Ayah sayang Adek

1.9K 187 36
                                    


Terhitung satu bulan Riki tak kunjung membuka matanya. Sunghoon menatap kosong tubuh putra bungsunya yang masih mengatupkan kedua matanya.

"Riki marah sama ayah hm?"

"Adek.. bangun.. ayah rindu"

"Besok kita jalan-jalan, piknik keluarga adek mau?"

"Ayah lupa.. adek sudah tidak bisa bergerak dengan bebas.. maafin ayah dek...hiks.. maaf.."

Sunghoon menangis tersedu-sedu menggenggam tangan mungil bungsunya. Ia menyesal sungguh ia bersumpah ia tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri.

Seharusnya ia mendengarkan penuturan halus Jake seharusnya ia tidak bersikap gegabah dan bodoh hingga membuat sahabatnya meninggal.

Sunghoon tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan setelah ini. Terlalu banyak dosa yang telah ia lakukan sampai menyiksanya secara batin.

"Ayah.."

"Aku tahu aku penuh dosa tuhan.. suara putra bungsuku yang kau bisikkan padaku, itu menyakitiku .."

"Ayah.."

Sunghoon masih menangis menundukkan kepalanya tersedu-sedu ia terlalu meratapi kebodohannya.

Riki mengusap takut-takut surai ayahnya. Ia hanya khawatir ayahnya akan membunuhnya jika menganggunya sekali lagi.

"Adek sayang ayah..ayah jangan sedih-sedih.. adek jadi ikut sedih.."

Sunghoon mengadahkan kepalanya menatap wajah polos bungsunya yang tersenyum. Senyuman teduh yang ia rindukan, terlihat manis namun pucat tanpa warna. Ia benci, benci pada dirinya sendiri karena menghilangkan warna pada putra bungsunya.

"Adek hiks .."

Sunghoon mencium sayang pipi gembil bungsunya, memeluknya menangis tersedu-sedu, bibirnya tanpa henti merapalkan kata maaf yang begitu pedih.

"Ayah tidak perlu meminta maaf adek udah maafin ayah kok"

"Ayah terlalu bodoh dek.."
"Semua yang sudah terjadi tidak perlu disesali yah.. ayo mulai semua dari awal"

"Ayah tidak terlambat kan nak?"

Riki hanya tersenyum menggeleng pelan.

"Memang tidak ada kata terlambat yah.. tapi aku takut, takut aku tidak bisa memulainya. Haruskah aku berlutut pada semesta? Semesta tolong biarkan aku memulainya dari awal walaupun aku tidak bisa sampai akhir"


Jake terkekeh melihat ketiga kesayangannya bercerita sesekali tertawa lepas. Suasana yang begitu ia dambakan akhirnya terjadi.

Bungsunya mendapatkan kembali apa yang seharusnya ia dapatkan. Suaminya kembali mempercayainya, putra sulungnya yang lebih ceria. Jake mengusap buliran yang menetes disudut matanya.

"Papa ayo peluk adek"

Riki merentangkan tangannya menyambut Jake yang tersenyum bahagia.

"Papa bahagia dek, terimakasih sudah bertahan sampai sekarang.."

Riki mengangguk kecil disusul Jungwon ikut berpelukan, Riki menatap ayahnya detik berikutnya Sunghoon ikut memeluk tubuh Riki yang terbaring.

Riki mengerucutkan bibirnya menatap kesal ayahnya yang terus menganggunya. Dia senang hanya saja kesal. Pipinya terasa kebas dicubit gemas ayahnya. Wajahnya terasa basah setiap detiknya ayahnya akan menciumnya. Pokoknya kesal

✓ Ayah Hoonie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang