Latihan

562 9 2
                                    

[Joohyuk's room; current time]

Dinginnya lantai yang terasa ketika aku berjalan menghampirinya memberikan sensasi yang mendebarkan. Rasanya jantungku akan pecah karena debarannya yang semakin cepat, menyenangkan!

Mata birunya yang besar menatap lurus ke arahku, tanpa setitikpun sinar kehidupan.

Mungkinkah permainan ini sudah berakhir?
Ayolah, aku belum merasa puas.
Dan sekarang pandangannya itu mulai membuatku kesal. Memang dia pikir dirinya siapa berani memandangku seperti itu?

Aku membungkuk, kutarik rambutnya yang terpotong berantakan hingga matanya sejajar dengan mataku lalu kugunting bagian di sekitar rongga matanya.
Mata yang cantik.

Ia terjatuh kembali di atas lantai, kali ini tanpa mata birunya yang menyebalkan.
Wajahnya masih menghadap ke arahku, dengan rona pucat dan bercak-bercak merah.
Ya, wajah itulah yang ingin kulihat.
Wajah yang mati, bukankah itu indah?

Tanpa sadar aku mulai tertawa, terbahak hingga kakiku lemas.
Cairan kental berwarna merah merembes ke dalam celanaku ketika aku duduk di sampingnya. Cairan yang sama dengan yang mengalir dari tempat di mana seharusnya terdapat sepasang mata. Mungkin jika ia bisa bicara, ia akan memakiku sejadi-jadinya.

Tapi ia tidak bisa.

Tak akan ada satu katapun yang terucap dari bibir yang terjahit.

Sekali lagi aku terbahak. Bahkan yang kali ini sampai membuatku terjungkal. Ini sungguh menyenangkan!

Mungkin lain kali akan lebih menyenangkan jika ia kubuat dari bahan yang menyerupai karet alih-alih kain.

"NAM JOO HYUK! SEBELUM KAU KEHILANGAN KEWARASANMU LEBIH BAIK SEKARANG TURUN DAN MAKAN!!"

Itu suara eomma. Ia pasti mendengar tawaku.

Baiklah, cukup sampai sini saja latihannya.

Kunyalakan lampu dan berganti pakaian yang sudah lengket terkena tumpahan sirup merah. Mungkin nanti saja baru kubersihkan lantainya.

Sambil berhati-hati agar tidak menginjak cairan sirup yang lengket, kuhampiri boneka kain seukuran manusia yang tadi kupakai untuk latihan, mengangkatnya dari genangan merah menyerupai darah dan meletakkannya di rak.
Dengan seadanya kuletakkan kembali potongan kain bergambar mata yang tadi kugunting.
Yah, ini semua hanya latihan untuk peran di drama terbaruku, peran sebagai psikopat. Susah juga.

Teringat ponsel yang sempat berbunyi selama latihan untuk adegan pembuka di drama yang akan kuperankan tadi, kucoba mengingat-ingat di mana kuletakkan ponsel itu.
Ketika menemukannya, langsung kulihat layarnya.
Sebuah pesan masuk, dari Geumhee.

'[reply from Geumhee]
Ada motif terselubung apa kau mengirimiku text? Aku sedang tertidur pulas jika saja pesanmu tak mengusikku.'

Entah kenapa aku tersenyum geli seakan seseorang sedang melontarkan lelucon yang lucu.
Jariku mulai mengetik balasannya.

'[reply to Geumhee]
Aku rindu, ingin bertemu'

Ya, itu yang sebenarnya.
Aku sangat ingin bertemu dengannya, terakhir kali kami bertemu adalah saat malam ia menangis di pelukanku dan mengakhiri hubungan kami sebagai sepasang kekasih.

Itu sudah lama....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sepenggal cerita pendek (banget) tentang Nam Joo Hyuk *actor+model* #FanFictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang