holaa teman orange ku, selamat malam🥱
cuman mau bilang kalo ini hanya cerita iseng untuk mengisi waktu luang aku saja. so pasti ada yang gak nyambung karena aku gak mikir-mikir banget untuk sekarang, yang aku tulis cuman pemikiran sekelebat saja, yang seriusnya nanti saja kalo banyak yang minat huakakak (sok asyik abieeezz)
Tapi walaupun hanya cerita iseng, tetap budayakan vote sebelum membaca teman.
"Bundaaa...."
"Bundaaa...."
"Oh bundaaaaaaa"
1 detik
2 detik
3 detik
"Bunda mana ya, kok gak nyaut."
"Bunda di depan dek, lagi beli sayur." ujar bi Siti yang kebetulan ingin ke dapur
"Eh bibi, yaudah Sila ke depan ya."
"Sarapan dulu to dek?"
"Udah bi, sila mau ke bunda dulu ya."
Arsila Bigail, yang tadinya berdiri di anak tangga terakhir dari lantai dua rumahnya berlari kecil ke halaman depan untuk menemui bundanya yang terlihat sedang bercengkrama dengan sesama tetangga di depan gerobak sayur.
"Bundaa!!!" teriak Sila dengan kedua tangan berdada ria.
"Astagfirullah, kamu ngapain keluar pakai baju kayak begitu? hah!" ujar bunda Nia yang melihat anaknya hanya memakai kaus oversize dipadukan dengan celana hotpants. jadinya kayak gak pakai celana begitu.
"Kenapa bunda?" tanpa beban, sila bertanya dengan muka polosnya.
"Kenapa kenapa, kamu gak lihat di depan banyak cowok lagi jogging?"
"Ya kan di depan bundaaa" ujar sila dengan nada rengekan
"Nyaut ya kamu, Masuk gak! kalo gak, bunda lempar sendal ya!" ancam bundanya
" Iya iya gak usah nyolot dong!" balasnya lalu menjauh tak lupa kakinya yang menghentak pertanda kesal.
"Sila ada perlu apa keluar, tumben banget?" ujar salah satu tetangganya.
Mendengar pertanyaan tante Nida, Sila yang awalnya melangkah untuk masuk ke dalam, melangkah kembali ke samping bundanya yang masih sibuk memilih sayur. "oh iya, sila mau nanyain gasiii tadii"
"Gasi lagi main sama Bimo di depan rumah mama Arni sil."
"Oalah, kalo begitu sila ke de...."
Bundanya yang tadinya sedang menanyakan harga cabai kembali menatap sila dengan muka garangnya dan jangan lupakan sandal jepit merek kecintaan Indonesia yang dia angkat tinggi-tinggi. "Ganti baju dulu Asila Bigail, minta di sambit betulan ya kamu!"
"Iya iya ini mau masuk atuh bunda."
*****
Dan disinilah Sila sekarang, tepatnya disalah satu halaman rumah minimalis majikannya Bimo. di sana terlihat Gasi dan Bimo yang sedang memainkan bulu, lebih tepatnya cuman Bimo, karena Gasi jangan di tanya, tu kucing lagi enaknya ngemper sambil nutup mata jangan lupa kepalanya di ujung tembok.
Btw Gasi Sama Bimo itu kucing pren😤
"Aduh, gasiku ngapain baring disitu?" ujarnya seraya mengangkat gasi ke pangkuannya
"Lebay banget, orang tempatnya memang disitu" ujar garsa yang mendengar nada alay dari tetangganya sekaligus pacarnya.
Ahyar Garsa Pradintya, tetangga lima rumah (bukan lima langkah uhuy) dari seorang Arsila juga menyandang status sebagai pacarnya itu sedang berbaring di dekat Gasi sambil main game.
Sila menatap cowok yang membelakanginya itu dengan mata mengerjap. " Garsa sewot banget kayak anjing" ujarnya lalu kembali menguyel-uyel kucingnya.
Garsa yang awalnya baring membelakangi Sila kemudian berbalik dan menepuk bibir perempuan itu. "Heh, siapa yang ngajarin ngomong gitu?"
"Iss sakit tahu." tepis sila dengan nada merengek.
"Gue tanya siapa?"
"Kok sewot, memang salah ya?"
Garsa berdecak seraya meraup muka sila agak kasar. "gak usah pasang muka polos lo, gue tanya siapa?"
Dengan nada nyolot, sila menjawab "ya santai dong, sila sering denger bombom ngomong begitu jadinya sila ngikutin. memang napa sih? salah ya?"
Garsa yang mendengarnya langsung meraih hp yang tadinya dia letakkan di atas meja waktu menepuk bibir sila.
Tuuut,,,,,
Tuuut,,,,
Tuu
"Halo wassap brada." sapa si penerima telepon
"Gak usah main lagi sama sila!" tanpa mendengar balasan Bombom, Garsa langsung mengakhiri panggilan dan menatap Sila yang kini duduk santai di dekat kakinya bersama dua ekor kucing. Dan dengan tak sopannya dia menendang Sila (gak keras prenn, ituloh kek di sentil begitu, ngerti gak? ahh sesuai hayalan kalian ajalah) "heh bangun lu"
Sila yang mendapatkan tendangan secara pelan di kakinya, mendongak dan bersitatap muka dengan Garsa yang sedang berkacak pinggang sambil menatapnya. "Gak sopan banget sih" ujarnya kesal.
"Bangun sila, lantainya dingin disitu"
"Seger, disini seger" dengan santainya sila merebahkan badannya di lantai.
"Ck, bangun gak lo!"
"Ngapa sih, kamu juga tadi duduk disini, baring juga, kok ngelarang aku?" balas Sila dengan nada kesal dan tak lupa tangannya menepuk lantai yang tadi ditempati Garsa.
"Disitu dingin sayang, sini bangun" ujarnya lembut seraya menarik sila ke gendongannya dan berjalan masuk ke rumah. Sila yang aslinya sudah mager hanya melingkarkan tanganya ke leher dan kakinya di pinggang garsa.
"Gasa punya masalah apa sama gasi?"
Garsa yang mendnegar pertanyaan sila yang menurutnya unfaedah itu hanya menaikkan alisnya sebelah pertanda bingung. Melihat respon garsa, sila pun menjelaskan "itu loh, kata tante nida, gasi kesini mau musyawarah"
"Tante nida boong itu, mana ada kucing musyawarah"
kucing apaan musyawarah, kerjaanya kawin doang~ lanjutnya dalam hati
"Loh memang kucing gak boleh nyelesaiin masalah?"
Garsa yang tahu topik ini tak akan selesai jika diladeni, memilih diam dan terus melangkah ke kamar lantai dua.
"Kok gak di jawab?"
"Garsaaa"
"Ssst, bobo aja ya, lo udah ngantuk kayaknya"
"Masih pagi garsa ih, masa bobo lagi sih"
Garsa yang sudah malas meladeni ikut berbaring disamping sila dan menarik perempuan itu untuk di dekap. "Udah gak papa, bobo ya aku temenin"
Dan hari itu, di pagi hari di mana matahri belum berada di tengah, mereka melanjutkan tidur sambil berpelukan.
**********
Gak jelas sih tapi yaudalah😠
Lanjut gak?
Aneh, gue tanya siapa yak? jelas-jelas gue belum ada readers ahahaha (sok asix abiezzz)
Udalah bye buat pembaca pertama🐣
KAMU SEDANG MEMBACA
NECESSITUDO
Randomkisah tentang Garsa dan Arsila yang dipenuhi dengan kerandoman