Dia membawaku pulang setelah dokter mengijinkannya, walaupun aku harus ke rumah sakit setiap hari untuk terapi kakiku. Dia tidak ijinkan aku pulang ke rumah oppa, dia membawaku ke apartement lama kami, tempat tinggal kami sebelum memiliki Darren. Aku hanya barang bekasnya maka sudah seharusnya disimpan di tempat lama.
Dia berada disini menemaniku sejak hari pertama aku pulang.
Dia menggendongku dari kursi roda untuk membaringkanku di ranjang. Aku memalingkan wajahku ke arah lain. Memikirkan dia bukan milikku seorang membuatku sangat terluka.
"Aku baik-baik saja sendirian. Kamu pulanglah" ujarku dan ia menggeleng
"Oppa temani kamu disini,"
"Pulanglah ke istrimu, aku tidak butuh kamu" ujarku dan air mata sialanku menetes lagi "Hanya saja kembalikan anak-anakku"
"Yoong, oppa tidak akan menceraikanmu"
"Dan aku tidak siap berbagi suami. Jadi kamu tidak ada pilihan selain menceraikanku" ujarku dan ia menunduk. "Aku mohon kembalikan anak-anakku"
"Darren bisa pindah bersamamu tapi esther, dia akan asing padamu, dia terbiasa bersama tifanny," ujarnya
"Kamu berniat menjadikannya ibu kandung dari anakku? Dan melupakan aku yang harus terbaring koma sampai kehilangan segalanya saat melahirkan dia? Hebat sekali dirimu Choi Siwon" aku meneriakinya, selama ini aku tidak pernah menyebutnya dengan nama lengkapnya, tapi aku begitu kesal, bahkan anak yang aku lahirkan dengan mempertaruhkan nyawaku, dia tidak ijinkan aku untuk memilikinya.
"Aku hanya mengingatkanmu yoong," ujarnya.
"Pergilah, aku tidak ingin berada satu kamar dengan pria yang sudah berbagi tubuh dengan wanita lain" ujarku "aku akan meminta oppaku menjemput anak-anakku besok"
***
Author POV
Siwon tidak meninggalkan yoona walaupun ia diusir tadi malam, dia tidur di sofa ruang tamu. Selama beberapa hari ini ia disini dan meminta darren untuk tetap di rumah sana menemani esther, bagaimana pun gadis kecilnya itu lebih dekat dengan darren dan dirinya.
Ia menyiapkan sarapan pagi untuk yoona dan mengantarkannya ke kamar. Saat masuk, wanita itu sedang berbicara dengan oppanya di telepon.
"Nanti baru aku telepon lagi oppa" ujarnya, yoona yang siwon kenal selalu seperti ini, ia tidak pernah menangis di depan orang selain dirinya. Dia juga tidak pernah meminta bantuan siapapun termasuk oppa dan eommanya. Dan dia tidak pernah memohon pada seseorang.
Dia begitu kuat dan tegas diluar, tapi siwon tahu ia begitu rapuh, itu mengapa ia begitu merasa bersalah.
"Yoong, nanti sepulang sekolah darren dan esther akan kesini" ujarnya
"Baik" ujar yoona singkat
"Esther sedikit demam, mungkin dia tidak bisa menginap bersamamu" ujar Siwon dan Yoona menatapnya dengan tajam, "Dia sangat rewel saat sakit dan kamu tidak terlalu,,"
"Kamu meragukan aku merawat anakku?"
"Bukan begitu maksudku yoong"
"Aku tidak ingin melihatmu disini lagi, setelah mengantar anak-anakku, kamu boleh pergi" ujar yoona sambil memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Aku disini menemani kalian. Kita tetap seperti biasanya, aku tidak akan kemana pun" ujarnya
Yoona tertawa,
"Jangan bicara seolah kamu masih setia padaku, aku muak melihatmu. Pergi!!" Bentak yoona ia melempari siwon dengan bantal,
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae
FanfictionWalaupun rasanya begitu sakit, aku akan belajar menerimanya. Aku tidak akan menyalahkan siapapun, semua orang memiliki hak untuk memilih dan aku terima kamu tidak memilihku. ~Im Yoona Apapun yang aku katakan tidak akan ada artinya lagi, aku telah me...