Dirumah xiera
Setelah kami menyelesaikan sarapan nuna ji pun segera menyalakan mobilnya sekaligus mengeluarkannya dari garasi rumah. Sementara aku dan haechan bantu eomma sedikit agar meja makan tertata rapi kembali."Eomma kami berangkat dulu" pamit kami semua kepada eomma yang berada didepan rumah. Lalu kami melambaikan tangan kami sebagai ucapan perpisahan sebelum melakukan awal kegiatan sehari-hari kami.
Diperjalanan seperti biasa kami berbicara sesuatu yang random terkadang bisa dibilang unik ataupun sesuatu yang bisa dibilang receh humornya. Diantara kami semua memang haechan lah si biang kerok dalam rumah ya mungkin karena dia satu satunya laki-laki diantara kami. Sekian lama kita saling berbicara random satu sama lain akhirnya pun sampai ke sekolahku dengan haechan.
"Unnie ji aku berangkat ke sekolah dulu ya sama echan" pamitku ke unnie jihyo sekaligus haechan.
"Iya belajar yang sungguh sungguh kalian haechan jangan nakal kasian nuna era ya arrachi" ucap unnie ji kepada haechan yang seketika tadi bersemangat namun menjadi manyun secara drastis.
"arraseo arraseo" ngeluh haechan.
Setelah itu kami berdua pun melambaikan tangan kepada unnie jihyo sambil berjalan. Namun ada sebuah motor dari kanan yang tanpa aku sadari karena masih melihat unnie jihyo.
"NUNNA AWAS NUN" teriak haechan yang begitu sadar akan motor itu.
Aku pun menoleh kearah kanan itu dan berhentikan langkahku sambil menutup mata karena tidak ingin melihat apa yang terjadi selanjutnya. Tapi sepertinya motor itu berhenti karena aku mendengar suara rem mendadak.
"YAKK LAINKALI KURANGI KECEPATAN MOTORMU ITU BERBAHAYA" ucapku dengan penuh amarah kepada pria itu tetapi ia malah melihatku sekilas.
"Hm mianhe" ucapnya begitu saja lalu pergi meninggalkan kami berdua begitu saja.
"Aigoo cowok macam apa itu dinasehati malah langsung pergi bukannya mengucapkan terima kasih dahulu cuman minta maaf doang" ngeluh unnie jihyo yang mengomeli anak laki-laki tersebut. "Yasudah kalian hati hati ya" sambung unnie jihyo lalu meninggalkan kami yang masih diam ditempat.
"Nuna pasti gwenchana yaudah ayok nun keburu masuk" tanpa berkata apa-apa aku pun digeret haechan sampai area sekolah.
Aku sedikit emosi karena haechan menarikku secara tiba-tiba dari kejadian diluar sekolah tadi. Sesampainya diarea ruang kelas bahkan haechan masih saja menggeretku kemudian ia merengek tidak jelas lagi. Oh Tuhan bisakah ubah haechan untuk menjadi laki-laki yang pendiam sehari saja eh jangan deh nanti bahaya kata temannya aneh kalo dia jadi pendiam.
"NUNAAA AYOK NANTI PULANG SEKOLAH BELIIN ECHAN CIMOL YA NUNNAA"
"Chan diem dulu bisa lagi mau ke kelas juga ga boleh nanti echan radang lagi beli cimol entar tambah bulet kayak bakpao"
"Heung nunaa ihh kok jadi bakpao"
"Lah abis makan cimol melulu"
"Ihh nunaa mah nanti echan bilangin ke nuna ji kalo echan gabole beli cimol"
"Aduin aja palingan entar ditebas pake palu thor"
Aku yang tak tahan langsung saja mencubit tangannya itu karena ingin mengajak pertengkaran dipagi hari.
"NUNNA SAKIT EOH JANGAN DICUBIT NANTI GEMESNYA ECHAN ILANG" rengek haechan.
"Chan nuna ruqiyah boleh ga kayaknya kamu kesurupan" aku pun tertawa begitu melihat haechan yang raut wajahnya berubah menjadi kesal.
Namun aku mendengar seorang laki-laki dari arah berlawanan sebelah kananku melihat ada suara terkekeh kecil. Tapi seperti tahu suara itu ah sudahlah aku tidak peduli. Akan tetapi aku pun berpapasan dengan kak jaehyun yang selalu memakai earphonenya dan memasukkan tangannya kedalam saku celana seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simple Love
Romancedon't be insecure you're look pretty -jaehyun be yourself,don't hear all people said -lin yi 🌟 Inspired from drakor + dracin