Bel pulang sekolah sudah dari tadi berbunyi, tapi anak-anak kelas XII IPS 1 masih belum beranjak dari tempat duduknya masing-masing.
"Kapan hujannya berhenti yaampun." keluh Gista yang sedang tertidur di bangku tepat di sebelah Nadine."Ini pasti gara-gara si Haekal dari tadi nyanyi 'Tuhan turunkan hujan' jadi dikabulin kan sama yang diatas!" ujar Dimas, musuh bebuyutan Haekal.
"Gak enak banget dah masa yang dikambulin yang jelek-jelek, coba aja minta jadi ganteng gak pernah dikabulin." keluh Haekal membuat Nadine tertawa kecil.
"Gas aja lah, udah hampir reda gini kok." Ujar Mahen yang baru saja masuk ke dalam kelas.
Gista langsung terbangun dari rebahannya mendengar ucapan dari Mahen. "Beneran Hen? Ayo Nad pulang." Ajak Gista dengan semangat.
"Masih hujan gini Gis, tunggu sampe nggak hujan aja." balas Nadine yang malas naik motor hujan-hujan.
Biasanya Nadine dianter sama salah satu kakaknya tapi karena kedua kakaknya itu pada sibuk akhirnya Nadine berangkat sendiri deh bawa motor.
"Masalah si nino belum aku kasih makan Nad." rengek Gista. Si nino itu kucing baru Gista yang dapat dari sepupunya.
"Hadeh, masa di rumah kamu gaada orang?" tanya Nadine dijawab gelengan oleh Gista.
"Guys, pulang duluan yaa!" Ujar Yudha yang sudah siap untuk pulang.
"Eh ujan-ujan? Tiati masuk angin Yud!" Ujar Haekal dan Yudha hanya memberikan jempol tangannya.
"Ikutan ah, pulang nggak Dim?" tanya Haekal pada Dimas. "Yaudah lah ngikut, udah reda juga." balas Dimas lalu mereka berdua pamit untuk pulang.
"Ayo kita ikut pulang Nad, kalau kamu gak pulang, yaudah aku sendirian aja gapapa kok." ujar Gista lalu bersiap menggunakan jaketnya.
"Beneran kamu nekat hujan-hujan Gis?"
"Kan ada jas hujan Nadine sayang."
"Oh iya, yaudah deh aku ikut pulang. Tungguin!" Ujar Nadine
"Iya ini juga aku siap-siap."
Selesai bersiap mereka berdua langsung menuju parkiran motor dan mengenakan jas hujan masing-masing.
"Nad, aku duluan ya. Kamu hati-hati bawa motornya." Ujar Gista. Nadine menggangguk lalu melambai ke arah Gista.
"Kamu juga hati-hati!" Ujar Nadine sambil memasang helm di kepalanya.
Nadine segera menyalakan motornya dan meninggalkan parkiran motor sekolahnya.
Tepat saat ia keluar dari parkiran motor, Nadine melihat moge yang berada di belakangnya dengan suara knalpot bising yang membuat Nadine terganggu.
"Knalpot berisik banget sih, ganggu."
---
Deg.
Nadine terkejut melihat jalan menuju rumahnya banjir dengan ketinggian yang lumayan dalam.
"Aduh gimana ini, mana macet juga lagi." Keluh Nadine sambil terus mengantre di barisan motor lalu perlahan maju.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADIK KELAS || PARK JISUNG
FanfictionBerawal dari motor Nadine mati di tengah jalan waktu banjir, lalu tiba malaikat penyelamat yang ternyata adalah adik kelas Nadine sendiri. Nadine yang paling suka dengan lelaki yang dewasa, akankah ia berpaling menyukai lelaki yang lebih muda denga...