EPS. 4

7 0 0
                                    

(SALAH PAHAM)

Kabar ku dengan Gibran menjalin hubungan pun terdengar, hingga kebanyakan dari mereka memberikan selamat untuk kami.

Yah sudah hampir 5 bulan menjalin hubungan dengan gibran. Kami biasa di sibukkan dengan tugas akhir, apalagi kalau bukan skripsi. Entah itu di cafe atau ke apartemen gibran menjadi tempat kami untuk mengerjakannya.

Aku bahagia bisa menerima Gibran, yang selalu bisa ngertiin aku. Gak pernah marah kalau aku udah konsen ke skripsi ku, cuman ngambek doang sih.

"Sayang" Panggil Gibran
"Iya bi kenapa?" Jawabku
"Yuk liburan" Sambil memelukki dari samping
"Kalau kita liburan, skripsi nya gak selesai-selesai ini"
"Yah kan tinggal ujian meja sayang"
"Yaudah, memang nya kamu mau liburan kemana sih?" Tanya ku
"Puncak deh, sekalian panggil teman kamu tuh dua orang" Katanya
"Yaudah, kapan kita perginya?"
"Besok aja, kan besok jumat tuh. Jadi ada tiga hari kita di puncak"
"Iyaa terserah, nanti aku kabarin teman-temen aku" Kataku

Setelah percakapan kami, aku langsung fokus kembali mengerjakan revisi skripsian ku. Karna besok waktunya buat liburan.

Tringggg!

"Iya halo" Jawabku setelah mengangkatnya telfonnya
"Gue di apart Gibran" Kataku
"Lu kapan di rumah, gw sama Aya pen main ke rumah lu"
"Yaudah, gw pulang deh. Lu udah mau berangkat? "
"Iya, gw udah mau otw ini sama Aya. Gw tunggu yah awas. "
"Iya" Kataku sambil memutuskan telfonnya.

Tidak biasanya dia curut mau main kerumah, biasanya suka ngumpul di cafe atau tempat karoke. Ckckck

"Siapa yang? " Tanya Gibran
"Bella, katanya mau main kerumah"
"Yah kamu pulang dong" Wajah cemberut nya membuat ku ingin ketawa. Gemess
"Besok kan bisa ketemu Gibran, akhir-akhir ini kamu monopoli aku loh" Aku melihat kekehan nya
"Masa? Gak yah. Aku cuman rindu aja gak liat muka kamu sehari"
"Gombal banget, udah aku mau beres-beres dulu" Kataku

Hap! Gibran menahan tangan ku dan menyuruhku kembali duduk. Aku hanya menatapnya bingung. Dia pun berdiri dan membereskan barang-barang ku dan memasukan ke tas ku. Itulah yang buat aku kagum ke Gibran, dia gak mau liat aku kecapean, hingga hal sekecil ini pun dia yang urus.

"Udah yuk" Katanya sambil menarik ku untuk berdiri dan berjalan menuju pintu. Tidak butuh waktu lama aku pun sampai di parkiran.

"Gak mau di anter?"
"Gak usah nanti kamu capek bolak-baliknya"
Cup! Gibran mengecup bibir ku.
"Ihh kamu, nanti ada yang liat gimana" Kesalku
"Yah gak papa bilang kalau kita pacaran"
"Baru pacaran juga"
"Oh kode nih mau di nikahin"
"Apaan deh"
"Udah gak usah kesel gitu yang, kamu hati-hati bawa mobilnya" Katanya sambil mendorong ku masuk kemobil
"Iya bi" Aku pun masuk dan menjalankan mobil ku. Tidak butuh waktu lama aku pun sampai kerumah.

"Alhamdulillah udah sampai juga lu, capek nungguin gw, untung ada bibi" Celetuk orang
"Hehe maaf banget, lu tau kan Gibran gimana" Kataku
"Cihhh dulunya nolak" Kata Bella
"Eh malah sekarang bucin banget" Sambung Aya
"Yaudah, yuk ke kamar. Jangan marah-marah lu nanti cepat tua" Kataku ke Bella
"Eh Aya Bella" Panggil setelah sampai di kamar.
"Hm"
"Besok ke puncak yuk" Kataku
"YUK" Bella dengan semangat nya
"Tapi kita gak bertiga, sama Gibran juga" Kelasku
"Yah di jadiin obat nyamuk kita di Bella" Kata Aya
"Nanti gw suruh deh Gibran bawa temennya"
"Oke deh" Jawabnya mereka dengan semangat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KAKTUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang