Sepulangnya dari sekolah, Haechan memutuskan untuk pergi ke minimarket membeli stok susu pisang yang sudah habis di kulkas nya.
Mengingat Jeno, Jaemin dan Renjun. Ah, ketiga anak itu meninggalkan Haechan sendirian yang tertidur di rooftop. Sangat menjengkelkan, lihat saja nanti!
Haechan masuk ke barisan kulkas yang berisikan bermacam-macam jenis susu, hingga akhirnya ia berhenti di salah satu pintu kulkas bergagang merah yang berisikan satu rak susu pisang.
Mengambil enam kotak, Haechan segera membawanya ke kasir. Namun langkah nya terhenti ketika melihat sosok yang tak asing di matanya tengah menatap daging mentah yang terpampang.
Benar itu Mark Lee, lelaki yang tadi pagi ia hampiri ke kelas nya.
Demi memastikan, Haechan menghampiri Mark yang sepertinya sangat kelaparan itu.
"Kak?"
Sedikit terkejut dengan panggilan itu, Mark menoleh sembari memundurkan langkahnya.
"Kakak mau beli daging?" Tanya Haechan.
Mark tampak bingung mau menjawab apa, tidak mungkin kan jika ia bilang bahwa ia ingin mencuri daging mentah itu dan memakan nya?
"Enggak." Jawab nya.
Haechan mengerutkan keningnya.
"Laper ya? Aku beliin daging nya mau?" Tawar Haechan, Mark membulatkan matanya sembari membenarkan kacamata bulatnya yang sedikit miring.
"T-tidak, terimakasih." Jawab nya lagi.
Haechan menghembuskan napasnya, ia menjulurkan tangan kanannya pada Mark membuat Mark mengernyit bingung.
"Aku Haechan." Mengingat ia belum pernah mengenalkan dirinya, mungkin ini waktu yang tepat?
"Gak usah jawab, aku kan udah tau nama kakak." Lanjut Haechan kembali menarik tangan nya.
Tak mendapat respon apa-apa dari Mark, Haechan memutuskan untuk pulang duluan karena matahari mulai tergelincir dan bulan menggantikannya.
"Aku pulang duluan ya kak? See you." Ucap nya, belum sempat melangkahkan kakinya, tangannya lebih dulu dicekal Mark.
"Hyuck." Panggilnya sembari mencekal tangan yang lebih kecil.
Haechan terdiam, bagaimana Mark tahu nama aslinya?
"A-ah maaf." Mark segera melepaskan cekalan itu ketika Haechan berbalik.
"Name tag lo Donghyuck." Bagai bisa membaca pikiran, Mark seolah tahu dengan kebingungan Haechan.
"M-mau jalan bentar gak?" Tanya nya pelan.
Astaga, bagaimana Mark bisa semenggemaskan ini?
"Kakak lucu ya? Kenapa banyak yang takut sama kakak perkara gigi doang?" Yang lebih kecil bertanya.
Mark tampak mengecek giginya, apa sepanjang itu sampai orang-orang sadar bahwa ia memiliki taring? Ah, seharusnya ia mengikuti sepupunya untuk melakukan penyembunyian taring.
Haechan yang melihat perilakunya tertawa gemas, tanpa sadar ia mencubit pipi Mark saking gemas nya.
"Lucu banget ih!" Heboh nya.
Mark membeku, yang benar saja, mereka baru saja berkenalan tapi mengapa jantungnya berdegup secepat ini?
"Kak.."
Panggilan pelan Haechan membuyarkan lamunan Mark, lelaki beralis camar itu tampak bertanya tanpa berbicara.
"I-ini.. darah?" Belum sempat memastikan, Haechan melihat noda merah itu seperti darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire [Markhyuck]
Fanfiction⚠mature content! ⚠non-baku ⚠18+ ⚠b×b [markhyuck era] "kak Mark itu unik, punya gigi taring terus rambutnya blonde, coba deh perhatiin baik-baik, warna matanya itu merah! unik kan? jarang lho ada orang matanya merah, tapi hal itu yang bikin Hyuck s...