🎠Magic of Eraser [2]

3K 353 14
                                    

🍉🌻|°All About Markhyuck°|

"JAEMIN! ASTAGA!" Haechan segera melepaskan kuas cat yang dibawanya, dia menghampiri Jaemin yang pindahkan properti teater kelas mereka. Ia meringis sendu menatap properti besar yang jatuh dan terkena air, merembes hingga kini warnanya luntur dan kertas kardus yang mereka kenakan lepek terkena air, Haechan segera berlari keluar dan kembali dengan cepat aaat mengambil kain bersih di ruang perlengkapan.

"Maafkan aku Haechan, aku tidak sengaja." Jaemin membantu Haechan membersihkan kekacauan, sedangkan Jeno membantu membersihkan perlengkapan yang berserakan terkena properti yang terjatuh.

"Tidak apa-apa," Haechan mengelapnya dengan hati-hati, mencoba menyelamatkan apa yang masih bisa dipertahankan, "pertunjukkan tiga hari lagi. Mungkin aku akan tinggal di sini hingga sore untuk memperbaikinya."

"Aku akan membantu." Jaemin menatap Haechan memohon, merasa bersalah. Karena bagaimanapun Haechan adalah orang yang bertanggung jawab akan semuanya. Haechan sangat handal dalam melukis, maka dari itu teman-teman yang lain mempercayakan Haechan dalam hal properti. Padahal semuanya sudah siap, yang lainnya sudah pulang karena persiapan sudah sempurna. Tapi karena kecerobohannya, salah satu properti yang paling besar harus rusak.

Haechan menggeleng, "tidak, kau ada les piano setelah ini. Ibumu pasti akan memarahimu jika kau tak datang. Jeno, temani Jaemin pulang. Aku akan mengerjakannya sendirian. Hanya perlu mengecatnya ulang saja dan menambahkan kardus pada bagian belakang, tak akan lama."

Jeno mengangguk mengiyakan, ia bergegas mengambil tas miliknya dan Jaemin.

"Haechan aku akan bolos satu hari saja, Jeno letakkan tasku lagi!" Jaemin menunjuk Jeno yang kini sudah mengangkat kedua tangannya.

"Tidak perlu, aku tahu ibumu seperti apa. Aku benar-benar tida apa-apa. Jika kau masih di sini kau malah akan lebih menghancurkannya!" Haechan memukul kepala Jaemin keras.

"Yak! Itu sakit! Kau tega sekali, kepalaku ini tak punya isi, jika kau memukulku seperti itu. Aku akan semakin bodoh!" Jaemin mengusap kepalanya yang sedikit terasa nyeri.

"Kau memang bodoh Na Jaemin!" Jeno langsung berlari keluar kelas, membawa kabur tas Jaemin yang masih dibawanya.

"Lee Jeno! Mati kau! Haechan kalau begitu aku pulang, kau yakin tak apa-apa kan? Sekali lagi aku minta maaf." Jaemin berlari keluar dengan wajah menghadap Haechan memohon maaf sekali lagi.

Haechan hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah ajaib dari sang teman, ia mengambil nafas panjang. Wajahnya ia tundukkan ke arah pekerjaan yang harus ia lakukan sekarang, warnanya benar-benar luntur. Tidak semua tapi cukup merepotkan, sedangkan properti lain yang Haechan kerjakan tadi juga perlu penanganan lebih detail. Tapi itu harus segera diselesaikan agar bisa dipasang di panggung nanti saat adanya latihan terakhir.

Suara pintu digeser.

"Apalagi Jaemin? Kau melupakan sesua___tu?" Haechan berhenti sesaat, waktu sekarang berhenti baginya. "Mark?"

"Ow hai," Mark masuk ke dalam ruangan dengan wajah yang tampan seperti biasa, "Jaemin tadi mengatakan padaku jika kau perlu bantuan. Jadi aku datang kemari." Mark berjongkok di depan Haechan yang masih menatap dirinya.

Haechan memejamkan mata, "mati kau Na Jaemin."

"Ah___astaga maafkan anak itu. Seharusnya dia tak menyuruhmu kemari Mark." Haechan mengutuk dirinya, padahal dia sangat senang jika Mark menemaninya.

"Tidak apa-apa, bukankah ini pertunjukan kelas kita? Aku tidak merasa kerepotan. Apa yang harus aku kerjakan." Mark menatap semua yang ada didepannya, mencoba melihat situasi yang sedang terjadi.

[00] All About MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang