O1. Berisik

25 2 1
                                    

Berisik.

Itu yang sedang dirasakan oleh gadis yang bernama Rain. Gadis itu tengah mencoba untuk menutup rapat-rapat kedua telinganya, namun, apa daya suara yang dikeluarkan oleh pasangan suami istri itu jauh lebih keras dari yang dibayangkan.

Pot bunga yang pecah, meja yang letaknya tak menentu, bahkan sofa pun menjadi sasaran yang dijadikan pasangan tersebut untuk bertengkar.

Tidak hanya Rain yang bersembunyi dibalik pintu kamar, kedua adik kembar nya —Haekal dan Hazel, juga ikut bersembunyi dengan nya. Rasa takut yang melewati apapun menghampiri mereka. Mereka memeluk satu sama lain, mencoba saling menenangkan. Namun mereka tetap menjadi saksi pertengkaran yang tak ada hentinya itu.

Tak terkecuali kedua kakak Rain pun ikut memerhatikan, yang satu peduli dengan adik nya, yang satu lagi tak peduli, acuh terhadap adik nya. Mereka semua tidak bisa tidur karena suara bising yang memenuhi telinga mereka, pikiran mereka pun tidak bisa beristirahat. Ingin rasanya kakak perempuan Rain yang kedua menghampiri mereka, namun tidak bisa, karena kakak laki-laki mereka —yang acuh terhadap adik-adik nya, melarang nya untuk menghampiri mereka.

Alhasil, kakak perempuan Rain —Raya, hanya bisa menenangkan ketiga adik nya dari jauh. Mencoba memberi aba-aba kepada Rain dan kedua adik kembar nya untuk tetap diam, dan saling memeluk. Rain menarik nafas dalam-dalam, berusaha untuk menjadi kakak yang baik bagi adik nya disaat seperti ini.

Rain sudah berumur 15 tahun, kedua adik kembar nya masih berumur 11 tahun. Masih cukup muda daripada kedua kakak nya yang sudah kuliah. Kakak yang kesatu —Jeffry, berumur 20 tahun, dan kakak yang kedua, Raya, berumur 18 tahun juga.

Rain sudah mengerti, bagaimana cara untuk menenangkan anak-anak. Namun Rain dan adik kembar nya itu kurang dekat, cukup susah untuk Rain menenangkan mereka, karena mereka tidak terlalu dekat. Baik Rain dengan adik kembar nya, maupun Haekal dan Hazel yang tidak dekat dengan kakak nya, Rain.

Suasana masih mencekam, pasangan suami istri tersebut masih bertengkar hebat.

Rain menahan tangis nya, takut jika kedua adik nya ikut menangis. Namun, apa daya Rain tidak kuat atas apa yang ia dengar sedari tadi.

Rain mulai meneteskan air mata nya. Haekal yang merasakan bahwa bahu kakak nya bergetar langsung memeriksa kakak nya. Benar saja, disitu Rain sedang menangis dalam diam, Hazel pun ikut menyadari.

Haekal yang ikut bersedih pun mencoba untuk memeluk kakak nya lagi, "Teh, jangan nangis ya.." ucap Haekal lirih. Ia sendiri tidak kuat menahan tangisannya, ia langsung menangis juga ketika melihat kakak nya tersebut menangis. Hazel tak mau kalah, ia juga ikut menangis.

Rain yang mendengar ucapan Haekal, semakin menangis. Mengingat bahwa mereka berdua tidak dekat, tapi mereka masih bisa saling menenangkan.

Hazel yang sedang menangis ikut berkata, "Kalo Teteh nangis, nanti Jejel ikutan sedih," ucap Hazel terbata-bata karena tangisannya itu.

Tentu saja, Rain semakin menangis, namun ia tersenyum kepada kedua adik nya tersebut. Rain semakin memeluk erat kedua adik nya.

Disisi kedua kakak Rain, mereka sedang bertengkar kecil. Raya yang mengkhawatirkan adik-adik nya, dan Jeffry yang tidak peduli kepada Raya maupun adik-adik nya.

"Gila ya lo, pikirin adek-adek lo! Jangan bisa nya cuma mikirin pacar lo doang!"

Jeffry menatap Raya dengan penuh amarah. "Apa? Mau marah? Silahkan, gak takut kok gue."

Ingin rasanya Jeffry menampar adik nya tersebut, namun ia masih ada rasa kasihan kepada adik nya tersebut. Akhirnya ia mengurungkan niat nya, ia memilih untuk diam dan mendengarkan ocehan-ocehan dari Raya.

Hingga, tiba-tiba suasana menghening. Mereka semua terdiam, ketika ucapan tersebut keluar dari suami sang istri, 'Kita, cerai.'

Deg. Semua pasang mata disana melihat kearah dimana kedua insan tersebut tengah bertengkar.

Semuanya terlihat kaget tidak percaya. Bahkan istri nya pun ikut kaget atas ucapan yang dikeluarkan suami nya.

Bagai ditusuk ribuan rintikan hujan, Rain hancur. Semuanya ikut hancur. Keluarga itu sudah hancur sekarang. Tidak ada lagi harapan untuk keluarga harmonis itu kembali. Sudah pupus harapan Rain.

Jeffry yang bahkan tidak peduli atas kejadian tadi pun ikut hancur. Rasanya, sakit. Dada nya sesak. Raya pun ikut merasakan.

Haekal dan Hazel semakin memeluk kakak nya. Orang-orang di dalam ruangan itu sama hancur nya.

"Yah..." Jeffry membuka suara. Berbicara dengan gemetar menahan rasa tangis yang ia tahan sedari tadi. Ayah nya tidak peduli, ia tetap keukeuh atas keinginan ingin cerai nya itu. Raya memeluk kakak nya, tangisan Jeffry tak terbendung, ia langsung menangis di pelukan Raya. Raya sendiri ikut menangis, saling meluapkan rasa kesedihan nya terhadap satu sama lain.

Istri nya, yaitu Ibu dari kelima anak tersebut, ikut menangis. Tak percaya akan ucapan yang keluar dari mulut suami nya. Pernikahan yang mereka bangun bertahun-tahun hancur begitu saja.

Istri nya merutuki selingkuhan sang suami dalam diam. Rasa emosi dan sedih bercampur aduk. Rasanya, ingin ia menjambak selingkuhan suami nya tersebut, karena telah merebut suami nya, yang bahkan sebelumnya mereka baik-baik saja sebelum perempuan itu ikut masuk ke dalam kehidupan keluarga tersebut.

Kini, ruangan tersebut penuh dengan suara isak tangisan. Dari Rain, Haekal dan Hazel, Jeffry, Raya, maupun kedua orang tua mereka.

Suami dari istri tersebut ikut menangis. Merasa bahwa itu keputusan yang paling tepat, karena ia sekarang sudah benar-benar jatuh cinta dengan perempuan yang ia temui baru-baru ini. Merasa tidak tega juga karena ia juga masih menyimpan sedikit rasa untuk istri nya itu. Walaupun memang sekarang rasa kepada istri nya itu tidak utuh lagi seperti saat awal mereka jatuh cinta.

Perempuan yang menjadi selingkuhan suami nya tersebut, tega menggoda suami nya. Menghasut agar selalu dengan nya, lalu menceraikan istri nya. Semua yang diminta perempuan tersebut dilakukan oleh sang suami.

Memang, semua orang akan dibutakan ketika jatuh cinta.

Suami nya jarang sekali pulang ke rumah, anak-anak nya hanya tau bahwa ayah nya bekerja jauh. Aslinya, ayah nya tengah berduaan dengan selingkuhan nya. Memang dasar suami tak setia.

Kalau Rain bisa memutar waktu, ia ingin menghempas jauh-jauh selingkuhan ayah nya agar ia tak mendekati ataupun menggoda ayah nya lagi.

Sakit rasanya ketika Rain melihat Ibu nya menangis tak tahu harus berbuat apa. Rain bagaikan mendapatkan aliran kesedihan dari Ibu nya. Kedua adik dan kakak nya pun ikut bersedih.

Malam itu, akan menjadi malam yang paling membekas bagi mereka semua. Kenangan paling buruk yang tak akan mereka lupakan, terlebih Rain. Tidak mudah bagi nya untuk melupakan suatu kejadian buruk, seperti sekarang.

Pada akhirnya, keluarga itu tidak akan kembali lagi menjadi keluarga yang harmonis.

___

Vote yuk! 🌟

HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang