Cuaca malam ini begitu dingin setelah hujan deras dari pagi hari mengguyur ibukota. Kana merapatkan jaket yang dipakainya sembari menunggu bus kota. Ia menatap jam tangannya yang menunjukkan pukul setengah sepuluh. Malam ini Jakarta sedikit lebih sepi dari biasanya,mungkin karena hujan seharian membuat orang memilih bergelung dalam selimut. Jakarta, kota yang selalu membuatnya ingin pergi.
Seorang Ibu-ibu datang dan duduk tepat di samping Kana ,bersama anak kecil yang Kana kira adalah putranya. Kana tersenyum manis kepada mereka, menyapa,menanyakan hendak kemana. Begitulah Kana,selalu ramah pada siapapun. Setiap orang yang ditemui akan dijadikannya teman,tak heran jika satu kampus mengenal Kana,bahkan supir bus,tukang bubur,tukang gorengan saja kenal sama Kana. ' Hidup sendiri itu ngga enak,Ta. Harus punya banyak temen biar kamu punya banyak cerita. Manusia ga bisa hidup sendiri.'
"Mau kemana,Bu?"
" Mau pulang,kak."
" Ibu jualan ya? Jualan apa Bu?"
" Jualan kue sama nasi bungkus,mbak. Masih sisa banyak. Hari ini lagi sepi."
" Kalo hari biasa langsung habis,Bu?"
" Belum tentu kak. Saya jualan sedapetnya aja,asal cukup buat makan udah Alhamdulillah."
" Kue nya boleh saya beli?"
" Boleh kak,mau beli berapa?
" 20.000 aja."
" Makasih banyak ya kak udah mau beli dagangan saya. Semoga rezekinya dilancarkan terus."
" Amiinn."
Bus yang biasa dinaiki Kana telah tiba. Ia berpamitan kepada ibu-ibu tadi dan bergegas menaiki bus yang menunggunya. Hanya ada 3 penumpang,termasuk dirinya,dalam bus. Kana memilih duduk di bagian belakang. Sambil mendengarkan lagu kesukaannya. Ia memejamkan mata, menikmati alunan lagu yang menari-nari di benaknya dan diiringi suara rintik hujan yang mulai turun kembali.
Kana merasakan kehadiran seseorang yang duduk di sampingnya,ia membuka mata dan tampaklah seorang lelaki berkacamata dengan sepatu lusuh yang menjadi khasnya.
" Semesta?"
Lelaki itu tak menghiraukan Kana, ia malah memejamkan matanya.
" Ta."
" Semesta."
" SEMESTAA!!"
" Semesta sedang ingin beristirahat."
" Ih,aku mau ngomong. Penting bangett ini Ta."
" Apa?"
" Tadi kan waktu aku nunggu bus di halte,ada ibu-ibu jualan kue sama anak kecil. Kasihan banget dagangannya masih banyak. Yaudah aku beli deh. Anaknya tadi gimana ya? Sekolahnya gimana? Mereka tinggal dimana?, Aku tadi mau nanya banyak tapi gak sempet."
" Aku lebih khawatir sama kamu,Na."
" Kenapa?"
" Kamu terlalu banyak menyelam dalam kehidupan orang lain. Peduli boleh,tapi kamu ngga boleh masuk terlalu dalam di kehidupan mereka. Karena kamu punya kehidupan sendiri,Na."
" Tapi hidupku memang ditakdirkan untuk itu,Ta."
" Kamu hanya akan merusak segalanya."
" Apa aku sudah merusak hidupmu,Ta?"
" Hidupku tidak akan pernah bisa kau masuki."
Kana tersenyum menatap mata legam Semesta yang selalu membuatnya kagum.
" Kenapa mata kamu hitam,Ta?
" Mau ke dokter?"
" Ngapain?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta
General Fiction"Semesta,kamu pernah jatuh cinta?" "Pernah." " Sama siapa?" Dalam keheningan petang dan tepat saat seluruh cahaya senja di telan laut, Semesta mengecup bibir Kana dengan lembut, keduanya saling berbalas perasaan melalui dua bibir yang bersatu dengan...