Suatu pagi dihari senin yang sibuk ini, Kayla masih terlelap dengan nyenyak dibalik selimut oranyenya. Padahal, jam sudah menunjukan pukul 6.00.
Bunda dari balik pintu kamar yang terkunci itupun sudah berulang kali mengetuk pintu agar Kayla cepat bangun.
"Kay, hari ini hari senin ayo cepat bangun!" ucap Bunda.
Perlahan tubuh Kayla terlihat menggeliat. Selimutnya pun perlahan terbuka. Setengah sadar, Kayla mengusap matanya dan melihat ke arah jam dinding. Kayla terkejut saat melihat jam sudah menunjukan pukul 6.05. Segera ia bangun dan bergegas ke kamar mandi untuk bersiap pergi ke sekolah.
Bunda yang sudah mendengar suara cipratan air dari dalam kamar, segera pergi meninggalkan pintu kamar Kayla menuju meja makan untuk mempersiapkan bekal dan sarapan.
Walaupun kini Kayla akan menginjak usia 17 tahun, Bunda masih menganggapnya sebagai anak kecil yang perlu diberi perhatian lebih. Tidak salah karena Kayla Nora Athaya adalah anak perempuan sekaligus anak tunggal yang Bunda miliki maka dari itu Bunda sangat menyayanginya.
Dengan terburu-buru Kayla menuju meja makan dengan keadaan sudah rapih dibalut dengan seragam putih abu - abu dan sepatu hitam.
"Bun, kok jam beker Kayla ngga bunyi?" tanya Kayla kepada Bunda dengan raut wajah yang gelisah karena takut dirinya akan terlambat datang ke sekolah hari ini.
"Bunda juga ngga tahu, Kay. Kamu ngga periksa batrainya?" ujar Bunda.
"Astagfirullah, bisa telat nih, Kayla." Kayla segera menyantap sepotong roti yang sudah dibuatkan Bunda.
Kayla mencium tangan Bunda dan langsung pamit untuk berangkat ke sekolah dengan mengendarai motor sendiri, Kayla memacu lajunya dengan sangat cepat.
Kayla memarkirkan motornya di depan warung kopi Bu inah yang letaknya tidak jauh dari sekolah.
Gerbang sekolahnya sudah ditutup. Namun, Kayla tidak melihat ada Satpam yang menjaganya. Perlahan Kayla buka gerbang itu dan akhirnya ia bisa masuk ke dalam sekolahnya dengan aman.
Kayla melihat seluruh siswa dan guru yang sudah berbaris rapih di lapangan. Rupanya upacara sudah dimulai. Lalu, Kayla meletakan tasnya dikursi yang berada di depan ruang UKS. Kemudian ia ikut berbaris di lapangan bersama para siswa lainnya. Untung saja tidak ada osis yang berjaga dibarisan belakang kelas Kayla. Jadi, Kayla tidak kena hukuman karena telat hari ini.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
"Lo kemana aja, Kay? Gue tungguin sampe bel bunyi tapi ngga dateng-dateng," ucap
sahabatnya--- Amanda ketika sampai di dalam kelas."Gue telat, man gara-gara jam beker gue batrainya habis" Kayla menjelaskan kepada Amanda.
"Terus lo ga ikut upacara?" tanya Amanda lagi.
"Ikut dong. Gue baris dibarisan paling belakang," ucap Kayla sambil mengeluarkan buku tulis dari dalam tasnya.
"Emang ngga ada osis?" tanya Amanda sekali lagi.
"Man, gue capek. Lo jangan banyak tanya, please. Bisa-bisa asma gue kambuh nih," ucap Kayla yang lelah menjawab banyak pertanyaan dari Amanda.
Jam pelajaran pun dimulai.
Bu Retno guru mata pelajaran kimia sudah siap dimeja depan untuk mengajar hari ini.
"Tunggu sebentar ya anak-anak," ucap Bu Retno yang kemudian meninggalkan ruang kelas sembari mengangkat telepon.
Kelas pun ribut setelah kepergian Bu Retno. Ya, ini adalah kesempatan murid - murid untuk berjulid, makan camilan dan ada juga yang tidur.
Kayla memilih diam sembari membaca novel dimejanya. Begitupun Amanda. Mereka memang dua kutu buku yang tidak suka keributan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHAYA (anugerah)
Teen FictionSebuah foto lama yang Kayla temukan dilaci meja menjadi sebuah awal perjalanan Kayla mencari sosok Ayah kandungnya. Dibantu Arav dan juga Amanda sahabatnya, Kayla mencari identitas Ayahnya. Dalam perjalanan mencari Ayahnya banyak hal yang Kayla lal...