awal mula

9 0 0
                                    

"Adek, kakak, papa sini makan malam dulu. Kerjaan nya dilanjut nanti!" panggil Kio, mama Syafara.

Semua turun ke lantai satu, makan di meja bersama sambil bercanda dan tertawa.

"Oh ya ma, besok adek mau main sama temen adek ya, boleh gak?" tanya Syafara.

"Kakak juga ma, pa boleh ga?" lanjut Alvino, kakak Syafara.

"Iyaa sayang boleh kok, tapi ingat waktu ya jangan pulang kemalaman okey?" jawab Kio.

"Iyaa mama, makasih yaa." kata Syafara dan Alvin.

—————
Keesokan hari nya

"Syafaraa, Alvino bangun sayang! Kita sarapan dulu katanya kalian mau main." teriak Kio.

Syafara bangun dari tidur lelap nya, membuka matanya perlahan dan melihat jam.

"HAAAA?!!??!! JAM 7?!" Matanya langsung terbuka lebar, karena awalnya ia ingin olahraga pagi bersama teman-temannya.

"Ada apa dek?" kata alvino.

"Itu kak aku bangun nya kesiangan," jawab nya sambil berjalan turun kebawah.

"Kamu aja yang tidur nya pulas." sambung Zhico, papa nya.

Kio menyimpan piring di atas meja. "Udah sarapan dulu aja, papa juga bentar lagi kan berangkat kerja." ujar nya menengahi keluarga kecilnya.

Di tengah keheningan Kio membuka suara "pa, mama boleh ikut ke kantor ga? Udah lama mama gak kesana." ujar nya tersenyum.

Zhico terkejut apa yang di tuturkan oleh istrinya tadi. "Eee... L-lusa aja gimana sayang? Sekarang lagi banyak kerjaan." Wajah Kio langsung murung dan mengangguk.

"Emang nya kenapa pa?" tanya Alvino sambil memakan suapan terakhir.

"Ha? Ng-ngga papa kok, papa lagi banyak kerjaan di kantor, mungkin nanti juga papa gak bisa pulang, bisa nya pulang besok." jawab nya gugup dan takut.

"Ouh oke." kata Kio seraya menumpuk piring-piring yang sudah tidak ada sisa makanan.

"Sini ma, adek bantu cuci piring ya." Kio mengangguk.

Selama 15 menit Syafara mencuci piring dan peralatan makan lain nya. Ia menghampiri mama nya menanyakan dimana papa nya, mama nya berkata kalau papa nya sudah berangkat bekerja. Kemudian dia melihat jam menunjukan pukul 8 pagi dan mengambil ponsel di meja makan. Kemudian ia duduk di sofa ruang tamu.

Grup ghibah

Rival:
Weh jadi main ga neh?! Kalo kagak gue tidur lagi.

Sastra:
Gak tau tuh si Lizza.

Lizzaa:
Iya jadi.

Syafara:
Jadi kok.

Lizzaa:
Rival jemput gue, sastra jemput Syafara, Zayyan sendiri.

Zayyan:
Oke.

Sastra:
Oke gue otw

Rival:
gue juga.

Lizzaa:
Nantian aja, main nya juga jam 9 ini kan masih jam 8 wei.

Syafara:
Gue juga belum mandi, nantian aja berangkat nya.

Lizzaa:
Sama sih.

Zayyan:
Yaudah gue, Ripal sama Sastra ngegame dulu ye.

Lizzaa:
Iyaa.

Sastra:
Gak ah berdua aja, gue disuruh bunda beli makanan.

Rival:
Tumben lo mau disuruh bunda lo, biasanya 'nanti aja bun' akhirnya malah adek lo yang beli.

Sastra:
Anj lo!

Syafara:
Udah jangan berantem, Ripal katanya mau ngegame sama Zayyan.

Rival:
Oh iya, yaudah gue main dulu bay guys!!

Lizzaa:
Y

_______

Sastra:
Buruan siap-siap, bantuin gue belanja.
Gak ada penolakan.

Syafara:
Gue belum mandi anjir

Sastra:
Bodo amat buruan lu.
Gue otw.

Syafara:
Ok.

-----------

Syafara mematikan ponsel nya, beranjak dari sofa lalu ke lantai atas. Mengambil sebuah hoodie berwarna hitam dan mengganti celana menjadi celana jeans.

Males banget dah, mak gua tadi kenapa senyum-senyum ya, oh mungkin liat yang lucu ucap nya dalam hati.

Ia keluar kamar dan menutup pintu kamar nya.

"Ma, adek keluar dulu ya." katanya seraya turun dari tangga.

"Iya dek, uang ada?" tanya Kio.

"Ada 20 ribu, cukup kok." jawab nya.

"Ck, kurang itu nih 200 ribu," kata Kio sambil mengambil uang 2 lembar berwarna merah.

"Makasih mamaa sayang," Syafara mengecup pipi mamanya.

"Dek lo mau kemana? Kalo ke supermarket atau minimarket nitip susu sama permen ya." lanjut Alvin. Syafara mengangguk dan pergi keluar rumah nya.

______

Sastra:
Ayo, gue udah di depan nih.

Syafara:
Okey masuk aja.

Sastra:
Gak ah, gue pake motor soalnya.

Syafara:
Okey gue keluar ni bentar.

_____

Syafara keluar rumah nya dan mendapatkan Sastra yang memainkan ponsel diatas motor ninja nya. Syafara menepuk pundak Sastra pelan.

"Weh santai dong!" spontan Sastra. Syafara hanya tertawa kecil "lagian lo nya asik sendiri,"

"Hahahaha sorry, yaudah buruan naik. Pake helm nya ya anj." titahnya sambil memberikan helm.

"Iyaa bawel." jawab Syafara sambil pakai helm tersebut dan naik di jok belakang.

"Dah? Pegangan gue mau ngebut. Kok? Kok di motor nya sih? Ke pinggang gue!" tangan Syafara di ambil dan di lingkarkan ke pinggang Sastra.

"Gosah ngegas dong!"

"Lo nya juga ngegas!"

Tanpa aba-aba Sastra langsung melajukan motor nya kencang.

Ya tuhan Syafara belum mau mati, tolong selamatin Syafara tuhan. Sastra nya ngebut kenceng banget. Batin Syafara.

10 menit di perjalanan...





tunggu di chapter selanjutnya bye <3



Syafara Dan HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang