🍁🏡🍁

4.1K 444 136
                                    

Di chapter ini udah nyeritain kehidupan mereka di canada yaa...
yang lupa boleh baca lagi chapter 1
.
.
.
.
.

Canada pagi ini terasa lebih dingin. Daun daun mapel sudah mulai berguguran, namun dinginnya pagi itu tak melunturkan semangat Chenle untuk membingkis perlengkapan rumahnya untuk di bawa ke rumah baru. Jujur ia tak bisa tidur semalam. Dan tepat pukul 2 dini hari ia mengendap keluar kamar meninggalkan Jisung yang terlelap.

Ia sangat antusias dengan kepindahannya. Beberapa pot tanaman serta bibit bibit buah buahan sudah ia pack dengan sangat aman, tak ingin tanamannya rusak dalam perjalanan nanti.

"Sayang" panggil Jisung saat keluar kamar dengan rambut acak acakan khas bangun tidur.

"Morning daddy" sapa Chenle yang masih fokus pada barang barangnya.

"Ini, udah kamu pack semua?"
"Jangan bilang kalau kamu ngga tidur semalam" ujar Jisung saat melihat ruang tengah mereka sudah banyak tumpukan kardus.

"Hehe, akunya nda sabar"
"Nda bisa bobo juga, jadi yaudah aku bungkus semuanya" cengirnya tanpa rasa bersalah.

"Hh..., ngga lupa kan kalau sekarang kamu ngga sendiri? Ada malaikat kecil yang kamu bawa kemana mana, yang bergantung ke kamu"
"Jadi dedeknya ngga di ajak tidur semalem?" Tegas Jisung yang khawatir akan kesehatan Chenle dan calon bayinya jika kurang istirahat.

Wajah Chenle berubah murung, benar ia sudah berbadan dua saat ini, harusnya ia lebih menjaga dirinya dan calon bayinya.

"Maaf" cicitnya sembari mengusap air matanya yang tiba tiba jatuh.

Jisung yang tak tega langsung memeluk Chenle, menangkan suami kecilnya itu.

"Lain kali jangan di ulangi ya"
"Kasian kan kalau dedeknya ngga tidur?"

"Hu.um" angguknya setuju.

"Sekarang kamu duduk di sofa, biar mas yang lanjutin dan bikin serapan" tutur Jisung dengan nada lembutnya.

"Maaf" cicit chenle lagi.

"Iya sayang"

CUP

Dikecupnya bibir itu singkat untuk mengembalikan senyum manis suaminya.

Chenle yang patuh langsung duduk di sofa ruang tengah, mengelus perutnya dan berpikir bisa menidurkan sang calon bayi. Tapi tak lama malah ia yang tertidur. Jisung yang melihat itu dari pantry mereka hanya tersenyum. Menghentikan acara menyiapkan sarapannya dan beralih pada barang barang yang Chenle siapkan. Mungkin serapan sedikit siang tak masalah, yang terpenting kedua bayinya beristirahat.

🍁🏡

"Jangan lariii" cegah Jisung saat Chenle langsung berlari setelah keluar dari mobil. Suaminya itu langsung sumringah saat melihat bayi tetangga barunya itu terlihat menunggu kedatangannya.

"Jioooooo" panggil Chenle pada bayi tetangga barunya itu. Bayi itu terlihat girang dalam gendongan sang papa.
"Jio seneng ya uncle dateng lagi? Kemarin mainnya kurang ya? Nanti kita bisa main tiap hari" ujar Chenle saat balita itu mengadahkam tangan kecilnya pada Chenle meminta untuk di gendong.

"Jio, sama papa dulu ya, uncle nya mau beberes dulu, nanti kita main lagi" bujuk Jaemin pada buah hatinya yang masih memeluk Chenle.

"Ngga papa kak, kan ada mas- YA TUHAN MAS" Panik Chenle saat tubuh Jisung penuh dengan tas bawaannya.

"HUAAAAA" Bayi dalam gendongan Chenle tiba tiba menangis saat mendengar teriakan Chenle.

"Oh oh oh, maaf sayang, Jio kaget ya? Maafin uncle hm? Maaf sayang"
"Kak maaf" cicit Chenle saat menyerahkan bayi itu pada sang papa muda.

just you ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang