun berjalan santai menuju convenience store yang biasanya masih menyediakan roti manis kemasan atau nasi kotak super murah sampai malam hari.

dua roti yang dingin, satu nasi kotak yang tak kalah dinginnya, serta sekotak susu cokelat menjadi isi keranjang belanjaannya. ketika ia ingin membayar belanjaannya, matanya memicing pada sosok jangkung berseragam yang tengah mengecek kantung-kantungnya dengan panik. sedikit seungmin dengar kalimat resah seperti, "duh, duit gue ketinggalan lagi," dan ujaran frustasi lainnya.

kalau begini urusannya, seungmin bisa keburu lapar dan pingsan. jadi tanpa ragu sosok pria manis itu mendekati kasir dan berucap pada sosok asing tersebut, "sini kak, saya bayarin dulu."

tak tahunya, seungmin kenal sosok yang ia kira asing itu. ternyata si kakak kelas yang suka udang. "elo?"

"hai, kita ketemu lagi." seungmin tersenyum tipis, mengintip ke arah keranjang minho dan menatap layar berisi angka-angka nominal belanjaan tersebut. lantas mengeluarkan sejumlah uang dari dompet, memasukkannya sampai mesin pendeteksi berbunyi 'ting!' dan mengeluarkan suara, [terima kasih telah berbelanja di sky front store].

"ini punya kakak digabung aja. saya mau bayar punya saya dulu." seungmin berucap dan mulai men-scan kode bar yang tercetak di setiap barang yang ingin ia beli. butuh beberapa waktu sampai seungmin selesai membayar dan membawa kantung tersebut keluar dari toko kelontong akademi. 

matanya menyipit ketika dilihatnya sang kakak kelas berdiri menatapnya, tak jauh dari toko sambil bersender. raut bersalah dapat seungmin lihat dari wajah minho. "makasih."

"iya, nggak masalah. lupa bawa uang, ya?"

"gue tadi inget banget udah bawa dompet, tapi kenapa malah nggak ketemu... argh sialan," desis minho, merutuki kecerobohannya yang kerap kali menyusahkan orang. "besok gue ganti uangnya."

"iya, santai aja. dompetnya dicari dulu."

hening sesaat diantara mereka, menyadari kalau keduanya tidak punya topik lain yang ingin diutarakan. seungmin masih memutar otak demi menemukan satu-dua kalimat percakapan ketika minho berceletuk, "habis beli apa?"

"oh, ini. roti sama nasi buat makan."

"belum makan?"

seungmin mengangguk kecil, meringis karena sekarang rasa sakit di perutnya lebih terasa daripada kecanggungan yang ia alami sekarang bersama si kakak kelas. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

s.f.a. - hyunminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang