Chapter 2

1.4K 5 0
                                    

Udah masuk chap 2 nih semoga suka ya sama ceritanya. Please Voment this story. Ok silahkan membaca.

----

Setelah Cia mengucapkan salam Dimas terlihat kesal dengan salam yang diberikan Cia kepadanya. Tetapi tidak diambil pusing oleh Dimas dan ia langsung masuk ke mobilnya.

Setelah Dimas masuk ke mobilnya ia melihat ada tas kecil berwarna hijau polos berada di kursi yang tadi ditempati oleh
Cia. Ia memeriksa isi tas tersebut yang ternyata isinya adalah makanan, tanpa pikir panjang lagi Dimas segera ke sekolah Cia untuk mengantarkan tas makanan milik Cia.

@SPH international School

Valencia POV

"Ari..." teriak gue kepada aldrian yang langsung mendapat tatapan semua orang.

"Kenapa lo teriak-teriak kayak gitu si Cia, lo ngerusak image gue aja di depan temen gw aja." Kata Aldrian penuh dengan kekesalannya.

"Iya deh sorry bro" jawab gue dengan polosnya.

"Ngomong-ngomong lo ngapain panggil gue."tanya Aldrian.

"Oh ya gue mau ngomongin sesuatu."

"Lo mau ngomong apa sih."jawab aldrian kesal.

"Nanti aja di kelas." Jawab gue yang langsung mendapatkan anggukan dari Aldrian yang dari tadi sudah kesal.

@class
Setelah gue sampe dikelas gue ari langsung nanya apa yang mau gue bicarain.

"Lu mau ngomong apa Cia" tanya Ari yang terlihat tidak sabar.

"Gue di jodohin Ri"jawab gue lesu

"Itu mah gue tau"jawab Ari yang udah bete.

"Gue kesel banget sama dia, masa gue dijodohin ama om-om sih kan gak etis."

"Ya elah gue pikir kenapa, emang dia umurnya berapa sih sampe lo sebut dia om?" Tanya Ari penasaran.

"Dia umur 22 tahun."

"Ya elah cuma beda 5 tahun aja digede-gedein. Tapi iya juga sih soalnya om faizal aja yang cuma beda 4 tahun aja juga udah jadi om kita." Jawab Ari panjang lebar.

"Nah itu lo tau makanya jangan bilang kalo misalnya cuma beda lima tahun gue gede-gedein masalah ini."jawab gue kesal sambil menjitak kepala Ari.

"Iye gue kan lupa kalo misalnya kita punya om lebih muda dari pada casum lo"ucap Ari dengan rasa bersalah.

"Iya oke lain kali jangan ulangi lagi ya de."jawab gue sambil tersenyum menang.

"Kamfret lo Cia gue lebih tua dari lo 6 bulan lagi gue umur 18 tahun. Sedangkan lo harus nunggu sepuluh bulan lagi buat umur 18 tahun." Jawab Ari

"Ha..ha..ha..."gue langsung tertawa kencang dan satu kelas pun nengok ke arah gue.

"Sorry all maafin sepupu gue ya yang agak gila ini yah."setelah Ari bicara kayak gitu ama anak-anak dikelas otomatis cewek-cewek langsung nunjukin muka topengnya kecuali ica yang lagi asik tidur.

"Somfret lo Ri. Jahat banget ngatain sepupu cewek lo satu-satunya yang paling cantik ini."jawab gue kesal.

"Pede banget lo, lo emang satu-satunya cucu kakek yang cewek tapi bukan berarti lo cantik kan wkkwk"setelah Ari berbicara dan menertawakan gue, si Ari langsung gue jotos perutnya. Dan Ari meringis gue pun tersenyum kemenangan. Gue langsung kabur ke arah tempat duduk Ica yang berada di pojok kanan kelas.

DIMAS POV

Setelah tadi gue memutuskan untuk mengantarkan tas makanannya Cia ke sekolahnya, gue langsung ke sekolahnya Cia tanpa bilang ke sekertaris gue dulu alhasil gue sekarang lagi dikejar meeting sama clien. Langsung aja gue suruh Siena yang statusnya sekarang sekertaris gue untuk menunda meeting bersama clien 2 jam.

Sekarang gue lagi di sekolahnya Cia. Segera gue ambil ponsel gue dan mencari nomor telepon Sia tapi bodohnya gue, gue lupa minta nomor Sia alhasil mesti gue cari sendiri dimana letak kelasnya Cia.

Gue jalan menyusuri kelas 11 IPS atau tapi gue tidak melihat Cia ada di koridor kelas karena koridor sangat sepi yang gue duga sih udah bel.

Untungnya gue lihat si Cio yang gue tahu adalah kakaknya Cia. Langsung aja gue panggil.

"Valencio!" Teriak gue tetapi gue tetap memasang muka dingin gue.

"Eh siapa ya hmm.. oh ya lu calsumnya si Cia kan"tanya Cio dan dijawab oleh Cio sendiri.

"Ya, apa kamu tahu dimana kelas Cia?"tanya gue tanpa ekspresi.

"Oww kelas cia 11-2 IPA. Eh ngomong-ngomong gue balik dulu ke kelas ya." Pamit Cio ke Gue yang langsung gue balas dengan anggukan.

Setelah gue pikir-pikir emang gue yang salah karena gue cuma nyari di koridor IPS karena gue pikir gak mungkin Cia anak IPA.

Setelah tau dimana Cia berada gue langsung menuju koridor IPA dan langsung ke kelas 11-2.

Sebelum gue masuk ke kelas 11-2 gue liat cia lgi seru dengan teman sebangkunya dan itu cowok. Setelah gue pikir ngapain juga gue ngurusin temennya cewek atau cowok. Saat gue mau nyamperin Cia, dia udah ke buru ke pojok belakang kelas dan gue liat ada Ica yang statusnya ade sepupu gue yang lagi tidur. Dan gue pikir Cia ama Ica sahabatan. Dari depan kelas gue cuma denger samar-samar denger teriakan Cia.

"Ica BANGUN!!!! Pak Santo mau dateng "

"Mana pak killer mana Alen"tanya Ica yang melihat Cia cekikikan.

"Sompret lo len"jawab Ica kesal.

"Ck..ck..., makanya jangan molor mulu beib"jawab Cia . Tiba-tiba ada temen cowok yang datengin Cia.

"Alen gangguin orang mulu nakal ya."jawab cowok itu sambil membelai rambut cia dengan halus. Dan itu membuat gue kesel. Tapi kenapa gue kesel ya apa iya gue suka ama Alen.
Tiba-tiba selangkah demi selangkah gue maju dan Cia masih gak sadar dan teman cowoknya masih membelai rambut cia dengan sayang.

"Ih Ethan gue kan cuman gangguin ica tidur.emang salah"cowok itu senyum dan masih membelai rambut Cia dengan sayang. Sebelum cowok itu membelai rambut Cia lagi gue udah mencengkram tangan cowok yang tadi disebut Cia dengan nama Ethan. Dan dari sudut mata gue, gue lihat dia kaget dan kesal

"Anda Siapa?" Tanyanya bingung dan datar.

"Perkenalkan saya Dimas, saya ca.." sebelum gue bilang gue siapa Cia, Cia sudah membekap mulut gue.

"Kita bicara diluar kak. Nanti pak santo keburu datang."potong dia dengan kesal dan menarik tangan gue menuju keluar. Tapi sebelum dia menarik gue keluar kelas ada tangan seseorang yang menarik tangan Cia.

"Dia siapa Alen?" Tanya Ethan yang masih bingung.

"Ehm.. nanti gue jelasin sekarang gue keluar dulu."jawab Cia dengan nada yang masih kesal.

"Oke gue tunggu di kantin"jawab si Ethan dengan senyum lebar dan menatap gue dengan datar.

Udah segitu aja dulu jangan lupa untuk voment terima kasih karena membaca cerita ini.


The Imagine WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang