PROLOG

1.8K 181 13
                                    

"Bagaimana? Saya sudah tiba di lokasi."

"...."

"Ah, baiklah. Syukurlah Anda baik-baik saja. Kalau begitu pertemuannya kita tunda sampai semua masalah Anda selesai."

Evan berdecak setelah sambungan teleponnya terputus.

Rekan bisnisnya yang akan mengadakan meeting hari ini bersamanya, baru saja menelepon, membatalkan pertemuan mereka karena terjadi sebuah kecelakaan kecil saat akan menuju mal.

Benar, hari ini Evan berniat untuk mengadakan meeting di mal, berbincang sambil ngopi, agar lebih santai, lagipula jenuh dengan suasana di kantor.

Kalau ditanya kesal, jelas Evan kesal, dia sudah berusaha datang tepat waktu, menyiapkan semua dengan sebaik-baiknya, tapi berakhir sia-sia. Namun, mau bagaimana lagi? Kecelakaan adalah kejadian di luar rencana, tidak ada yang bisa disalahkan.

Akhirnya karena sudah kepalang berada di mal, alih-alih langsung kembali ke kantor, Evan justru memilih untuk berjalan-jalan lebih dulu, siapa tahu menemukan pakaian, sepatu, atau sebagainya yang menarik perhatiannya.

Melewati area timezone, kedua mata Evan menyipit. Kedua matanya minus, dan ia sedang tidak mengenakan kacamatanya.

Memastikan pandangan dan pendengarannya, Evan mendekati subjek yang menarik perhatiannya; seorang anak lelaki yang tengah berdiri, menangis, sendirian.

"Mamiiii...." Itu suara yang Evan dengar dari bibir mungil si anak tersebut.

"Halo?" Evan berjongkok saat sudah berada di hadapan anak tersebut, menyamai tingginya dengan anak itu.

Si anak yang diajak berbicara, menghentikan rancauannya, walau masih terisak.

"Kenapa?" tanya Evan.

Evan tidak mengerti, apakah anak kecil di hadapannya ini paham dengan apa yang ia katakan?

"Mami... Leo ndak temu Mami," balas si anak.

Ah, rupanya dia paham dengan apa yang Evan katakan.

Sebenarnya masih banyak yang ingin Evan tanyakan, seperti bagaimana bisa anak itu berada di sini, maksudnya, apakah karena anak itu terlampau senang melihat timezone sampai tidak sadar dia sudah berjalan jauh lebih dulu dari Mamanya, atau Mamanya yang sengaja meninggalkannya? Ah, tapi sepertinya pertanyaan itu akan sulit untuk dijawab oleh anak yang Evan rasa umurnya masih belum mencapai 5 tahun, anak ini masih begitu kecil.

"Mau Om bantu cari Mami?" tawar Evan.

Sang anak yang mengaku bernama Leo itu terdiam, matanya menatap ke dalam timezone.

Evan mengerti. "Leo mau masuk dulu?"

Leo mengangguk antusias setelah bersusah payah menghentikan isakannya.

"Oke, ayo kita masuk!"

Evan menggandeng tangan milik Leo, lantas keduanya masuk ke dalam timezone.

Biarlah, setelah ini Evan berjanji baru akan melaporkan Leo pada bagian informasi mal.

---
Hahaha i'm back bawa cerita baru! Mudah-mudahan yang ini beneran bisa aku tamatin ya!

Gimana prolognya? I hope you like it! Jangan lupa juga feedback-nya, biar aku semangat update!🥰

Instagram:
[at]ashintyas

Serang, 20 November 2021

Love,
Agnes

Find a Baby!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang