[3] Shape of You

2.6K 104 2
                                    

—0.0—

Rating:
Explicit

Relationship:
Jeon Jeongguk as Erland & Kim Taehyung as Natha

Additional Tags:
CEO! Jeongguk & Secretary! Taehyung, Marriage Life, Backstreet Relationship, Heavy Make Out Session in Office, Nipple Play, Nipple Licking, Nipple Sucking, Daddy Kink, Spanking as Punishment, Moaning, Cumming

—0.0—

—0

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—0.0—

Natha menghela napas gusar setelah membaca pesan dari sang suami yang merangkap jadi atasannya itu. Ia tentu tahu bahwa ada niat terselubung saat Erland memintanya untuk datang ke ruangan pria tersebut. Mungkin saja akan ada kaitannya dengan keinginan sang suami tadi pagi yang harus terhambat sebab jam sudah terlalu mepet untuk segera berangkat ke kantor.

Menjadi alasan di balik wajah Erland yang terus masam dari tiba hingga detik mereka usai rapat, Natha tak sangka hanya karena tak dapat jatah pagi─sang suami akan terus uring-uringan seperti ini.

"Pak Erland...."

Natha melangkah masuk ke dalam ruangan yang kental akan aroma citrus─benar-benar ciri khas Erland yang begitu menyukai aroma jeruk segar itu. Melihat sang suami yang tengah duduk sembari membaca beberapa laporan juga notulan yang tadi ia serahkan, wajah datar dengan kening bertaut jelas menandakan bahwa pria itu tengah gusar.

Lirik Natha; laki-laki manis yang buat pikirannya kacau balau, datang dengan langkah anggunnya buat Erland segera raih sebuah remote guna mengunci pintu secara otomatis. Tak ingin karyawan lain mengintip juga melihat kegiatan keduanya. Atau menjadikan mereka menjadi bahan gossip sebagaimana kegemaran berbagai gadis di luar sana yang ia yakini doyan sekali membicarakan dirinya.

"Jangan manggil aku pak lagi, by. Kan aku udah bilang kalau ruangan ini udah aku kasih pengedap suara. Anak-anak lain gak bakal denger," gerutu Erland saat Natha kembali memanggilnya dengan sebutan pak dalam keadaan hanya berdua.

Merengut lalu hempaskan bokongnya pada pangkuan sang suami, Natha singkirkan beberapa laporan yang tengah Erland baca tuk ia tepikan ke pojok meja. "Jangan manyun terus, aku gak suka." Ujaenya sembari mengelus pelan dada bidang sang suami yang terbalut kemeja dengan apiknya.

"Salah kamu juga tadi pagi cuekin aku." Gigit kecil cuping telinga milik Natha, Erland rapatkan posisi mereka hingga tubuh keduanya menempel sempurna. "Kamu tega banget biarin aku nyolo sendiri di kamar mandi." Tambah Erland dengan nada merajuk.

Terkekeh dengar ucapan sang suami yang terdengar begitu menggemaskan, Natha jadi geli sendiri begitu membayangkan Erland dengan kegiatannya tadi pagi. Natha jadi sedikit merasa bersalah sebab tak bisa melayani sang suami. "Maaf, abisnya kamu kalau udah main pasti gak cukup satu kali. Yang ada nanti kita telat masuk kantor dan aku harus pake syal biar anak-anak pada gak curiga."

"Tapi aku kangen kamu~" Ujar Erland masih dengan nada merajuknya sembari kecupi telinga bagian belakang Natha dengan sensual. Sengaja untuk bangkitkan gairah sang suami sebab itu adalah titik lemah Natha. "Kita udah empat hari gak main loh, by..."

Tutup mulutnya rapat-rapat saat lidah Erland mulai kurang ajar terus menyusuri lehernya, Natha cengkram pundak sang suami dengan kuat. "Kan itu karena kamu dua hari kemarin ke luar kota. Bukan salah aku dong."

Abaikan ucapan Natha, rasa nafsu yang bergejolak butakan Erland akan dimana keduanya berada. Terus jelajahi leher sang suami dengan bibirnya, kini tangan yang sedari tadi melingkar pada pinggang sempit milik Natha perlahan naik untuk bermain pada pucuk dada suaminya itu. Mengelus hingga mencubitnya kecil dari balik kemeja yang Natha kenakan, Erland menyeringai kala tubuh sang suami perlahan menggelinjang.

"Nghh─Mas Erland....."

Natha kalah. Nyatanya tangan laknat Erland begitu mahir mempermainkan bagian dadanya dengan lihai. Gelenyar yang perlahan ia rasakan buat Natha tak dapat tahan desahan yang perlahan lolos keluar. "Sa─sakit, jangan dicubit, ih!"

"Gemes, by." Erland menyeringai saat Natha menahan tangannya yang bermain pada pucuk dada sang suami. Wajah Natha bahkan sudah memerah dengan mata yang perlahan sayu. "Pucuk dada kamu tegang begini. Aku jadi gemes pengen uyel-uyel. Aku buka dikit kemejanya, boleh?"

