PROLOG

48 11 0
                                    

Hujan.

Nadine paling benci musim hujan. Karena hujan sungguh merepotkan bagi Nadine yang notabenenya anak paling mager.

Dengan berat hati akhirnya Nadine memilih untuk pulang walaupun masih hujan lumayan deras.

Tidak ada pilihan lain, batin Nadine.

Nadine melewati jalanan banjir dengan motor matic kesayangannya, ditambah lalu lintas yang terhambat membuat Nadine semakin kesal karena ia sudah capek dan ingin segera pulang.

Sampai di saat motor Nadine tiba-tiba mati di tengah jalan, di situlah Nadine rasanya ingin menangis. Banyak orang yang mengatai Nadine dan memarahi Nadine karena membuat lalu lintas semakin macet.

Akhirnya Nadine memilih untuk menuntun motornya di toko dekat jalan dan Nadine menunggu kakaknya datang, sampai orang itu datang.

Layaknya malaikat yang dikirimkan Tuhan untuk menolong Nadine di tengah hujan.

"Udah bener motornya kak, jadi gausah nangis lagi ya."

Tangan besarnya itu mengelus kepala Nadine dengan lembut membuat Nadine tiba-tiba merasakan kupu-kupu di perutnya.

---

"Sini kak aku bantuin ngerjain rangkumannya."

"Iya udah, ini kamu tandain yang penting aja." ujar Nadine.

"Oke kak."

Sret.

Tiba-tiba di pipi Nadine ada coretan stabilo, membuat Nadine terkejut.

"Kenapa pipiku yang dicoret?" tanya Nadine dengan raut kesalnya.

"Kan kakak penting buat aku."

---

ADKEL || PARK JISUNG





---

holaa!! lama sudah tidak berjumpa!! aku kembali bawa cerita baru tentang park jisung jadi adek kelas hehe.

lanjut?
yes or no


ADIK KELAS || PARK JISUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang