1 - Prolog

73 13 1
                                    

Matahari terbit dari timur. Cahayanya masuk ke dalam kamar seorang laki laki melewati sela sela jendela.

Laki laki dewasa itu terbangun, duduk sejenak ditempat tidurnya lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sehabis membersihkan diri, ia memakai jas hitam, dasi biru tua dan celana panjang berwarna hitam, tak lupa dengan tag name yang bertuliskan 'Asean'

Asean mempersiapkan tas kerjanya lalu keluar kamar dan turun ke lantai 1, melihat anak anaknya ada yang sedang berghibah, ada yang memasak sarapan, dan ada yang membersihkan rumah.

Asean meletakkan tas kerjanya di ruang tamu lalu kembali ke dapur melihat ke 4 anaknya yang sedang memasak. Saat Asean di depan dapur, tak ada yang menyadari kehadirannya, ia hanya berdiri tersenyum melihat ke 4 anaknya itu, hingga salah satunya menyadari bahwa papa mereka ada di sana.

"Eh, papa? Sejak kapan papa di situ" Ucap anak pertama (Thailand) sembari mengambil kursi lalu diletakkan di dekat Asean agar Asean duduk.

Ke 3 orang yang mendengar Asean ada di sana lalu melihat ke arah Asean.

Asean: "Baru saja papa di sini"

Thailand hanya ber 'oh' lalu melanjutkan kegiatan memasaknya bersama ke 3 saudaranya.

"Papa semalam pulang jam berapa?" Tanya anak tertua ke 4 (Philippines) kepada Asean.

"Jam setengah 2 malam" ucap Asean, menjawab pertanyaan anaknya itu.

"Akhir akhir ini banyak sekali masalah negara, entah perang lah, perpecahan lah" lanjut Asean.

"Hah... Coba aja, dunia damai sehari aja" ucap anak ke 2 (Indonesia) sambil meletakkan piring piring dengan tidak elitnya ke meja.

"Heh! Jangan di banting piringnya ntar pecah!" Ucap anak ke 7 (Brunei Darussalam) sambil mengetuk kepala Indonesia menggunakan sendok.

"Aduh.. iya iya maap" ucap Indonesia sambil memegang bagian kepalanya yang kena ketukan.

"Kau jangan lupa, kau juga masih ada masalah dengan Malaysia, Indo." Ucap Asean, yang di arahkan hanya memanyunkan bibirnya.

"Dia duluan yang mulai" Ucap Indonesia.

"Sama aja!" Teriak ke tiga saudaranya sambil melihat ke arah Indonesia.

Indonesia yang di perlakukan seperti itu hanya terpaku dan tidak menjawab lagi. Tak lama kemudian ia kembali bersuara.

"Tapi aku serius loh! Coba aja Dunia damai, tanpa perang, perkelahian dan hal hal buruk lainnya" Ucap Indonesia.

"Ga mungkin bisa, dunia tanpa masalah, dunia jadi ga seimbang" ucap Thailand.

"Kalo bisa gimana?"

"Ga bakalan"

"Affa Iyah?"

"Rill deck"

"Yaudah! Kalo gitu aku yang bakal bikin dunia damai!"  Ucap Indonesia sambil mengangkat tangan kanannya ke atas.

"Hadeuh, ada ada aja, udah jangan mimpi terlalu tinggi, ntar kehempas kenyataan sakit" Ucap Thailand sambil menjitak pelan kepala Indonesia

"Iiih kak Thai! Bukannya dukung malah ngejek" Ucap Indonesia sambil melipat tangannya di dada.

"Gimana kalo jadinya bakal terjadi perang? Lalu kita semua di hadapkan di situasi yang tak menguntungkan, dan di paksa untuk ikut berperang melawan satu sama lain" Ucap Philippines yang sedari tadi menyimak.

Indonesia tersenyum dan berkata.

"Kita keluarga dan saudara, apapun yang terjadi, walau masa telah berganti, kita kembali asing, tapi kita tetap keluarga dan tetap akan seperti itu hingga akhir!"  Ucap Indonesia meyakinkan saudara saudaranya bahwa mereka keluarga.

Dream || Countryhumans Indonesia(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang