Apa itu suka?
Druig tidak tahu awalnya. Ia awam dalam masalah ini. Bahkan ketika Phastos, sahabatnya, sering menitipkan salam dari cewek-cewek yang naksir padanya, Druig masih belum mengerti.
Hanya saja, Druig jadi paham sedikit setelah bertemunya dengan seseorang. Seseorang yang membuatnya terus kepikiran dan tidak ada angin tidak ada hujan, Druig jadi sering tersenyum sendiri.
"Lo lagi suka sama seseorang, ya?" Phastos, salah satu sahabat karib Druig, bertanya langsung saat Druig tersenyum-senyum menatap televisi di depannya yang menampilkan iklan shampo.
"Tidak," elak Druig.
"Lo tahu kalo gue lebih paham ekspresi orang-orang," kata Phastos. "Dan ekspresi lo sedang dimabuk cinta."
Druig terbatuk sejenak sembari memperbaiki duduknya. "Oh, iyakah?"
"Siapa orangnya?" tanya Phastos.
"Kepo, su."
"Gue doain lo gak bakal jadian sama dia."
Druig menatap Phastos kesal. "Bangsat."
"Jadi siapa?" tanya Phastos lagi.
"Ada, cewek."
"Yaiyalah cewek, masa wewe gombel," gerutu Phastos. "Lo kalo suka sama orang ternyata kayak gini, ya? Jadi goblok."
Druig tidak menampik. Mungkin saja memang dia bodoh karena suka sama seseorang.
"Lo kenapa bisa suka sama dia?" tanya Phastos lagi.
"Nanya mulu lo kayak Dora," balas Druig kesal.
"Yaudah sih kalau gak mau jawab. Semoga gak jadi—"
"Lo bisa gak sih berhenti bilang itu, jing?" potong Druig. "Gue tendang juga lo."
Phastos tertawa. Menggoda Druig tampaknya akan menjadi hobi barunya. Jarang-jarang Druig bereaksi seperti ini. Ia jadi penasaran kepada siapa Druig menaruh perasaan.
"Biasanya cewek suka apa?" tanya Druig tiba-tiba.
"Bahas apaan sampe ke cewek-cewek?"
Suara itu menginterupsi keduanya. Sumbernya datang dari seorang pemuda berkacamata dengan kamera mirrorless di tangannya. Peter Parker, sahabat Druig lainnya, langsung mengambil tempat di samping Druig.
"Ceweknya siapa?" tanya Peter lagi.
"Ceweknya Druig," jawab Phastos.
Peter terkejut. "Hah? Lo punya cewek?"
Druig berdecak. "Nggak. Percaya aja lo sama Phastos."
"Tapi nggak heran kalo lo punya pacar," kata Peter. "Lo kan agak terkenal tuh, banyak cewek-cewek naksir."
Druig mendengus. "Halah. Nyiksa, bro."
Peter tertawa. "Jadi, cewek yang lo suka siapa?"
"Bisa gak sih gausah kepo sama cewek yang gue suka? Maksud gue, TENANG aja, yang gue suka itu masih berwujud, bukan tembus pandang," cerocos Druig kesal.
Peter dan Phastos sontak tertawa.
"Lo yakin mau ngedeketin dia?" Peter bertanya kembali.
"Yakin nggak yakin."
Phastos menaikkan satu alisnya. "Maksud lo? Jangan labil, anjir."
"Ya, gue deketin dia kalau suka sama gue," kata Druig.
"Hadeh, tolol. Gimana caranya lo tahu dia suka sama lo kalau ngedeketin aja kagak," ketus Phastos. "Lo jangan bikin malu, deh."
"Setidaknya lo ada niatan buat deketin dia, Druig." Peter tersenyum kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sign - Druig & Makkari AU
FanfictionSiapa sangka dalam pertemuan singkat Druig dan Makkari malah membawa mereka ke perasaan yang tidak bisa lepas? Setelah dua tahun tidak bertemu, Druig dan Makkari mengira sudah melupakannya, tetapi ternyata kisah mereka memang belum selesai sampai d...