satu

2 0 0
                                    

Welcome back gaes🤗
Ada yang nungguin author ngga nihh??  Wkwk

Sebelum membaca jangan lupa vote dan komennya ya🥰
Happy reading gays!!

***

Kelas 11 IPA 3 terlihat tenang diluar. Tapi kenyataan nya terbanding terbalik. Bisa kah kalian membayangkan kursi djadikan reog? Iya, kursi itu ditaro diatas kepala dengan tangan sebagai penyangga disampingnya. Dan dua orang dibelakang sebagai badan dan ekornya. Belum lagi meja yang beralih fungsi sebagai gendang untuk mengiringinya.

Kekacauan itu tidak berlangsung lama setelah bu dian yang baru saja melewati kelas itu mendengar kegaduhan.

"Woi bu dian bu dian" Teriak teman kelasnya

Penghuni kelas segera merapikan kekacauan yang dibuat mereka.

"Ada apa kelas ini, kenapa terdengar ribut dari luar?!" Bu dian menelisik setiap penghuni kelas

"Ah itu bu kita ribut karena sibuk belajar, masa begitu saja ibu tidak tahu" Jawab jono sebagai wali kelas mencoba meyakinkan

"Atur teman kelasmu dengan benar jono! " Setelah memberi peringatan tersebut, bu dian melenggang pergi dari kelas itu ke kelas sebelah dengan membawa satu orang siswa yang dari tadi mengikuti nya dari belakang.

"Bujung buset si bu dian, makanan nya cabe sekilo kali ya. Pedes banget tu mulut" Celoteh jono setelah bu dian pergi

"Tapi btw gays, tuh tadi cowok yang ngintilin bu dian anak baru apa?" Tanya celly penasaran dengan lelaki yang dibawa bu dian

"Gila sih kalo beneran anak baru, makin bertambah populasi cogan disekolah kita" Ucap killa berbinar

"Kil kil, di depan lu ini juga udah cogan. Gausah jauh jauh ke kelas orang"

"Huuuu.... "

Ucapan galang yang menggoda killa mendapat sorakan dari teman teman lainnya. Galang yang mendapat sorakan hanya menampilkan cengirannya.

"Ada apaan nihhh?" Ucap alluna yang tiba tiba sudah diantara teman temannya

"Astaghfirullah anak tuyul, lu dateng dari mana sih. Salam kagak tiba tiba aja dongol" Sembur killa yang tepat di depan alluna

"Wehh sembarangan aja ngatain anak tuyul, ngga kasian apa sama gue. Udah abis panas panasan masih ditambah harus mendengar maungan macan betinaa" Adu alluna yang sudah seperti anak tiri

"Udah panas makin puuanaaaasss" Sahutnya lagi sambil mengibas ngibaskan tangannya seakan kepanasan

Alluna memang dihukum di depan tiang bendera karena tidak membawa topi saat upacara berlangsung. Belum selesai penderitaan nya karena setelah upacara selesai, alluna masih harus mendengarkan alunan dakwah yang dilakukan bu dian.

Bukannya iba pada alluna, teman temannya malah mentertawakan alluna. Pasalnya alluna bukan satu dua kali saja berurusan dengan bu dian. Tapi sepertinya gadis itu tidak merasa jera sama sekali.

"Udah lah na, lu tuh emang udah cocok sama bu dian. Udah klop hahaha" Ejek jono tertawa terpingkal pingkal

"Udah yang satu mulut pedes, ehh satunya cabe rawit nya yang bikin kepedesan"
Melihat tampang alluna yang sudah merah padam, dia segera mengambil ancang-ancang untuk melarikan diri

"Jonooo, mati lu sama gua" Dan terjadi lah kejar kejaran antara alluna dan jono

"Si alluna ga nyadar apa ya bakal percuma banget ngejar jono yang kakinya udah kaya jerapah gitu" Galang geleng geleng melihat adegan India India an alluna dan jono

"Boncel boncel gitu temen gue tuhh" Entah killa berniat membela atau tambah meledek sahabatnya itu.

Kejar kejaran yang tidak seimbang itu mengakibatkan alluna harus berhenti terlebih dahulu untuk mengambil nafas sebanyak-banyaknya. Ketika dia lihat lagi kedepan, jono sudah entah hilang kemana.

"Si jono kampret hilang kemana lagi sih. Capek gue elah. Emang harusnya tadi tuh gua timpuk aja pake sepatu gue" Belum selesai alluna menggerutu, alluna sudah merasakan hawa merinding dibelakang nya

"Alluna! Sedang apa kamu disitu?!" Kenapa hari ini dia selalu dipergoki oleh bu dian

"Eh bu dian hehe, anu bu saya habis dari wc bu hehe" Alluna hanya bisa nyengir mendapat bu dian di depannya sekarang

"Yasudah"

"Eh eh, alluna"

Baru saja alluna ingin bernafas lega
"Iya bu, ada apa?"

"Mumpung kamu disini, sekalian kamu ajak alvarka keliling sekolah ya"

Wow wow alluna tercengang sekali mendengar bu dian meminta bantuan nya. Dengan muka yang dibuat buat terkejut alluna mengiyakan suruhan bu dian padanya

"Oh ibu minta bantuan saya. Tenang bu, sama alluna semuanya terkendali" Mendengar itu bu dian bisa merasa sedikit tenang.

"Yasudah ibu serahkan alvarka ke kamu" Setelah berucap demikian, bu dian meninggalkan dua orang itu dan pergi ke kantor guru.

Melihat bu dian sudah pergi melewati nya, alluna melihat kearah alvarka sambil tersenyum lebar.

"Hay, kenalin gue alluna. Lengkapnya anastasya alluna, gue dari kelas 11 IPA 3 tetangga kelas lu. Dan sekarang gue juga udah menjabat sebagai pemandu sekolah untuk hari ini khusus buat lu. Jadi, siapa nama lu?" Alluna memperkenalkan dirinya dengan senyum yang masih tercetak diwajahnya dan tangan yang menggantung menunggu dijabat oleh lawan bicaranya.

Setelah menunggu beberapa saat,tidak ada sahutan dari lawan bicaranya. Itu membuat dia sadar untuk menurunkan tangannya dan cukup membuat alluna tersenyum masam.

"Gua tunggu uang ojek lu" Ucapnya tiba tiba

Sedari tadi alvarka diam untuk mengingat wajah gadis didepannya. Dan dia memang tidak salah orang. Karena sekarang dia berhasil membuat alluna melotot kaget padanya. Sama persis ketika dia tinggalkan di parkiran tadi pagi.

"Hah.... "



***

Huwaaa akhirnya selesai juga😵😭
Gimana nih menurut kalian?
Masih pendek banget ya?
Dikit dikit dulu lah ya masih tahap belajar😁
Semoga kalian suka sama cerita yang aku buat ini😍

Ok thank you gayss🥰
Jangan lupa vote dan komennya
Tungguin next chapter nya yaa👉

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Anastasya AllunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang