1.

508 45 10
                                    

Sebuah mobil sport keluaran terbaru melaju melintangi jalanan yang cukup padat di jalan raya namun sang pengemudi begitu lihai mengendarainya sehingga mampu menghindari mobil yang berada didepannya dan melewatinya begitu saja.

Alunan musik mengalun pelan didalam mobil tersebut, menemani perjalanan seorang wanita dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. Tangannya sesekali mengetuk kemudi mobilnya mengikuti alunan musik sambil menunggu lampu merah yang ada didepannya berubah menjadi hijau. Begitu lampu hijau muncul, ia buru-buru langsung tancap gas. Rasa rindunya yang membuatnya seperti itu, merubahnya menjadi seorang pembalap dalam sekejab.

Dan tanpa hambatan apapun dalam perjalanannya, kini ia telah sampai di depan rumah yang begitu luas dengan dikelilingi pepohonan yang rindang sehingga membuat suasana dan mata yang memandang menjadi sejuk.

Penjaga rumah yang melihatnya datang, dengan segera membukakan gerbang rumah untuk majikannya yang baru saja pulang setelah beberapa tahun hijrah ke kota orang karena mengurus beberapa cabang perusahaan mereka yang berada disana.

" Terima kasih pak." Ucap wanita itu ketika melewati security yang memberi hormat kepadanya.

Ia pun terus mengendarai mobil itu sampai di halaman rumah yang disana juga terdapat beberapa mobil yang terparkir dengan rapi.

" Hmm.... Finally." Gumamnya begitu keluar dari mobil dan menghirup udara segar dari kota kelahirannya.

Tak ada kata-kata yang bisa menggambarkan betapa ia sangat merindukan orang-orang yang berada disini.

Dan dengan kakinya yang jenjang, ia langsung melangkah menuju pintu rumahnya dan menekan bel, yang tidak menunggu waktu lama sampai pintu rumahnya terbuka.

Ternyata yang membukakan pintu untuknya adalah sosok yang sangat dirindukannya selama ini. Ia pun dengan segera memeluknya.

" Aku pulang." Ucapnya yang masih memeluk erat wanita paruh baya yang sudah membukakan pintu untuknya.

Sungguh, wanita itu sangat merindukan sosok wanita paruh baya yang sedang dipeluknya itu. Bertahun-tahun tinggal di kota orang dan kadang harus terbang ke luar negeri, membuatnya sangat merindukan pelukan hangat dan juga kasih sayang dari beliau.

" Nathania? Kok kamu enggak bilang ama mama kalau kamu mau pulang?"  Tanya beliau yang merupakan orangtua dari wanita yang sebelumnya mendadak jadi seorang pembalap.

Beliau sangat terkejut mendapati anak yang selama ini dirindukannya kini sudah berada dihadapannya.  Salahkan sang suami yang menyuruh anaknya itu harus mengurus cabang yang berada di luar kota itu.

Wanita yang dipanggil Nathania itu langsung nyengir kuda dihadapan mamanya.

" Papa yang nyuruh dia biar enggak bilang ama kamu." Ucap pria paruh baya yang tiba-tiba muncul di belakang ibu dan anak yang sedang berpelukan sambil tersenyum jenaka kepada mereka.

Kontan karena perbuatannya itu, pria paruh baya tersebut mendapat cubitan di perutnya.

" Papa ihh.. kebiasaan enggak pernah bilang apa-apa sama mama." Tuturnya yang masih cemberut.

Ia masih ingat bagaimana suaminya itu tidak berunding kepadanya kalau anak kebanggaannya itu akan diutus mengurus cabang perusahaan mereka yang lain.  Ia baru tahu saat akan ke kamar anaknya dan melihat anaknya itu sedang packing di kamarnya.

" Kan enggak bakalan surprise, Ma." Ucap Nathan yang sekali lagi memeluk mamanya.  Sungguh ia sangat merindukan mamanya.

" Udah.. udah.. peluknya nanti lagi.  Sekarang kamu ganti baju terus makan.  Mama bikinin masakan kesukaan kamu." Ucap sang mama memberi perintah sembari mengelus rambut Nathan.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang