[Chapter 3 : Confession]

117 14 0
                                    

Haii... pada kamu yg tercinta..
selamat membaca yaa❤️❤️



selamat membaca yaa❤️❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Satu bulan berlalu. Kami sudah beberapa kali pergi bersama, meski hanya untuk nonton dan makan malam. Donghan yang mengetahui tentang kedekatanku dengan Taehyung selalu merasa heran melihatku yang tampak tidak excited tiap Taehyung chat atau menelepon.

"Jangan bilang masih kepikiran sama kemarin. Please, move on. Jungkook itu nggak pantes kamu pikirin," itu kalimat pembuka Donghan saat kami tengah makan malam di sebuah kafe di kawasan Itaewon.

"Donghan apaan sih? Lagian kenapa tiba-tiba ngomongin dia lagi?" tanyaku bete.

"Ini soal Taehyung. Gue lihat dia serius. Yoongi, cowok seusia dia, mendekati pria secara intens, pasti mau mengajak ke arah yang lebih serius. So, what are you waiting for?"

"Iya tapi gue takut jadi bahan main-main lagi!"

"Gue lihat Taehyung baik, jabatan sudah tinggi. Manajer bro.... manajeerrr.... Perusahaan terkenal pula," ujar Donghan dengan ekspresi sangat berlebihan.

"Terus, gue harus bilang wow sambil koprol?" balasku asal yang membuat tawa kami pecah seketika.

Donghan rupanya belum puas. Ia lantas kembali menggodaku, "Jadi gimana kalau Taehyung nembak, kamu mau gak?"

"Udah ah, balik yuk. Buruan habisin tuh makanan, gue ngantuk. Kamu yang nyetir ya, please," manjaku.

"Iya tapi kalau Taehyung nembak diterima kan ya," Donghan makin menjadi-jadi menggodaku. Aku hanya bisa membalasnya, "Aduuuhhhh, berisik deh!"

Dan benar saja, keesokan harinya, Taehyung kembali mengajakku pergi.

"Sekarang, kamu yang tentukan mau kemana kita malam ini." Taehyung memintaku memberikan pendapat. Aku langsung mengajaknya ke Kaldi Coffee di daerah Mapo.

Malam minggu di Seoul memang membuat kita harus banyak sabar. Apalagi kalau bukan urusan macet. Aku kagum melihat Taehyung yang tampan, sangat tenang menghadapi ruwetnya jalanan. Selama perjalanan dari Yongsan ke Mapo, dia lebih senang mendengarkan lagu di radio, berpindah dari frekuensi satu ke yang lainnya.

Malam ini, Meski sudah beberapa kali kami jalan dan sering berkomunikasi, aku merasa ada yang janggal dengan gerak-gerik Taehyung.

Pria ini seperti menyimpan sesuatu. Dia lebih banyak diam di mobil, sesekali hanya menenangkan aku untuk sabar karena macet atau menanyakan suka kah aku dengan lagu yang sedang di putar di radio. Selebihnya dia hanya diam. Aku ingin menanyakan sikapnya yang tak biasa, tetapi kuurungkan niatku.



 Aku ingin menanyakan sikapnya yang tak biasa, tetapi kuurungkan niatku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Selesai waitress membawakan dua hot cappucino dan avocado cake, tiba-tiba Taehyung mengatakan ingin berbicara serius kepadaku. Mendadak saja perutku terasa mulas.

Haduh mau bicara apa dia? Apa jangan-jangan...... batinku berkecamuk. Rupanya Taehyung melihat kebingungan bercampur kepanikan diwajahku. Dia lantas tersenyum manis, sangat manis.

"Oke, aku nggak akan bertele-tele malam ini. Aku cuma ingin bilang semenjak kita ngobrol di bandara hingga malam ini, aku merasa nyaman sama kamu." Dia memandangi wajahku yang mungkin sudah tidak jelas ekspresinya.

Aku menatapnya canggung. Membuatnya tertawa kecil, "Mau diteruskan atau tidak?" godanya sambil mengedipkan mata.

Tanpa tunggu jawabanku, dia kembali meluncurkan kalimatnya, "Bisakah kita menjalin hubungan lebih dari teman sejak malam ini?"

Aku sebenarnya sudah tahu, sejak kita makan malam di Murree, cepat atau lambat Taehyung akan berbicara seperti ini. Dan, meski sudah lama mengira sampai saat ini, aku belum juga mempersiapkan jawaban.

Jujur aku speechless, sampai-sampai tidak ada kata yang keluar dari bibirku setelah hampir dua menit dia bertamya. Aku justru pamit ke toilet. Taehyung yang dari tadi menunggu jawabanku, hanya bisa mengangguk, menyilakan ke toilet.

Balik dari toilet, Taehyung asik dengan Iphone-nya. Kebetulan kulihat kopi digelasnya sudah habis, jadi aku langsung berinisiatif mengajaknya pulang karena mendadak kepalaku pusing. Aku sengaja berbohong agar Taehyung tidak mendesakku menjawabnya sekarang.

Selama dalam perjalanan menuju rumahku, kami tak bicara. Taehyung konsen menyetir, sedangkan aku lebih memilih memandangi jalanan Ibu Kota. Di radio, lagu "Hard To Love" yang dibawakan Lee Brice yang juga menjadi lagu favoritku sedang berputar.

Tanpa terasa mobil sudah masuk komplek rumah. Taehyung masih saja belum mau berbicara kepadaku. Marah kah dia? Mungkin saja, karena aku sudah tidak sopan, tidak memberikan respon apapun, iya atau tidak. Ketika mobilnya berhenti di depan rumah, barulah aku mendengar suaranya kembali.

"Terima kasih ya sudah ajak aku ke kafe tadi. Enak banget kopinya." Lalu, kembali diam. Aku juga tidak berani turun, karena aku yakin, dia akan kembali menanyakan jawabanku. Dan benar saja, dia kembali mengungkitnya.

"Soal permintaanku di kafe tadi, aku tidak meminta jawabannya sekarang, kok. Aku paham, kamu mungkin kaget, karena kita belum lama berkenalan. Tapi, coba dipikirkan dulu saja, ya."

Aku mengangguk lalu membuka pintu mobil. Sebelum pintu ku tutup, aku dengan jelas mendengar Taehyung berbisik, "Aku sayang kamu, Min Yoongi."

Sampai kamar, aku masih kepikiran soal Taehyung. Jujur, aku suka kepadanya. Kedewasaanya, gaya bicaranya, sopan, ditambah wajahnya yang ganteng dan senyum manisnya. Ditambah lagi dengan jabatannya saat ini, semua pria atau wanita pasti antre menjadi kekasihnya. Jadi, apa yang membuatku bingung?


 Jadi, apa yang membuatku bingung?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Terimakasih sudah mampir ya😍🙏❤️❤️

HARD TO LOVE [TAEGI] (Complete) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang