05

19 3 0
                                    

Sedangkan ditengah lapangan Aluna tidak menyadari jika sedari tadi ada yang memperhatikan dia. Aluna hanya sibuk mengeluh ini-itu dan dia merasa kesal jadi mana sempat dia memperdulikan sekelilingnya.

"Panas banget anjir" keluh aluna

"Gak ada hukuman lain apa ya selain hormat bendera begini"

"Udah panas, kaki gue pegel, badan gue keringetan, perut gue juga laper, sial banget dah gue hari ini"

"Isshhh ini jam istirahat masih lama apa ya, gak tau apa ya tangan sama kaki gue pegel"

Aluna mengeluh tak ada hentinya, untung dilapangan sepi jadi dia tidak akan dibilang orang aneh sebab berbicara sendiri apalagi jika nanti dikatakan gila oleh orang-orang disekolah.dia memang terkenal disekolah karna sifatnya yang bermuka datar, dingin, cuek dan irit bicara tapi masa dia tidak boleh mengeluh karna dihukum seperti ini. Dia tidak tau saja ada pemuda dipinggir lapangan yang sudah memperhatikan tingkah anehnya.

Skip jam istirahat

Aluna duduk sendiri di bangku kantin, tadi setelah mendengar bunyi bel istirahat dia langsung menuju kantin membeli minum dan makanan, karna dia sudah sangat haus dan sangat sangat sangat lapar sekali. Untung saja tadi dia kuat kalo tidak mungkin tadi dia sudah pingsan karna lapar dan dehidrasi. Aluna yang sedang memakan makanannya tiba-tiba tersedak karna mendengar teriakan teman-temannya yang membuat dia terkejut.

"WOY ALUNA" teriak Alya dan Aira berbarengan. Sedangkan alin yang berada di belakang mereka berdua meringis malu, sebab seluruh kantin sedang menatap kearah mereka bertiga.

"Pengen rasanya gue kubur" batin alin.

"Ahhh leganya" ucap aluna lega setelah meminum minumannya, lalu menatap mereka bertiga tajam.

"Hehehe piss lun" ucap Alya terkekeh sambil mengangkat jari telunjuk dan tengahnya, sedikit takut dengan tatapan yang Aluna berikan.

"Hehe iya lun gak sengaja tadi, kita tuh tadi reflek teriak pas liat lu disini" jelas Aira tak urung dia juga agak merasa takut dengan tatapan tajam milik Aluna takut-takut Aluna marah kepada mereka.

"Gue gak ikutan ya lun, tuh mereka berdua yang teriak, gue mah diem-diem doang" ucap alin kepada Aluna, takut-takut dia juga akan kena marah oleh Aluna.

Aluna masih menatap mereka bertiga dengan tajam tidak bersuara sedikitpun, dia kesal dengan mereka bertiga ya walau yang berteriak tadi hanya Alya dan Aira tapi tetap saja dia kesal. Lalu melanjutkan makannya tanpa menjawab dan melihat kearah mereka bertiga.

Aira, Alya, dan alin yang melihat Aluna dengan tenang melanjutkan makannya dan tidak merespon ucapan mereka, mereka menjadi was-was dan panik.

"Aduh gimana nih Al, Lin" bisiknya kepada alin dan alya bingung harus gimana.

"Lu berdua sih maen teriak-teriak aja, giliran udah kyk gini nanya harus gimana" ucap alin agak kesal.

"Iyaiya kita berdua salah, tapi ini gimana sama Aluna, kalo Aluna marah sama kita berdua gimana dong" bisik Alya kepada alin dan aira. Dia tau itu salah dia dan aira yang mengagetkan Aluna, tapi kan dia juga tidak bermaksud seperti itu.

"Coba ngomong gih, minta maaf sana" suruh alin kepada mereka berdua. Mereka berdua mengagguk.

"Lun"panggil Aira dan Aluna pun menatap tajam keasal suara sambil menaikkan sebelah alisnya.

Aira dan Alya menundukkan kepalanya takut, entah kenapa mereka merasa tidak bisa berbicara dan merasa takut melihat mata tajam dan dingin milik Aluna.

"Hemm lun, kita minta maaf yaa, tadi udah ngagetin lu, dan bikin lu keselek" bukannya Alya dan Aira yang berbicara melainkan alin yang berbicara dan mewakili mereka berdua untuk meminta maaf, dia juga merasa bersalah kepada Aluna, walau tadi dia tidak ikut berteriak.

Misterious girl ( HIATUS SEMENTARA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang