disore yang seharusnya cerah,air hujan justru turun membasahi bumi dan seisinya.
Termasuk membasahi gundukan tanah segar yang satu jam lalu baru di buat.
Diatasnya,tampak sebuah tangan gemetar menggenggam tanah yang perlahan menghilang dihapus air hujan, berubah menjadi lumpur yang mengotori sudut sudut jemarinya.
Sayangnya,sosok diatas makam itu tak berniat bangkit meski jubah hitamnya sudah habis tertutup lumpur yang semakin merajalela.
ia masih sibuk menangis, berderai air mata,terisak dengan seluruh tubuh yang bergetar.wajahnya tampak merah akibat tangisnya yang tak kunjung berhenti dari semalam,raungan penuh sakit pun beberapa kali keluar dari mulutnya,memecah ramainya suara hujan.
Sayangnya,belum lega ia mengeluarkan seluruh kesedihannya,tangannya sudah ditarik dari belakang, membuat nya terpaksa Bangkit dan ia pun diseret menjauh tanpa permisi."Sebentar ayah,5 menit lagi yah?"bujuknya berusaha meloloskan diri.
"Sudah cukup nangisnya alea, sekarang kita pulang,saya masih ada kerjaan"tegas sosok bernama Danu.
Wajahnya tampak tidak berubah meski istri nya baru saja pulang ke pangkuan tuhan.
Berakhir tak melawan, menangis terisak-isak dengan tubuh berjalan nyaris terseret sebenarnya.
Danu frustasi melihat jubah hitam baju berkabung alea kotor oleh lumpur
"Cukup!!!saya muak dengar kamu menangis terus" ujar sang ayah murka
"Sudah tau hujan,masih saja bermain main di tanah"omel nya lagi.setelah sampai di mobil
Danu berucap "bersihkan diri kamu dahulu,saya tidak mau mobil saya kotor oleh anak seperti mu"
alea segera membersihkan jubah nya yang sudah lusuh karna lumpur.
Alea masih terisak menahan tangisan
"Sudah saya bilang, berhenti menagis!! Kamu mau nangis berapa jam lagi?hah?"bentar sang ayah.Alea masih tertegun menahan Isak tangisan dan berusaha menjawab ayah nya
"Ayah kenapa?!! alea lagi berduka,ayah tidak sedih bunda udah gaada?" Ucap Alea namun walau begitu, gadis itu tetap berusaha meredam suaranya."Saya bilang diam yah diammm!!" Bentak ayahnya lagi.
"PLAKK"
Alea spontan terdiam setelah pipinya ditampar dengan keras,ia memegang pipinya yang sudah perih dan panas
"berani beraninya kamu sama saya,dasar anak tidak tahu di Untung"
Danu mengeratkan rahang nya pertanda geram tak lupa amarah yang sudah tak tertahan dari tadi melihat tingkah sang anak dari pemakaman tadi.
"tolong dengar ini baik baik alea,bunda kamu sudah tidak ada lagi,dia sudah mati terima saja dan jangan menangis terus menerus saya muakk!" ujar ny
"Dan satu lagi,kamu harus menuruti apa perintah ayah,jadilah anak yang baik dan patuh, berjanji lah kepada ayah,kalau kau tidak menuruti apa perintah ayah kau akan mendapatkan balasan lebih dari yang tadi" tambah Danu lagi.
Alea masih tertegun dan hanya bisa mengangguk lemas.
Didalam hati alea bergumam
"Bundaa,alea harus berbuat apa?
Alea tidak mau bunda pergi,dalam situasi seperti ini ayah masih tidak peduli sama alea bahkan bunda
apakah alea anak yang tidak diinginkan ayah?
Alea takut sama ayah,apa yang harus alea lakukan kalau tidak ada bunda"isaknya"Putri kecil mu ini masih membutuhkan uluran tangan bunda,bumi dan seisinya tidak apa apa asal jangan bundaa,kenapa tuhan tidak adil kepada alea?hanya bunda yang alea punya"
Sekarang cahaya alea sudah padam
Penyemangat alea sudah tidak ada
Akankah alea bertahan terus bersama sang ayah
Penderitaan alea dimulai dari sini
Mental dan fisik alea pun mulai terganggu
Alea ingin pulang tapi tidak di rumah."Baiklah sebentar lagi kita akan sampai rumah" ujar Danu
Sesampainya di rumah alea langsung di seret kembali tanpa permisi
"Ayahh ampun,ayah mau bawa alea kemana lagi?alea capek ayahh" keluh alea lagi
"Jangan banyak omong,saya harus beri kamu pelajaran" Danu menimpali
Setelah di seret di sepanjang rumah,sampai lah di ruangan yang alea yakin itu adalah kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
hujan dan luka nya
Historia Cortaini tentang seorang gadis yang menyukai hujan. yang memiliki mimpi bisa merasakan rumah adalah surga sebenarnya. ia sangat ingin pulang, tapi bukan rumah! dia sangat membenci suasana rumah bertahan dengan kejam nya dunia itu tidaklah mudah,setiap ma...