mianhae end

737 72 30
                                    

di kamar.

Kini Jimin sedang membersihkan sisa darah yang mengalir dari hidung yoongi.
Jimin Masi tidak bisa mencerna atas kejadian beberapa saat lalu, sebuah kejadian yang mengerikan. kejadian tersebut terjadi tepat di depan mata nya sendiri.

"Kau ini sebenarnya kenapa si Saeng? Kenapa kau tadi tiba tiba muntah darah dan juga mimisan secara bersamaan?
Aku yakin ada yang tidak beres dengan tubuh mu."

"Agrh.."

Lamunan Jimin buyar Ketika dia mendengar suaramu erangan yoongi.

"Yoon kau kenapa Saeng? bagian mana yang sakit? tolong beritahu Hyung."

"Semua nya Hyung, semua badan ku sakit Hyung."

Yoongi buru buru bangun, lalu berlari ke kamar mandi. Di kamar mandi Lagi lagi yoongi kembali memuntahkan darah.

Jimin yang mendengar suara muntahan yoongi pun langsung buru buru menghampiri yoongi.
Jimin terkejut ketika melihat yoongi yg kembali memuntahkan darah. Setelah selesai muntah kini yoongi di papah Jimin untuk kembali ke ranjang nya.



-
-
-

"Aku pulang!!" Triak jin dari pintu utama, namun tidak ada yang menjawab teriakan nya itu.

"Kemana mereka?apa mereka sedang pergi? kenapa rumah ini sepi sekali."

Seokjin berjalan kearah sofa. Berniat untuk membaringkan tubuh lelah nya itu.
Namun sesuatu di dekat sofa cukup menarik perhatian nya

"Da- darah siapa ini?" Tanpa berlama lama kini seokjin berlari kek lantai atas. seokjin memeriksa satu persatu kamar adik nya
Tepat didepan kamar yoongi. Seokjin menghentikan langkah nya, karena dia mendengar seseorang menangis didalam sana. Seokjin langsung menerabas masuk ke kamar yoongi, tanpa memperdulikan apa pun.

Seokjin terkejut melihat Jimin yg sedang ter Isak sambil memeluk tubuh yoongi.
"Jim" panggil nya

"Hyung Yoongi hiks... Hyung tadi yoongi terlihat sangat kesakitan aku tidak bisa melihat nya seperti ini" jimin semakin terisak sambil memeluk rubuh yoongi

"Tenang lah Jim... Hyung yakin Semua nya akan baik baik saja. Jim di dekat sofa ruang tv, itu darah siapa?" Tanya seokjin pada adiknya

Jimin seketika ingat. Tentang apa yang terjadi beberapa jam yg lalu.

"Hyung itu darah yoongi. tadi yoongi beberapa kali muntah darah.
Hyung aku takut, aku menyesal telah membenci nya selama ini. Aku tidak mau kehilang adik ku hyung."

"Tenang lah Jim. hyung yakin semua nya akan baik baik saja, ayo bantu Hyung membawa yoongi kerumah sakit."




-
-
-
-



Diruangan bernuansa putih suara dari elektrokardiogram seolah mengisi keheningan didalam nya. Disana. Didalam ruangan itu kini telah terlihat empat orang namja yang berdiri disamping ranjang yang saat ini tengah di tempati oleh seorang namja pucat di atas nya.

"Hyung. Lihat lah tangan yoongi bergerak" ucap jungkook yang mampu membuyarkan lamunan para Hyung nya itu. Langsung saja seokjin langsung memencet tombol merah yang berada di dekat ranjang tersebut.

"Tae... tadi tangan yoongi bergerak."

Taehyung tersenyum lembut. Di periksanya yoongi dengan sangat telaten.
"Hei.. apa kau mendengar ku?. Ayo buka mata mu pelan pelan" ucap dokter muda itu berusaha untuk mengembalikan kesadaran sang pasien. Yoongi yang mendengar ucapan itu Dengan sangat pelan. Ahir nya dia berhasil membuka mata sipit nya itu. Dia mengerjap pelan, kala sebuah cahaya berhasil menembus melewati rentina nya.

"A-air.." ucap yoongi dengan sangat lirih. Seokjin yang mendengar hal itu, langsung mengambil air yg ada di nakas lalu memberikan nya kepada yoongi.

"Keadaan yoongi sudah mulai membaik.mungkin yoongi masih harus menginap untuk 2 hari kedepan. Setelah itu dia akan diperbolehkan pulang." Jelas taehyung. Seokjin, Jimin, Jungkook dan juga namjoon mengangguk paham

"Jin bisa kah kau ikut aku sebentar?"

"Baik lah Tae aku akan menyusul sebentar lagi."

Seokjin sudah berada di ruangan taehyung sekarang.

"Tae apa ada hal penting yang kau ingin bicarakan padaku?"

"Jin aku ingin memberi tahu tentang keadaan yoongi yg sebenar nya.
Jadi jin. Tubuh yoongi sekarang sudah menolak untuk menerima obat obatan itu lagi. Bisa di bilang obat yg kita berikan tidak akan bekerja lagi. Jin turuti saja apa kemauan yoongi. Karena kita tidak tau sampai berapa lama lagi dia akan bertahan. Itu semua tergantung kepada yoongi."


"T-tidak Tae... apa tidak ada cara lain untuk menyelamat kan adik ku?"

"Jin dengar. Kau juga dokter, kau tau kan Jika kangker tidak bisa di sembuhkan.
Apalagi kini tubuh adik mu itu sudah tidak mampu menerima obat obatan lagi."
Seokjin hanya diam Lalu menangis. taehyung langsung memeluk tubuh sahabat nya itu. Untuk menyalurkan sedikit kehangatan.



-
-
-


Diruang makan. kini tengah ramai di isi oleh empat orang namja, mereka sedang tertawa dan saling melemparkan lelucon satu sama lain.Sikap mereka sudah berubah dalam seminggu ini. sejak kembali nya yoongi dari rumah sakit. Kini mereka mulai menyangai yoongi seperti dulu lagi. sudah tidak ada lagi kebencian di antara mereka sekarang.

"Hyung.." panggil yoongi.Tentu saja ke 3 Hyung nya langsung menoleh ke arah nya.
"Saeng ada apa? Apa kau sakit? Bilang pada hyung bagian mana yg sakit?" Yoongi menggeleng.

"tidak Hyung. aku tidak sakit sama sekali. Hyung boleh tidak nanti saat aku ulang tahun kita pergi ke sungai Han untuk melihat matahari terbenam?" Mohon yoongi pada hyungnya

"Bagai mana ya?"ucap para Hyung nya secara bersamaan.


"Ayo lah Hyung. Ulang tahun ku tinggal 2 hari lagi. Aku janji setelah ini aku tidak akan meminta hal yang lain nya"Yoongi menatap Hyung nyadengan tatapan memelas.

Mereka bertiga di buat gemas oleh yoongi. Sehingga mereka tidaklah bisa untuk menolaknya. "Baiklah Saeng. Apapun yang kau ingin kan, Hyung mu ini akan menuruti semua keinginan mu."


-
-
-


Di sungai Han. mereka kini sedang asik bercanda dan tertawa bersama.
Mereka mengabadikan momen momen menyenakan mereka kali ini.

"Hyung..." panggil yoongi. Ketiga hyungnya menoleh ke arah yoongi. "IYa Saeng ada apa?"


"Hyung lihat. matahari sebentar lagi akan tenggelam" mereka kini berkumpul untuk
Menyaksikan terbenam nya matahari di tepian sungai Han.

"Hyungdeul. hyung kalau seandai nya yoongi pergi tolong jagan menangis dan menyalah kan diri kalian. kalau seandai nya aku pergi. mungkin itu sudah takdir ku untuk untuk pergi"

Entah kenapa perasaan seokjin, namjoon, Jimin dan juga Jungkook tiba tiba saja merasa sesak.

"Hyung. Yoongi mengantuk dan juga sangat lelah. yoongi ingin tidur" ujar yoongi

Deg


kini mereka berada di Abang ketakutan mereka masing masing. Tapi bukan kah mereka tidak boleh egois untuk terus terusan menahan seseorang yg sudah benar benar lelah.


"Tidur lah Saeng. kau boleh tidur, Hyung sudah mengikhlaskan mu"

"Gomawo hyung" Yoongi menutup mata dan menghembuskan nafas ter Ahir nya. Bersamaan dengan tenggelam nya matahari.


"Mianhae yoongi - yaa"





... End ...


Aku terlalu jahat nggak si nyiksa yoongi nya?

Ok sampai ketemu di book selanjut nya

Bye bye

One Shoot Story Bangtan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang