EPS. 1

14 1 0
                                    

(Gita dan Gibran)

"Aku pilih yang mana yah" sambil melihat-lihat tanaman didepanku

"Pilih yang pot coklat" kata seseorang

"Hah?" kataku sambil menengok keasal suara

"Iya pilih yang pot warna coklat, keliatannya sehat dan bentuknya unik" katanya kembali

Laki-laki itu berlalu begitu saja dan meninggalkan ku yang masih mencerna apa yang terjadi beberapa menit yang lalu. Sesuai perkataan laki-laki tadi. Aku memilih tanaman itu dan langsung membawanya ke kasir.

"250.000 yah mbak" Aku pun memberikan beberapa lembar uang merah 

"Kamu memilih pilihan ku?" 

"Iya" jawabku tanpa sadar, Aku pun menegok kekir ke asal suara tadi , dia lagi gumamku dalam hati.

"Makasih mbak" mengambil tanaman itu dan langsung beranjak keluar. 

"Tunggu" katanya Aku pun berhenti dan dia menjulurkan tangannya 

"Gibran, kamu?" 

"Gita" sambil membalas menyambut uluran tangannya. 

"Sudahkan, boleh gue balik ?" tanyaku 

"Naik apa?" tanyanya balik 

"Jalan kaki" 

"Yaudah balik bareng ajak" 

"Lu sudah lama di toko ini?" tanyaku 

"Mungkin 2 jam-an" 

"Artinya, kita baru ketemu hari ini dan berkenalan 5 menit yang lalu," 

"Yah terus?" tanyanya

Aku tersenyum melihat laki-laki ini didepanku. Tingginya mungkin 160cm, berat badannya 60an, alis tebal, hidung mancung dan kulit gelap.

"Gue mau balik sendiri" kataku sambil berbalik tanpa menunggu balasannya.

Diperjalanan pulang aku masih memikirkan laki-laki yang ku temui tadi, cukup aneh. Kita baru saja bertemu hari ini lalu begitu mudah untuk mengajak pulang bareng. Ada-ada aja.

"Baru pulang?" 

"Hehe iya bu, nih baru beli tanaman baru lagi" sambil menunjukkan kantong kresek di tangan ku. 

"Kamar mu itu sudah seperti kebun saja gita" kata ibuku 

"Yah gapapa loh ibu bagus, kamar gita jadi seger" 

"Skripsi mu bagaimana?"

"Lagi proses bu, sabar yah nanti gita lulus juga kok" kataku samba memeluk ibu

"Yaudah, ibu ke dapur dulu siapin makan malam" 

Aku pun masuk ke kamar dan menyimpan tanaman itu ketempat yang kosong dekat jendela.

***

"Bu gita ke kampus dulu yah" 

"Iya hati-hati "

Aku pun mengendarai mobil pemberian ayah menuju kekampus. Tidak butuh beberapa jam aku sampai dikampus. 

"Gita" panggil seseorang, dia lagi, Akupun menghiraukan panggilan itu dan melanjutkan jalan ku.

"Gita tunggu" panggilnya 

Dia meraih perngelangan tanganku untuk menghentikan langkah ku. 

"Gita" panggil bella

"bella, yuk ke kelas" kata ku sambil ingin menarik tangannya 

"Eh tunggu, hai kak Gibran. Gimana pembicaraan yang kemarin tentang pameran untuk bulan depan"

"Bel, lu kenal dia" tanyaku

"Loh bukannya lu juga kenal" katanya

"Enggak" 

"Terus tadi"

"Tadi apaan" 

"Gak ada apa-apa" kataku kembali 

"Gak usah bohong tadi gue lihat tang-"

"Gak ada apa-apa bel-"

"Ada gita" kata gibran 

"Apaan sih" kataku kesal 

"Bella, gue pinjam teman lu dulu, soal pembicaraan kemarin tentang pameran itu. Semuanya tergantung apa jawaban gita" katanya 

"Apaan sih lo, gw ada kelas." 

"Gak, kamu bolos dulu hari ini, aku pengen bicara sama kamu" 

"Tapi gw gak mau, emang lu siapa"

"Gita, lu ikut aja deh. Pameran bulan depan nasibnya ada di tangan lu"

"Bell apaan sih, kok gue, jang-" 

"Udah ikut aja sih, nanti gw yang izinin ke dosen" kata bella 

"Udah kan?, yuk" sambil menarik tangan ku menuju salah satu mobil yang terparkir dihalaman kampus. 

"Naik" katanya sambil membukakan pintu mobilnya 

"Kita mau kemana?" 

"Naik dulu baru aku kasih tau" 

"Gak, kasih tau dulu kita mau kemana"

Dia pun memajukan badannya, sambil menatapku 

"Naik" titahnya 

"Fine!" kataku sambil masuk ke dalam mobil.

Hening

"Gue udah naik dan pergi bareng lo, jawab pertanyaan gue kita mau kemana?"

"Jalan" katanya 

"Gue tau, kita udah jalan dari tadi. Maksud gue kemana Gibran"

"Keliling bandung aja" jawabnya santai 

"Seriously!?

"Yes, you know I'm happy you can come along

"Lu buang waktu berharga gue Gibran" 

"Dan waktu aku berharga saat bareng kamu gita"

"Git, aku suka sama kamu" katanya tiba-tiba 

"Jangan" 

"Kenapa?" 

"Jangan pernah suka apalagi cinta sama gue."

"Kenapa?" Tanyanya kembali 

"Kita baru kenal Gibran" kataku 

"Kenapa gita?" tanyanya kembali 

"Lu tuli atau apa sih Gib. Yang gue bilang tadi, kita baru kenal kemarin. Dan seenaknya lu bilang suka hari ini" 

"Kamu yang bego Git, kita memang baru kenal kemarin. Dan seenaknya kamu buat aku suka sama kamu hari itu juga" katanya 

Aku diam mendengar jawabannya. 

"Gue minta maaf" kataku

"Aku maafin dengan kamu nerima pendekatan aku" 

"Gak bisa" kataku 

"Kenapa?" 

"Jangan jadikan pertemuan singkat kita alasan buat kamu lepas dari aku" katanya kembali

Aku hanya diam tanpa menjawab balasannya.
.
.

KAKTUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang