MafuMafu POV

178 23 0
                                    

MafuMafu duduk di bangku halaman kantornya, angin yang begitu dingin menyapa lembut indra yang ada di tubuhnya. Dirinya sedang bingung, bingung akan perasaan nya kali ini, bagaimana jika dia di tolak? Bagaimana jika Soraru semakin membencinya dan akhirnya memilih untuk meninggalkan nya?

Amatsuki berkata bahwa lebih baik mengatakannya langsung, daripada harus di pendam. Jika sudah mengetahui nya, maka sesuatu didalam dirimu akan terasa lega, walau terkadang kecewa. "Apa salahnya untuk mencoba? Kau dan Soraru sudah sejauh ini Mafu, apakah nyali mu seciut ini? Padahal waktu awal awal kamu bahkan berani tinggal di rumah Soraru"

Amatsuki tertawa pelan mengingat kejadian konyol yang Mafu ceritakan, ya kejadian di mana ia terlalu menyukai Soraru hingga dengan bodohnya menjual rumah berserta barang barangnya, dia bahkan tidak habis pikir dengan jalan pikirannya waktu itu. Tapi setidaknya dengan cara itu, dia dan Soraru jadi lebih dekat

"Amatsuki kamu mah enak, punya tunangan yang kaya raya, bucin, setia, baik lagi, nurut, dan pekerja keras" Amatsuki yang mendengarnya hanya tersenyum pasrah

"Mafu, tidak kah kau berfikir Soraru juga seperti itu? Soraru dan Luz adalah sepupu, otomatis dia juga kaya, Soraru juga bucin kepada boneka kotak jelek nya, dia juga setia karena tidak meninggalkan mu saat kamu meminta untuk di temani, Soraru juga baik karena ia memberikanmu tumpangan untuk hidup, dia juga nurut kepada atasan apalagi soal pekerja keras, dia orang paling teladan disini Mafu"

Disini Mafu benar benar tertegun, Soraru begitu sempurna. Soraru begitu rupawan dan benar benar indah di mata Mafu, tapi apakah Soraru juga pernah memikirkan apa yang Mafu pikirkan? Sejak muncul perasaan aneh seperti ini, Mafu jadi sering kali berbuat aneh

Yah walau tidak seaneh waktu dia dekat dengan Soraru. Pada akhirnya Mafu menyerah, menyerah dengan semuanya bahkan kepada cinta yang ia pendam. Terlalu takut untuk di tuangkan dan di rasakan lebih dalam, Soraru terlalu sempurna, terlalu susah untuk digenggam walau terkadang mereka sering bergandeng tangan

Hingga pada akhirnya kisah cinta tersebut tidak berlangsung lama, karena ke egois an dan tidak ada komunikasi di antaranya, membuat mereka menjadi salah paham. Tanpa adanya rasa cinta yang diutarakan, semua akan sia sia. Kedua makhluk yang saling mencintai itu akhirnya memendam rasa sendiri

Mereka hanya menganggapnya

'masih temenan'

end.

Masih Temenan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang