KEKACAUAN

5 0 0
                                    

"Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan dilakukan oleh monster api itu terhadap kedua anakku," ucap Jaya cemas.

Yapto dan Deri saling bertatapan. Kemudian Deri mendekati Jaya dan menghiburnya. "Tenanglah, tidak perlu panik. Kami akan membantumu untuk menemukan Banus dan Pati," ucap Deri sambil mengelus pundak Jaya.

Lantas mereka mulai mencari Banus dan Pati di sekitaran rumah. Mungkin dari sana mereka bisa menemukan petunjuk. Namun setelah berkeliling, di antara tiga pria itu tidak ada yang menemukan petunjuk apa pun. Darah yang terdapat di dapur tidak ditemukan di tempat lain. Ini terasa aneh. Lalu Deri mengusulkan untuk masuk menyisir hutan. Seperti perkataan Jaya sebelumnya jika monster api itu sempat muncul di dalam hutan.

"Banus! Pati! Di mana kalian?" Teriak mereka bersamaan. Semakin dalam, mereka justru tidak menemukan petunjuk apa pun kecuali beberapa batang pohon yang hangus. Itu pun berada di awal pertama kali mereka masuk. Karena tidak menemukan lagi hal yang mencurigakan, Deri memutuskan untuk menghentikan sementara pencarian. Yapto juga sedang menghubungi kantornya karena butuh bantuan personil yang banyak.

Jaya merupakan warga baru di desa Kaliwa. Ia pindah dari kota Bandung satu tahun yang lalu. Jaya memang terkenal penyendiri. Jarak rumah Jaya dengan rumah tetangga terdekatnya saja hampir tiga kilometer. Hal tersebut membuat Deri dan Yapto kesulitan untuk meminta bantuan. Padahal jika Jaya mau bermasyarakat tentu hal seperti ini bisa menjadi ringan.

Jaya sebelumnya adalah pria supel dan punya keluarga bahagia. Ia merupakan ayah dari dua anak yang lucu-lucu, serta seorang suami yang begitu hangat bagi istrinya. Namun sosok Jaya berubah total ketika suatu tragedi menimpa sang istri. Wanita yang paling dicintainya itu meninggal akibat kecelakaan. Dan ini merupakan kegetiran paling berat yang ia alami seumur hidup. Jaya berbalik menjadi sosok pendiam, tanpa ekspresi lengkap dengan tatapan yang dingin.

Orang yang dekat dengan Jaya hanya Deri. Jadi jika Jaya butuh bantuan, ia pasti akan menghubungi Deri.

Di saat menunggu bala bantuan, Yapto mengendus bau anyir. "Tunggu!" ucap Yapto. "Kalian cium ...."

"Ini bau ... astaga! Monster api itu mengincar sapiku juga!" Sontak Jaya berlari menuju kandang sapi. Lalu disusul Deri dan Yapto.

Saat pintu kandang terbuka, mereka langsung disuguhkan bau yang amat menyengat. Yapto pun menyalakan senternya. Ada banyak organ sapi yang berserakan di lantai. Beberapa di antaranya hangus terbakar.

"OH YA TUHAN!" Mata Deri membelalak. Tidak sanggup. Ia segera keluar dari kandang dan muntah.

"Monster api itu sudah membolongi perut sapimu," ujar Yapto. Ia mengarahkan senter ke salah satu sapi yang sudah mati. "Dan matanya meleleh."

BANUS(PATI) : TEROR MONSTER APITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang