selingkuhan papa (?)

4 0 0
                                    

Sampai di parkiran supermarket. Sastra menengok ke arah Syafara, Syafara sedang tertidur di bahu Sastra.

Pantesan bahu gue berasa berat ternyata ni bocah tidur tapi mayan cakep pas tidur kata Sastra dalam hati.

"Bangun woi! Dah nyampe, berat bahu gue di jadiin tempat nopang dagu lo!" ucap nya sembari menepuk-nepuk pipi Syafara.

Mata Syafara terbuka dan melihat sudah sampai di supermarket. "Kenapa gak bilang dari tadi sih kalo udah nyampe?!" ujar nya dengan nada agak tinggi, kemudian dia turun dari motor ninja Sastra.

"Udah gue bangunin, lo nya ga bangun-bangun tadi nya sih mau gue tinggalin karna kasian jadinya gue tetep disini." Sastra turun dari motornya dan menggandeng tangan Syafara.

_______

"Mau beli apa dulu?" tanya Syafara melihat sekitar supermarket.

"Bunda nyuruh beli sayuran, buah, mie instan sama cemilan." kata Sastra sambil melihat kertas yang di berikan oleh ibu nya.

"Sayur dulu aja ya, sayur apa?" langkah Syafara berjalan menuju tempat sayur.

"Bayam, kangkung, wortel, buncis, bawang daun, seledri, bawang merah, bawang putih sama bawang bombay." kata Sastra sambil mengikuti jalan Syafara. Genggaman dilepas oleh Syafara kemudian memilih sayur yang tadi di sebutkan oleh Sastra.

"Oh iya sama ayam 1 kilo gram sama hati ayam 1 kilo gram juga." lanjut Sastra.

"Okey," jawab Syafara mengambil sayur yang disebut oleh Sastra.

"Sekarang ke tempat perdagingan dulu ya." ujar Syafara memeluk semua sayuran yang ia ambil tadi.

Sampai di tempat daging, ia mengambil dada ayam dan juga hati ayam.

"Ayo ke kasir dulu," ajak Syafara.

Muka Sastra kebingungan dan berkata "ha? Disini juga ada buah kan?"

"Disini gak lengkap Sastra Adnan Leonel, gak usah lelet gue laper." jawab Syafara ketus.

Mereka berjalan menuju kasir, membayar semua sayur yang di beli. Kemudian mereka pergi ke tempat buah dan cemilan yang sangat lengkap.

"Biasanya gue sama mama gue beli disini, cepet apaan buah-buah nya?" ujar Syafara memilih milih buah mangga.

"Melon, semangka, mangga, pisang, jeruk, kelengkeng udah itu aja."

Syafara melirik ke arah Sastra. "Berapa kilo? 5 kilo?"

"Ya ngga masih-masing 1 kilo kecuali melon, pisang sama semangka Sya." Sastra mendekati tempat-tempat buah tersebut, mengambil semangka, melon dan pisang. Sedangkan Syafara mengambil mangga, jeruk juga kelengkeng.

Saat Syafara memilih kelengkeng, ia melihat ayah nya dengan wanita lain sedang memilih buah mangga muda.

Itu papa kan? Kok disini bukan nya tadi kata mama di kantor ya? Halusinasi gue aja kali deh semoga aja bukan batin Syafara sembari memperhatikan kedua orang tersebut.

"Hoi kenapa? Udah belum? Kenapa bengong?" tanya Sastra kepada Syafara. Syafara tersadar dari lamunan nya, menggeleng dan menatap Sastra.

"Hah? Ngga kok. Dah Sas? Kalo udah kita beli cemilan."

Sastra mengangguk dan membungkuk mensejajarkan dirinya dengan Syafara. "Kalo ada masalah cerita sama gue, jangan di pendem ya cantik." ujar nya tersenyum.

"Dah ayo katanya tadi laper." tangan Sastra langsung memegang pergelangan tangan Syafara kemudian mereka pergi menuju tempat cemilan.

_____

"Dah sayang? Mau apa lagi hm?" Tanya Zhico dengan sekertaris nya.

"Udah mas ini aja maaf ya ngerepotin kamu." jawab wanita tersebut dengan memegang perut yang agak buncit.

