Jika ada seseorang yang bertanya pada Jaemin tentang masa lalunya dia hanya akan melengos pergi tanpa mau repot-repot menjawab.
Karena sejatinya dia adalah sosok yang begitu malas mengungkap apa yang sudah lewat. Kenapa harus melihat ke belakang saat kaki sudah terlanjur melangkah jauh di depan??
Karena itu juga kebanyakan orang hanya tau Jaemin sebatas kulitnya saja. Sebatas nama, marga, pun dengan hal-hal dasar seperti dimana letak kelasnya. Selebihnya tak ada yang tau. Atau mungkin tak ada yang benar-benar peduli juga.
Namanya Jung Jaemin. Putra pertama dari dua bersaudara. Sebenarnya dia tak mau mengakuinya, ingin jadi anak tunggal saja tapi mau bagaimana lagi garis takdir sudah menulis seperti itu.
Hidupnya biasa saja. Tak ada yang istimewa. Benar-benar seperti manusia kebanyakan. Tak punya kelebihan yang berarti.
Ah mungkin ada!
Dia adalah satu-satunya manusia yang bisa tidur dimana saja bahkan di atas motor sekalipun. Itu kelebihan bukan ya??
Pokoknya begitu. Dia tidak tau harus menggambarkan dirinya bagaimana lagi.
"Jaemin!"
Suara melengking itu membuatnya tersentak dan memutar matanya malas. Menutup begitu saja buku tebal di hadapannya.
"Aku datang!" Katanya sambil mulai melangkah menuruni tangga.
Dengan senyum kecil dia bergabung di meja makan bersama ibu, si anak nakal, juga—
—ayah tirinya.
Hm. Mungkin satu hal yang membuat dirinya istimewa selain mudah sekali tertidur, dia tidak punya ayah.
Ayahnya sudah menjadi bintang dan bersenang-senang di surga sana meninggalkannya sendirian disini.
Berusaha bangkit lagi walau dengan bertelanjang kaki. Terus melangkah meski kaki sudah terluka parah. Dia luar biasa kan??
🦋🦋🦋
Saat kecil namanya adalah Na Jaemin. Bukan Jung Jaemin, tentu saja.
Dulu dia hanya anak kecil yang hidup bahagia bagai buku dongeng. Hidup bersama ibu yang penyayang juga ayah yang pekerja keras. Punya rumah kecil yang hangat dan nyaman.
Dulu dia punya segala hal untuk bisa menyombongkan diri bahwa dia adalah anak paling bahagia di dunia.
Ayahnya hanya pekerja salah satu perusahaan konstruksi di kota tempatnya tinggal.
Jaemin tidak tau bagaimana menyebut pekerjaan ayahnya. Yang jelas ayah akan pergi ke luar kota beberapa kali dalam sebulan mengerjakan proyek-proyek pembangunan.
Ibunya sendiri adalah ibu rumah tangga yang hanya akan diam di rumah menemaninya bermain setiap hari.
Sempurna bukan??
"Baby Na! Poppy pulang!"
Suara itu adalah favoritnya sampai kapanpun. Dan saat suara itu mengalun Jaemin akan bangkit terburu-buru melepas semua mainannya lalu berlari ke arah pintu menerjang sang ayah yang mengulurkan tangan siap menyambutnya.
"Poppy!!"
Lalu tubuhnya akan dibawa dalam gendongan yang sarat akan perlindungan. Tangan besar ayahnya akan melingkar pada tubuhnya, membawanya berputar dan diciumi berulang kali.
Jaemin akan tertawa keras sampai ibu datang dengan sendok sayur di tangan. Memukul ayah berkali-kali agar berhenti mengajaknya berputar.
"Halo sayang. Makin cantik saja"

KAMU SEDANG MEMBACA
Disaster
Fiksi PenggemarBeberapa orang bilang punya saudara itu adalah anugerah tapi beberapa lagi mengatakan punya saudara itu bagai bencana.