Apapun yang Johnny kerjakan, selalu berantakan. Entah dari hal yang mudah, bahkan sampai yang susah. Semuanya, berantakan.
Semenjak sosok dia yang pergi, Johnny tidak pernah hidup dengan baik lagi.
Sudah kubilang bukan? Berantakan.
Dia tidak mengerti. Semuanya sudah ia lakukan dengan berhati-hati, dan dengan teliti. Namun, selalu saja ada kecacatan yang tersembunyi.
Seperti hatinya yang kini cacat, dan hampir sekarat.
Ia tersadar, tidak ada yang mampu ia lakukan tanpa dia. Ia tersadar, tidak ada yang mampu menyempurnakannya, kecuali dia.
Sungguh, Johnny menyesal. Ingatan tentang perlakuannya terhadap dia, membuatnya kesal.
Kata 'seharusnya' berkecamuk, sebagian hatinya terasa remuk.
Jung Jaehyun,
Pria itu sempurna. Wajahnya yang manis dan rupawan, tingkahnya yang menggemaskan, dan sifatnya yang ramah dan baik hati, sukses membuatnya jatuh hati.
Dengan berani, Johnny menawarkan diri untuk mengambil hati Jaehyun yang masih sendiri. Memberi banyak harapan dan janji yang memikat Jaehyun untuk jatuh hati.
Jaehyun, sangatlah baik. Pria manis itu, tidak pernah mengecewakan Johnny barang sedikitpun. Justru pria itulah yang membantu Johnny selama ini, baik dalam pekerjaan hingga kehidupan. Mengurus keperluan Johnny dengan baik, menjaga Johnny dan melayani Johnny seperti seorang suami. Menemani Johnny saat merasa sulit, bahkan rela melepas semua yang ia punya, demi bisa bersanding dengan Johnny.
Johnny tidak pernah merasa seberuntung itu. Jaehyun, si anak konglomerat itu dengan beraninya menentang keluarga dan memilih untuk hidup susah bersamanya. Menemaninya dalam suka dan duka, memberi semangat saat ia sudah merasa tidak kuat, dan memberinya banyak perhatian kala ia merasa kelelahan.
Jaehyun adalah gambaran seorang malaikat di mata Johnny.
Tak pernah terlintas di pikirannya jika Jaehyun mau dan menerima cintanya.
