01

47 9 0
                                    

Aku menghela nafas melihat beberapa tumpukan buku yang ada di depanku. Jam dinding sudah menunjukkan pukul tiga sore, yang mana kelas tempatku duduk kini sudah tidak ada orang, sama sekali.
Mencatat materi dan beberapa tugas yang kulewatkan, itu yang sedang ku lakukan sekarang.

Salahkan tubuhku yang mudah sakit ini yang mana membuatku izin untuk tidak masuk selama tiga hari.

Aku sudah kelas akhir, tapi masih sering tidak hadir karena sakit. Tenang, ini bukan sakit yang bagaimana-bagaimana, hanya saja tubuhku ini sering masuk angin yang mana membuatku merasa pusing, panas dan tidak selera makan. Dan jangan tanya berapa banyak materi yang harus ku kejar. Padahal hanya tiga hari, tapi kenapa bisa habis sampai lima lembar di setiap pelajaran?? Menyebalkan.

Saking sibuknya mengeluh, aku sampai lupa memperkenalkan diriku kepada kalian.

Hai, aku Amita, Amita Samasta. Aku sekarang duduk di kelas 12 MIPA 2. Aku lumayan pintar, selalu masuk 3 besar di kelas dan jarang membuat masalah di sekolah. Bisa dibilang namaku cukup terjaga disekolah ini. Aku juga lumayan sering diikutkan dibeberapa lomba seperti cerdas cermat dan olimpiade antar SMA.

Tapi, aku sama sekali tidak pernah menang...

Hahaha, iya, cuma masuk 3 besar saja. Aku tidak sepintar itu sampai bisa meraih peringkat pertama, banyak peserta dari sekolah lain yang sepuluh kali lebih pintar daripada aku.

Aku anak tunggal. Aku hanya tinggal bersama Ibuku, sementara Ayah bekerja menjadi TKI hampir 7 tahun. Kalau tidak salah Ayahku mulai bekerja disana sejak aku kelas 5, dan sekarang aku sudah kelas 12. Beliau benar-benar bekerja keras disana, dan aku selalu menanti panggilan telepon darinya.

Dan Ibuku, beliau seorang ibu rumah tangga biasa. Gaji yang didapatkan Ayah lebih dari cukup untuk menghidupi kami berdua, yang mana itu membuat Ibuku tidak perlu sampai mencari pekerjaan untuk menambah penghasilan. Ayah juga tidak akan membiarkan Istri kesayangannya itu bekerja keras apalagi sampai membuatnya jatuh sakit. Dia sangat mencintai Ibuku, bahkan mungkin lebih dari dia mencintaiku? Huh...

Ayahku itu—hahaha dia sangat bucin.

Oke, kembali ke topik dimana catatanku kini sudah selesai.

Cepat-cepat aku memasukkan buku serta peralatan tulis lainnya lalu bergega segera keluar kelas. Kembali melihat kearah jam, ternyata sudah setengah empat sore. Waktu yang lumayan singkat untuk mencatat beberapa pelajaran sebanyak tadi, aku cukup berbangga pada tangan cekatanku ini.

Ya... walaupun sekarang ini sudah lumayan larut untuk ukuran anak sekolah yang hendak pulang ke rumah.

Merogoh saku untuk memeriksa handphone, aku mendapati beberapa pesan dari grup kelas, beberapa teman-temanku dan Ibuku-padahal tadi aku sudah izin kepadanya untuk pulang lebih lama, tapi perempuan berusia hampir setengah abad itu masih saja mengkhawatirkanku.

Ibu:
Ta
Kok belum pulang km?
Ibu sdh masak, cpt pulang y

Me:
👍

Setelah chat itu terkirim, aku juga membuka beberapa pesan dari temanku yang menanyakan tugas hari ini dan juga grup kelas yang terlihat ramai. Apakah aku melewatkan hal penting?

Ngomong-ngomong aku masih berjalan ketika membalas pesan-pesan tersebut.

Tidak ada yang penting ketika aku membukanya, hanya pesan tidak jelas yang dikirimkan teman cowok kelasku dan juga balasan kesal dari sahabatku. Hahaha, mereka bertengkar ringan ternyata. Memang bukan hal baru lagi.

Asyik membuka beberapa pesan, langkahku dibuat berhenti dengan satu pesan yang dikirim seseorang kepadaku. Entah kenapa darahku terasa berdesir lebih cepat dari biasanya saat membaca pesan tersebut.

Find Him AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang