Suasana rumah sejak pagi entah dari jam berapa menjadi panas. Muka-muka para orang dewasa bersitegang. Sedangkan anak kecil?. Sejak pagi telah dialihkan perhatiannya. Diajaknya mereka ke kebun binatang kota.
Amarah masih sangat jelas dimata orang-orang yang sudah beruban itu.
"Kau menyalahkan ku?" Hardik seorang ibu bersanggul. "Dia telah kurawat susah payah. Dengan uang serta hartaku. Apa yang salah?
Suaranya berat dan sarat akan emosi. Sudut bibirnya terangkat. Tersenyum mengejek.
Ada lima orang yang berkumpul diruang tamu itu. Dengan dinginya air conditioning yang mencapai angka 20. Tidak lantas membuat para tamu kedinginan.
Satu-satunya gadis di ruang tamu itu berdiri. Tangannya mengepal. Pandangannya tajam. Tentu kearah seorang ibu paruh baya yang sekarang senyum ejekannya terarah ke gadis itu.
"Paman, bibi" panggilnya menengok kekanan dan kiri. " urusan bahagia tidak biar aku yang urus. Dan untuk bibi tya" kata gadis itu membuat yang dipanggil mengangkat alis.
"Terimakasih telah mengasuhku selama lima belas tahun" kata final gadis itu. Ditutup anggukan hormat dan berjalan keluar.Banyak dari mereka yang seperti hendak mengucapkan sesuatu, namun seperti tertahan dan bersamaan saling menggeleng.

KAMU SEDANG MEMBACA
ROSIE
Short Storykehidupan memanglah tak selalu sesuai dengan harapan. derita dan lara akan menambah rasa dan aroma khas yang mampu membuat pemiliknya berpikir lebih dewasa, juga lebih memiliki rasa tanggungjawab. tanpanya?. hampa. kosong tak bertuan. namun kalau be...