TERBAKAR

6 0 0
                                    

Jaya tidak tahu harus berkata apa. Ia hanya geram. Rasanya ingin membalas ulah monster api itu. Sudah menculik anaknya, kini makhluk sialan itu mengincar hewan ternaknya. Namun, dari luar tiba-tiba saja Deri berteriak. Jaya dan Yapto kompak menengok ke belakang.

"Jaya, Yapto, kemari!" panggil Deri. Ia begitu panik. "Aku lihat dia. Aku lihat monster api itu terbang cepat seperti roket."

"Ke mana?" sergah Jaya.

"Gudang," jawab Deri sambil menunjuk ke arah samping rumah Jaya. "Dia bukan makhluk mitos. Dia beneran nyata."

Jaya, Yapto, dan Deri pun bergegas mencari sosok monster api itu. Mereka tidak boleh melewati kesempatan ini. Sosok yang selalu meresahkan banyak warga itu harus segera ditumpas sebelum jatuh korban yang lainnya.

Yapto mendadak berhenti. "Kita perlu strategi," ujarnya pelan. "Jaya, apa kau punya selang air yang panjang?"

Jaya mengangguk.

"Bagus. Aku akan pancing dia keluar," ujar Yapto. Jaya dan Deri terkejut karena keberanian Yapto. Namun, mereka merasa keberatan dengan tekadnya itu. Jaya dan Deri pun berusaha keras menghalanginya, tapi sia-sia. Bayangan tentang sosok monster api itu saja sudah membuat mereka merinding apa lagi tadi makhluk tersebut telah membolongi tubuh sapi dan menghanguskan matanya. Namun Yapto benar-benar keras kepala. Jaya yakin bahwa sebenarnya Yapto sendiri merasakan ketakutan yang sama, tapi tidak mau mengakuinya. Hingga pada akhirnya dia pergi sendiri menuju gudang sambil membawa senapan dan senter.

Yapto membuka pintu gudang dan menyoroti ruangan dengan senter. Ia siap membidik sang monster api dengan senapan. "Keluar kau!" bentak Yapto. Rahangnya mengeras. "Banus, Pati, apa kalian ada di sini?"

Refleks, Yapto memutar balik badan saat merasakan sesuatu baru saja lewat di belakangnya. Ia jadi waswas. Tangannya gemetaran. "Ayo keluar! Hadapi aku!"

Yapto memutar balik badannya lagi dengan cepat saat dirinya merasakan sesuatu baru saja lewat di belakangnya. Kengerian ini memacu detak jantung. Napas semakin memburu. Ia mulai mendapat firasat buruk.

Di sela-sela langkah kakinya, tiba-tiba saja cahaya senter meredup dengan sendiri dan ia menjadi semakin takut saat senternya meleleh. Yapto pun melihat sebuah cahaya jingga memantul dari senapannya. Oh tidak! kepala Yapto terasa amat panas. Ia pun sadar jika sosok yang dicari-carinya kini berada di belakangnya.

"Hai, paman!"

Seketika suara letupan senapan terdengar. Jaya menyaksikan itu dari luar. Ia berharap Yapto berhasil keluar dari gudang dengan selamat. Namun sepersekian detik kemudian gudang itu justru terbakar. Apinya langsung mengganas. Jaya mematung. Pupus sudah harapan Yapto bisa selamat.

BANUS(PATI) : TEROR MONSTER APITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang