Bunga untuk Haechan

16 5 0
                                    

Aroma garam laut tercium sangat kuat, hembusan anginnya yang berderu kencang menerbangkan helain demi helaian rambutku yang dibiarkan terurai berantakan. Aku memandangi laut yang terbentang luas di depan sana, air nya diam tak tergoyah oleh angin, menandakan betapa dalamnya Ia.

Suasana hari ini masih sama dengan hari itu, tepat 7 tahun yang lalu.

Aku masih mengingatnya.Hari itu para petugas membawa berkantong kantong Jenazah yang telah kaku dibawah tindihan kapal yang karam. dari banyaknya kapal kecil yang berkeliaran menyelamatkan korban jiwa, aku berharap akan muncul satu kapal kecil yang membawa adikku dengan selamat, biarpun dia menyebalkan dan begitu berisik, namun sekali lagi aku ingin mendengar ocehan berisiknya itu, meneriaki ku dari jauh dan berteriak dengan wajah tengilnya, kak aku disini! aku selamat!

Namun sekali lagi aku menangis, merutuki betapa tidak bisanya aku melepas kepergian adikku bahkan setelah 7 tahun lamanya.

"Haechan-a.. kalau kamu masih hidup,pasti sudah tumbuh menjadi pria dewasa yang tampan.."

*****

Ansan, 10:10pm KST

Malam itu, saat Haechan meminta izin padaku untuk mengikuti darmawisata sekolah ke pulau Jeju. Ia terus merengek, meminta aku untuk mengizinkannya. Ia begitu keras kepala,mengatakan padaku bahawa berlibur ke pulau Jeju adalah kesempatan emas yang tidak boleh ia lewatkan.

Ia dengan semangat menunjukan destinasi kunjungannya padaku, memamerkan betapa bahagianya ia akan mengunjungi Seongsan Ilchulbong Peak. Salah satu wisata yang paling ramai dikunjungi jika berlibur kesana.

"Puncak tempat kau bisa melihat matahari terbit dengan indah" begitulah julukannya.

Adikku haechan, dia sangat suka dengan matahari, dia bilang matahari itu sangat indah, kapan lagi dia bisa menyaksikan keindahan alam sebaik itu.

Andai saja aku bisa lebih keras kepala dari adikku, mungkin saja aku masih bersamanya hingga saat ini.

"Nuna, nanti kalo aku dah balik dari pulau Jeju tak bawain jeruk setengah kilo ya" Ledeknya kala itu, menjanjikanku sebuah oleh oleh yang akan ia bawa jika aku mengizinkannya pergi.

Pulau Jeju memang terkenal juga dengan produksi Jeruknya yang sangat lezat se penjuru korea, namun jauh jauh kesana kenapa pula ia hanya menjanjikanku Jeruk yang hanya setengah kilo?!

TAK!!

"aduhhh!! jangan di tempeleng mulu dong! kalo nanti nambah bego gimana!"

"Emang kapan pinternya sih kamu hah"

"adik sendiri ko dikatain, padahal aku ini pria yang berbakat dengan sejuta kreasi, suara emas yang mampu memikat hati, paras tampan yang mengbaperkan hayati eeakk eak"

TAK!!

"NAJIS ALAY!"

"SAKIT!! HIH!!" teriaknya sambil mengelus elus kepala

"salah siapa alay hah!" Teriakku tak kalah kencang

"Ya maap kalo aku Alay-"

"KEDEPANNYA AKU BAKAL LEBIH ALAY LAGI HAHAHA!!"

"YA!! LEE HAECHAN!!"

Aku tertunduk, mulutku tertawa pelan namun air mataku berderai turun tak terasa membasahi pipi. Walaupun kerjaanku dirumah adalah bertengkar dengan Haechan, tapi sungguh ia adalah adik yang benar benar ku sayangi, sangat ku sayangi.

"Haechan-a.. Nuna kangen.."

"Kamu ga kangen ya sama Nuna"

Tes..

RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang