Part 6 : Allysa

11 3 0
                                    

Allysa, arsitek muda yang sedang membangun karirnya. Ia orang yang gigih, berani, dan kuat. Berbeda dengan Kakaknya Natalie, Allysa cenderung orang yang penyendiri, walaupun di depan keluarga atau teman terdekat kelihatannya Ia yang paling ceria.

Ia termasuk orang yang tertutup, bahkan kepada Mamah dan Kakaknya. Salah satu faktor penyebabnya karena kepergian Papah yang masih meninggalkan lubang kosong di hidupnya. Ditambah dengan kejadian 2 tahun lalu. Saat Allysa mulai menemukan pria yang membuatnya bahagia, justru meninggalkannya.

Sejak kerap patah hati, Ia terbiasa pergi ke tempat-tempat sejuk untuk sekedar relaksasi. Gunung menjadi pelarian favoritnya 2 tahun belakangan ini. Allysa tidak sendiri ketika Ia mendaki gunung, Ia selalu ditemani 5 orang temannya. Mereka sudah berteman sejak pertama kali menjadi mahasiswa baru.

Di gunung, Allysa selalu teringat bahwa hidup harus terus berjalan. Tidak perlu ada yang disalahkan, hanya saja kita sebagai umat sedang diuji apakah bisa ikhlas atau tidak dalam menerima takdir yang sudah ditentukan.

Sejak kisah percintaan di kampus berakhir dengan tidak baik. Allysa menjadi seorang wanita kerap takut untuk memulai percintaan.

Malam itu, di Gunung Rinjani. Udara dingin menembus setiap lapisan kain yang dipakai Allysa, namun dengan berbekal rasa cintanya yang kuat kepada alam Ia tidak memperdulikan hal tersebut.

Terbangun dari tidur, Allysa lekas keluar tenda untuk meraba embun di dedaunan. Melihat pemandangan yang sangat indah sambil melamun membayangkan akan ada satu orang berpayung kecemasan menanti hadirnya dengan raga yang telah basah kuyup oleh
khawatir dibaluti rasa sayang.

Bagaimana bisa Ia membayangkan sesosok yang belum pernah Ia temukan sebelumnya. Beberapa perkenalan terakhir hanya berakhir ditanda tanya. Semua pergi berdalih bahwa denganku hanya untuk sebatas ruang berbagi cerita, bukan untuk menaruh cinta.

KOMPREHENSIF EKSTRAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang