[Chapter 1 : The Sunset]

286 20 4
                                    

Selamat malam teman,
selamat membaca.... 💐💐

Satu jam sudah berlalu dan aku masih saja setia berkutat dengan Iphone

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu jam sudah berlalu dan aku masih saja setia berkutat dengan Iphone.

Ini bukan kali pertama atau kedua kalinya aku melakukan kegiatan ini. Semenjak hubungan cintaku dengan Jungkook berakhir, memandangi recent update adalah hobi terbaruku. Tujuanku cuma satu, ingin mengetahui gerak-gerik Jungkook.

Kami putus memang belum lama. Baru dua minggu yang lalu. Dan, bila resah hati melanda, aku langsung chat sahabatku, Donghan, seperti saat ini.

Yoongi : Donghan, aku masih mau nangis, nih. Masih aja inget betapa kejamnya dia mutusin aku secara sepihak dan gak mau kasih penjelasan apa-apa.

Lima menit berlalu

Yoongi : TING!!! TUNG!!!

Donghan : Hey, whats up dude? Aku telepon aja ya....

Sungguh, aku tidak pernah tahu apa alasan Jungkook mengakhiri hubungan ini. Padahal, kami sudah menjalin cinta selama dua tahun. Waktu yang cukup lama untuk sebuah hubungan.

Alasan tidak cocok? Ah itu sangat tidak masuk akal bagiku. Kami jarang bertengkar, kami sering melakukan kegiatan bersama-sama. Mulai dari masak bareng, travelling bareng, karaoke bareng, dan masih banyak yang lainnya.

Alasan tidak direstui orang tua? Ini lebih tidak masuk akal. Keluarga kami sudah sering bertemu, bahkan hanya untuk sekedar makan malam bersama.

Pengecut-kah dia? Ah sial, sepertinya demikian. Mencampakkan diriku begitu saja tanpa ada penjelasan. Hanya sebait kalimat “Sebaiknya kamu cari yang lebih baik dari aku.”

Seandainya waktu diputusin posisiku adalah seorang ABG, mungkin aku akan merengek-rengek di depan dia untuk meminta penjelasan. Bahkan, aku mungkin akan memintanya memikirkan keputusan tersebut. Namun atas nama gengsi, aku tidak pernah melakukannya.

Usai dia berkata seperti itu di telepon (bayangkan, dua tahun harus berakhir di telepon), aku hanya diam, lalu mencari kursi untuk duduk. Lemas. Malu. Hancur. Berantakan. Murka.

Donghan, sahabatku, yang tetap menyemangatiku. Berkali-kali dia bilang, “Sudahlah Yoongi, mungkin memang bukan jodohmu. Aku paham kesedihanmu ini, tapi lihatlah dia, apakah dia memikirkanmu? Dengan mencampakkanmu seperti ini saja, itu tanda dari Tuhan bahwa hubungan kalian tidak layak untuk diteruskan, apalagi sampai dibawa ke jenjang yang lebih serius.”



”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sambil memandangi lautan, aku menatap senja. Kali ini aku mencermati baik-baik matahari yang bersiap untuk turun karena hari akan segera berganti malam. Meneliti, kalau-kalau ada yang salah dengan senjaku hari ini. Tapi ternyata tidak. Senja tetaplah indah seperti biasanya. Hanya kisah cintaku ini saja yang masih membuat resah.

Di sinilah biasanya aku mengukir kesedihan. Di depan senja dan harus di salah satu pantai di Busan. Empat tahun lalu, ketika aku putus dari kekasih sebelumnya, aku juga mengadu kepada senja di Busan. Mengambil spot terbaik untuk berteriak berbarengan dengan perginya matahari, lalu pada saat itu tangisku kian pecah.

Hal tersebut yang kini aku lakukan. Tentunya, setelah mendapat pencerahan dari ceramah Donghan dan melihat jadwal cuti, maka berangkatlah aku ke Busan dengan flight siang.

“Aku butuh bicara dengan senja,” kataku kepada Donghan. Dia tidak pernah melarang. Yang terpenting menurutnya, asal aku bahagia itu sudah cukup.

“Pergilah Yoongi, temui senja di Busan. Aku tunggu kabar baiknya, ya. Jangan nakal, kalau bisa cari gebetan sekalian, hahaha.....”

Hari kedua di Busan mataku total bengkak. Sepertinya, kalau hanya menunggu senja dan menangis itu bukanlah cara terbaik untuk melupakan masalah. Segera kuraih Iphone untuk menge-chat Donghan.

Yoongi : Hey, lagi apa? Btw, perasaanku mulai membaik.

Donghan : Baru aja selesai mandi, nih. Pasti kamu belum ya kan? Hahaha. Sudahlah sana jalan-jalan. Sewa mobil dan nikmati Busan. Masih ada tiga hari lagi, kan? Inget ya pesanku, cari gebetan 😋

Yoongi : Donghan apaan sih? Hahaha... aku masih kecewa sama Jungkook. Please yah, jangan paksa mencari new comer.

Setelah basa-basi di chat room, kemudian aku bergerak untuk mengambil handuk di atas kursi. Aku berjalan menuju ke kamar mandi dengan kaki yang terasa berat. Tinggal selangkah lagi aku masuk, tiba-tiba pintu kamarku diketuk. Aku sebenarnya agak kesal sebab merasa tidak memesan apapun dari room service. Hadeh, ganggu aja pikirku.

Tanpa mengintip dari lubang kecil di pintu, aku langsung saja membuka pintu tersebut. Betapa terkejutnya ketika kulihat siapa yang berdiri dengan gagahnya di depan pintu. Parah! Ganteng banget, batinku.

Cowok twenty something yang tadinya berdiri santai, mendadak terkejut melihat diriku.

“Eh maaf, sepertinya saya salah kamar, maaf ya.” Lalu cowok twenty something itu ngeloyor pergi meninggalkanku yang masih terpana atas kegantengannya.



” Lalu cowok twenty something itu ngeloyor pergi meninggalkanku yang masih terpana atas kegantengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




💌 dari ku yg penuh cinta :

Halooo😉 jumpa lagi denganku hehe...😇😇
Maaf jika aku tidak menepati janji, semoga teman-teman dapat mengerti.

Terimakasih pada teman-teman yg tak hentinya memberikan semangat dan cintanya padaku.
Berharap aku dan dirimu yg membaca ini selalu berbahagia.💐❤️❤️

Kali ini saya membawa judul baru, dengan tulisan yg juga masih amburadul karena memang kurang berbakat membuat cerita. Cerita ini hanya short story, yg kedepannya akan aku bagi menjadi lima chapter. Mohon teman2 tidak terlalu menaruh harapan tinggi kepadaku kali ini....🙏

Juga meminta maaf apabila terdapat salah ketik, atau bahasa yg kurang pas dalam penulisan... I'm still learning✌️

Btw, terimakasih sudah mampir, dan apresiasinya,, Love u guysss!!💛💛💛

HARD TO LOVE [TAEGI] (Complete) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang