Prolog

20 3 0
                                    

Lulus SMA dan berhasil mewujudkan impian menggunakan jas almamater kampus adalah harapan yang tidak pernah hilang dikalangan beberapa siswa kelas tua di SMA. Lelahnya mendapat aturan, tugas akhir, dan seragam yang mulai lusuh jika dilihat semakin membosankan. Meski tidak semua yang lulus akan kuliah. Namun, stigma mahasiswa yang bebas seperti tidak pernah lepas. Demo sana-sini seperti pahlawan kerakyatan masa kini, berteriak sembari bernyanyi yel-yel universitas kebanggaan ditambah jam mata kuliah yang bisa memilih di tiap semesternya. 

Bayangan itu juga pernah mampir dipikiran Kareev Sulaiman mahasiswa kedokteran di salah universitas terbaik di Surabaya. Jalan kuliah yang dia dapatkan ternyata tak semulus angan-angan ditiap khayalan setelah lulus SMA-nya. Pikirannya semakin bertarung lebih keras, mentalnya dipaksa lebih kuat, belum lagi menerima ilmu-ilmu baru yang dia tidak sangka ternyata se-membosankan itu. Tak lepas juga problematika asmara yang selalu muncul ditengah halaman-halaman hariannya dan pertemanan yang lebih liar karena menemui berbagai prinsip dari idealis hingga individualis menjadi sebuah kejutan yang tak dia sangka. Lebih jauh dari itu, usaha menemukan jati diri menjadi fokus pandangannya untuk menjawab pertanyaan 

"perlukah aku bertahan disini?". 

REEVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang