~alasan tuhan memisahkan kita saat ini, karena cemburu. Mungkin cinta kita terlalu sempurna, sehingga tuhan memberikan sedikit cobaan untuk menguji kesempurnaan dan sekuat apa cinta kita~ Regan
Semakin hari, kesibukan Regan sebagai seorang pengusaha kian menghabiskan banyak waktu dengan pekerjaannya. Di usia anak-anaknya yang semakin mengerti, yang pasti susah untuk meninggalkan mereka. Pasti setiap akan pergi bekerja anak-anaknya tidak mau di tinggal.
"Bang, cepetan pergi. Mumpung Victoria sama Vincent lagi di bawa ayah sama Rain." suruh Revan, sejak tadi Revan membantu Regan menyiapkan perlengkapan untuk ke kantor. Mulai dari baju kantor, jam tangan, kaos kaki, sepatu dan tas. Semua itu terpaksa ia lakukan, agar sang kakak cepat-cepat pergi ke kantor agar anak-anaknya tidak menangis.
"Aduh bentar, sepatu gue yang kiri belum di iket." ujar Regan, masih sibuk mengikat tali sepatunya yang kanan.
Tanpa pikir panjang Revan langsung berjongkok mengikat tali sepatu kakaknya dengan cepat. Melihat Revan melayaninya seperti seorang istri yang membantu suaminya akan berangkat kerja membuat Regan ingin tertawa. Bahkan Revan bisa begitu cekatan saat menyiapkan semuanya. Ia juga di suapi, karena ingin cepat-cepat dirinya berangkat ke kantor.
"Ck, Van. Gue belum cium anak-anak gue." goda Regan dengan wajah cemberut.
"Gue penggal kepala lo ya. Gue dari tadi bantuin lo siap-siap ke kantor biar lo nggak ketemu si kembar. Ini malah mau cium, bisa nangis itu anak-anak lo." sentak Revan, kesal dengan perkataan kakaknya.
"Ya, kalo nangis kan ada lo sama Rain yang bisa buat ajak mereka jalan-jalan." kara Regan santai.
"Ck, anak-anak lo kalo nangis kaya reog semua. Gue angkat tangan." ujar Revan, sambil mendorong kakaknya agar segera pergi.
Sudah beberapa hari, Revan membantu kakaknya untuk menyiapkan perlengkapan kakaknya untuk pergi ke kantor. Tak lupa kadang ia juga mengantarkan makan siang, saat kakaknya mengatakan ingin makan masakan sang ibu.
***
Hari demi hari, Regan selalu sibuk dengan kedua anaknya di rumah. Setelah pulang dari kantor ia langsung membersihkan diri, lalu menemani anak-anak bermain. Seperti sekarang ini, ia harus mengganti pempers Vincent karena buang air besar. Dengan telaten ia membersihkan putranya, tangannya cekatan mengambil ini itu untuk membersihkan Vincent.
Ketika sudah semua, Regan meraih pempers baru untuk di pasangkan pada Vincent. Baru akan mengangkat kaki putranya, dia malah melihat air mancur yang tak sengaja mengenai wajahnya.
Regan terkikik geli, lalu memujul pelan paha sang putra. Membuat bayi itu tertawa riang.
" Dasar nakal, kenapa harus pipis tiba-tiba sih. Wajah ganteng Daddy jadi kena pipis kamu " ujar Regan
Regan
Vincent terus mengoceh setelah pakai pempers, setelah membereskan pempers kotor Vincent. Aku langsung pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka, sekalian ganti baju.
Ku lihat Victoria tertidur pulas, dia tidak pernah rewel. Anak yang kuat dan hebat, meskipun tangannya sakit dia tidak banyak menangis.
" Vincent tidur dong, Daddy mau ngurus kerjaan " ujar ku
Author POV
Vincent terus membuka matanya dengan cerah, anak itu tanpak tidak mengantuk sama sekali.
Genggaman tangan Vincent pada jari telunjuk sang Ayah membuat ocehannya semakin keras. Regan yang harus mengurus beberapa berkas untuk besok terpaksa menghentikan aktivitasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Regan dan Cintanya [END]
Romance"Aquila hamil anak aku, Bunda!" suara serak itu membuat semua orang terkejut. Aquila yang akan membuka pintu menegang, ia tak menyangka Regan akan sadar saat dirinya belum pergi dari sana. Ditambah lagi kini Renatha menatap Aquila dengan tatapan dat...