"Gapapa buat anak kita ini, udah ayo pulang kasian Hana kita tinggal terus." kata zhico tersenyum dan merangkul bahu sekertaris nya juga memegang perut wanita tersebut.

Sampai di apartemen milik sekertarisnya Zhico menuntun wanita tersebut masuk dan mendudukan nya di sofa ruang tamu.

"Sebentar ya Aurel saya ambilin kamu minum dulu, pasti kamu lelah kan." ucap Zhico mengelus pucuk kepala Aurel yang bukan lain adalah sekertaris nya.

Mereka menikah 5 tahun yang lalu dan tidak di ketahui oleh keluarga nya. Sudah memiliki 2 anak, anak kesatu berumur 4 tahun 7 bulan dan anak kedua masih di dalam kandungan berumur 8 bulan. 

"Nih sayang minum dulu, aku mau bangunin Hana dulu ya." Zhico mencium dahi Aurel kemudian pergi ke kamar anak sulung dari Aurel bernama Hanna.

Tok!
Tok!
Tok!

"Anak ayah lagi apaa? Sudah bangun? Ayah izin masuk ya sayang," Zhico membuka pintu kamar Hanna, Zhico melihat anak nya masih tertidur lelap.

Zhico menghampiri Hanna menepuk-nepuk pantat Hanna dan tersenyum, "Hanna bangun sayang sudah siang lho." kata nya.

__________

Disisi lain Syafara dan Sastra masih memilih cemilan untuk di beli.

"Gue ke tempat susu dulu ya, kakak gue minta susu stroberi sama permen susu." ujar Syafara di angguki oleh Sastra.

"Tempat kopi dimana ya, gue pengen kopi dah," kata syafara. Syafara berjalan mengelilingi lorong-lorong untuk mencari kopi yang ia inginkan.

"Nah itu dia tapi tinggi banget, gue kan pendek," ucap nya pelan. Sudah mencoba lompat masih saja tidak bisa terambil.

"Hai, butuh bantuan?" tawaran dari orang asing.

"Eumm boleh... Kopi yang coklat itu yaa 3."

"Ini?" Syafara mengangguk senang. "Makasih banyak ya maaf ngerepotin."

"Tidak, kamu ga ngerepotin saya. Btw kenalin saya Alexander Haikal Juna. Kamu panggil saya Alex," tangan Alex mengajak untuk bersalaman.

"Saya Anata Syafara, panggil saya Syafara." tangan Syafara bersalaman dengan Alex.

Alex dan Syafara melepas salaman tersebut kemudian Alex meminta nomor ponsel genggam milik Syafara.

"Yaudah aku pergi dulu ya, temen aku udah nungguin makasih banyak." Syafara membukukan badan nya dan tersenyum di balas anggukan oleh Alex.

Lucu, senyuman nya manis banget untung dah dapet nomor nya kata Alex dalam hati.

----

"Dorrr.... Sastraaa," Syafara mengejutkan Sastra ia tertawa senang.

"Ya tuhan Far kalo gue jantungan gimana?" tanya nya.

"Maaf ya Sastra Giovan Rasya hehe..." Syafara tersenyum manis agar di maafkan oleh Sastra.

"Iyaa Syaa, btw lo beli kopi banyak bat dah," kata Sastra melihat kopi 3 bungkus di lengan Syafara.

Pandangan Syafara menuju kopi yang dia pegang "oh ini, buat gue semua nyetok buat seminggu,"

Sastra ber oh ria kemudian mereka bayar semua yang mereka beli. Setelah itu pergi ke sebuah cafe untuk membeli latte coffee. 

Mereka mampir ke restoran untuk makan bersama. Di tengah-tengah kebercandaan mereka saat makan telepon genggam Syafara berbunyi, tertulis bernama kak alvino.

"Bentar sas," Syafara pergi menjauh dari meja nya.

"..."

"Kak yang bener? Iyaa aku pulang bentar lagi ya kak gak enak sama Sastra." ucap Syafara sambil menahan air mata yang mau jatuh.

"..."

Syafara memutuskan sambungan telepon tersebut, berjalan ke meja nya dengan terburu-buru.

"Kenapa?" tanya Sastra khawatir.

"Gapapa kok, ayo di lanjut makan nya." Kata Syafara di angguki oleh Sastra.

Tunggu di part selanjutnya bye <3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Syafara Dan HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang