Koura tak tau bagaimana kejelasan hubungannya dengan Julian--sahabatnyaIa dan Julian berteman
Namun entah bagaimana itu selalu berjalan di luar kata teman
...
"PUTUS lo njir?" ujar suara dengan aksen mengejek itu lancar. Aku yang tampak tengah memakan es krim coklat kesukaanku pun menoleh. Lelaki dengan rambut hitam acak-acakan tanpa atasan itu tampak tertawa sembari duduk di atas meja rias dengan satu kaki nangkring di atas.Dan lebih liarnya lagi, lelaki itu hanya memakai celana training tanpa atasan menampakkan tubuhnya yang cukup kurus tetapi masih terdapat otot yang bagus di sana. Alasannya sederhana. Karena ia baru saja datang dan hari ini cukup panas. Jadi singkatnya ia sedang mau ngadem karena apartemenku mempunyai AC yang cukup kuat di musim panas kali ini yang cukup parah.
Ya walau terkesan tak sopan, namun kelakuan gila lelaki itu sejak dulu saat pertama kali bertemu sudah membuatku terbiasa. Aku tak ingat jelas kapan. Tapi seingatku saat itu adalah hari yang cerah dengan sengatan cahaya matahari yang panas seperti hari ini.
"Gue udah cerita kan? Nyantol ga sih," ujarku tampak memutar bola mata sembari menyisir rambut bercat pink fanta gelap milikku. Ya memang seleraku aneh terhadap rambut, jadi jangan di pertanyakan.
"Anjir, ga abis pikir gue. Padahal lo awal-awal bucin banget sampe gamau pulang sama gue," ujarnya menyalak.
"Yakali gue punya pacar pulangnya sama elo," balasku nyolot sembari tersenyum sinis.
"Apa aja kata tuan putri," ucapnya tertawa. "Lagian pulang doang its not big deal sih. Yang penting kan pacarannya sama orang lain, ngewenya sama gue," ucap lelaki itu frontal lalu tertawa keras membuatku melotot.
Dasar kebiasaan lelaki ini tak pernah berubah
"Heh mulut lo,"
"Fakta kan?" ujarnya tertawa membuatku tampak memutar bola mataku kesal. Memang iya. Tapi aku malu mengakuinya.
"Bangsat lo,
"Selingkuh lagi kuy,"
"Selingkuh, selingkuh, gue udah putus,"
"Cari yang baru lah,"
"Ga mau. Entar merusak citra. Tungguin dulu,"
"Citra, citra," cibir lelaki bernama Julian itu.
Ya memang sih dengan nama keluarga yang kumiliki, sebisa mungkin aku harus menjaga citra keluarga di mata publik agar senantiasa bersih. Ya walau reaksinya begitu, Julian harusnya berada di posisi yang sama, yaitu menjaga citra baik keluarganya.
Namun untuk Julian sendiri yang merupakan pewaris satu satunya perusahaan keluarganya, lelaki itu seperti tak menganggap kalau beban itu ada.
Entahlah bagaimana aku harus mendefinisikannya
Bebas?
Atau
Lari dari tanggung jawab?
Jujur, aku tak mengerti
Apa yang kulihat dari lelaki ini
Sehingga aku bisa jatuh kepadanya
Ya, aku jatuh cinta pada Julian
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN SUMMER COMES
RomanceKoura tak tau bagaimana kejelasan hubungannya dengan Julian--sahabatnya Ia dan Julian berteman Namun entah bagaimana itu selalu berjalan di luar kata teman