"Mau ngapain?" Natha cengkram bagian depan kemejanya saat Erland hendak buka kancing atasnya dengan cepat. "Kamu kalau udah main gini pasti lupa waktu. Bentar lagi kita kan mau pergi nemuin client."

Erland merengut saat lagi dan lagi sang suami melarangnya untuk sedikit bermain-main. "Aku mau ngasih kamu hukuman." Tarik tangan Natha untuk menyatu di belakang punggungnya, Erland tarik dasi ia kenakan lalu mengikatkan dasi tersebut pada pergelangan tangan Natha.

"Kok tangan aku diiket?" Natha terus merengek saat ia tak dapat menggerakkannya tangannya dengan leluasa. Erland benar-benar mengikatnya dengan kuat kali ini sembari tersenyum miring.

"Namanya juga dihukum, by." Menyeringai pelan, Erland buka satu persatu kancing kemeja sang suami hingga tampilkan kulit mulus keemasan yang begitu pukau dirinya. Tak dapat tahan dirinya begitu disuguhi pemandangan yang begitu indah, Erland kecupi bagian dada sang suami sembari memeta pelan. "Aku kasih tanda disini ya, by. Kan gak keliatan."

Belum sempat Natha protes, Erland sudah lebih dulu menghisap keras kulit pada area dadanya hingga meninggalkan bekas kemerahan. "Mas! Nghh─kamu mah~"

Hiraukan protes yang terlontar dari mulut Natha, Erland bawa mulutnya tuk kulum pucuk dada sebelah kiri milik sang suami sementara tangannya bergerak aktif mengelus sembari memainkan pucuk dada yang sebelah kanan. Mainkan pucuk dada yang sepenuhnya menegang pada mulutnya, tak lupa Erland gigit kecil lampiaskan rasa gemasnya pada benda sewarna merah muda itu.

"Ahh─ja-jangan digigit~" Natha hanya bisa mendesah. Dua titik sensitif pada tubuhnya yang Erland mainkan jelas membuat ia tak dapat berpikir jernih. Bahkan tubuhnya perlahan melemah dengan sensasi geli yang terus bersemayam pada perutnya. "Ssh─daddy....."

"Nakal." Berhenti mengulum begitu dengar panggilan yang Natha lontarkan padanya, Erland bersorak senang dalam hati. "Sengaja menggodaku, ya?"

Dan Natha tak dapat kembali menahan desahannya saat Erland kembali mengulum habis pucuk dadanya secara bergantian. Bahkan beberapa tanda merah sudah pasti memenuhi area dadanya kini. Gigitan, lumatan, hisapan yang Erland berikan buat dirinya tak sadar sudah bergerak tak terkendali─menggesek kejantanan keduanya yang sudah mengeras di balik celana kerja.

"Ahh─mhh, daddy Erland..."

Dan ada sesuatu pada dada Natha yang membuat Erland begitu betah bermain hingga sang suami kadang protes saat pucuk dadanya membengkak merah. Tapi benda kecil itu benar-benar membuatnya gemas setengah mati. "Suka, baby?"

"Daddy, u-udah─gak kuat~" Terus menggelinjang sebab rasa geli yang tak tertahankan pada perutnya. Tangan yang terikat membuat dirinya kian tak berdaya. Natha benar-benar berada dibawah kendali Erland sepenuhnya.

Tahu bahwa apa yang sedang ia mainkan adalah kelemahan besar bagi Natha, tak ia hentikan kegiatan mulutnya begitu saja dan terus membuat sang sang suami bergerak gelisah dan tak berdaya. Erland bahkan menyeringai senang kala peluh penuhi dahi Natha walau pendingin ruangan bekerja dengan sebagaimana mestinya.

"Ahh─daddy, aku─shh, ahh, s-stop.... Aku─"

Tubuh Natha bergetar hebat setelahnya. Lalu ambruk menimpa tubuh Erland begitu gelombang kenikmatan menghantam dirinya. Tak sangka bahwa Natha akan keluar hanya karena permainan Erland pada pucuk dadanya. Benar-benar memalukan.

Melepas ikatan dasi pada pergelangan tangan sang suami, Erland bawa kedua tangan itu untuk ia kecup pelan. Tak ingin Natha merasa kesakitan akan kegiatan yang tadi mereka lakukan. "By, sakit gak tangannya?"

Menggeleng lemah, Natha hadiahi cubitan kecil pada lengan sang suami begitu tangannya bebas. "Tanggung jawab kamu, Mas!"

"Tanggung jawab apa, sayang?" Erland mengernyit bingung. Karena menurutnya, yang lebih berhak bertanggung jawab kini adalah Natha yang ikut membuat pusat tubuhnya berdenyut nyeri karena gerakan sensual sang suami di atas tubuhnya.

"Aku gak bawa celana ganti! Sekarang celana aku basah, tau!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐓𝐄𝐌𝐏𝐓𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang