1. Hai

878 65 20
                                    

............................

Jadi maba itu enggak buruk-buruk banget kok, apa lagi kalau yang berdiri di depan sekarang itu orang yang di sukai Lia sejak sekolah dasar. Kakak ganteng pangeran idaman-nya.
Lia menghela nafas nya sambil tersenyum super manis walaupun Jeno di depan-nya menatap datar.

"Kak Jeno enggak akan hukum aku karena telat kan?"

"Siapa bilang?"

"Aku barusan, aku udah totalitas tanpa batas loh biar tampil cantik hari ini," Lia mengibas rambut hitam bergelombang nya.

Jeno mengerutkan kening nya "lari tiga putaran!"

"Hah?" Lia menganga mendengar balasan Jeno.

"Bokap lo dokter, enggak mungkin kan lo budek"

"Ayah kan dokter bedah bukan dokter THT, ya masa incess harus lari sih?. Kak Jeno enggak lihat ini sudah on point banget loh"

"Jangan sok akrab, lari sekarang!"

Lia menghela nafas nya lalu lari dengan wajah kesal nya yang menarik perhatian sebagian mahasiswa termasuk gadis berambut pendek yang berada di barisan belakang di dekat seorang lelaki yang memeriksa perlengkapan kelompok nya.

"Wanda," gadis berambut hitam panjang menyenggol gadis itu membuat gadis bernama Wanda itu tersadar.

"Centil banget sumpah"

Wanda mengangguk menanggapi teman baru nya itu.

"Jangan bergossip!"

Wanda menoleh ke arah kakak tingkat yang menegur nya itu, Wanda kenal dengan lelaki itu walaupun lelaki itu bersikap acuh tak acuh pada nya.

Dalam hati-nya ia berharap lelaki itu sadar akan keberadaan nya walaupun hanya sebagai mantan adik kelas.

"Narendra lo gantian sama Jeno, gue kasihan sama maba yang di hukum Jeno," Narendra mengangguk singkat sebelum pergi ke arah Jeno setelah dapat perintah dari kepala BEM yang menghampiri nya.

**

Narendra menghampiri Lia yang duduk lesu sambil menatap Jeno di ujung yang sedang tersenyum kecil pada Wanda.
Narendra menempelkan sebotol air mineral dingin di pipi Lia.

"Dingin," Lia berkata lalu mengambil botol minuman yang tempel kan Narendra di pipi nya "..pas banget lagi haus, makasih Naren"

"Kamu panggil Jeno kakak, aku cuma Naren," Narendra membalas.

"Kita kan udah kenal dari kecil, memang nya kamu mau di hajar kak Asta yang lagi di luar negeri?"

Narendra menggelang lalu duduk di samping Lia.

Lia yang manis dan selalu tersenyum selalu berhasil menghilangkan rasa lelah Narendra tapi sayang nya gadis itu cukup buta melihat perhatian Naren dan menyukai Jeno yang hanya perduli dengan Wanda.

"Nanti pulang nya tunggu ya!, aku antar oke?"

Lia mengangguk

***

It's new day, Lia dengan segala rencana nya yang tersusun rapi hari ini akan melakukan taktik pendekatan-nya mengikuti tujuh cara mendapat kan gebetan dari buku yang di curi nya di kamar Alpha, kakak-nya yang nomer dua.

Lia tidak tahu kenapa kakak-nya itu sampai punya buku itu padahal kakak-nya itu sangat dingin pada perempuan kecuali pada Lia dan bunda mereka. Lia juga tidak ingin menganggap kakak nya tidak normal karena kakak nya itu belum punya tambatan hati.

"Adek," panggilan dengan suara berat yang khas membuat Lia yang sedang berkaca menoleh pada kakak-nya yang bernama Alpha itu yang sekarang membuka pintu kamar nya. "Lama banget, kamu mau kuliah atau mau ke pesta?"

EMPAT ALURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang