✓ The Tempestuous Consort - Wilfully Pampered by the Beastly Highness

Bab 773: Anda Tidak Harus Pergi, Dia Sudah Mati

Si Mobai menyelamatkan Xi Jin sepenuhnya demi Lan'er. Jika Xi Jin masih bersaing dengannya untuk mendapatkan Lan'er, maka dia tidak akan pernah melepaskannya.

Meskipun Si Mobai secara fisik lemah, dia masih mengambil Feng Tianlan dari sisi Azurite dan membawanya pergi.

“Yang Mulia, tanganmu ....” Azurite ingin dia membalut tangannya, tetapi sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, dia sudah menghilang.

Azurite menoleh untuk melihat Xi Jin. Dia tidak tahu apakah dia telah dihidupkan kembali atau tidak. Dia menghela nafas. Yang Mulia dan Nona pasti akan bertengkar kali ini. Tapi kalau dipikir-pikir, itu bukan salah siapa-siapa.

Si Mobai membawa Feng Tianlan kembali ke Paviliun Si Feng dan dengan hati-hati membaringkannya di tempat tidur. Dia melihat alisnya yang terjalin erat. Air mata masih menggantung di sudut matanya. Dia merasa menyesal bahwa dia dalam keadaan seperti itu, namun dia juga merasakan sakit semacam itu di hatinya.

"Lan'er, apakah dia sepenting itu?" Si Mobai mengangkat tangannya untuk melihat pergelangan tangannya. Dia meletakkannya di bibirnya dan dengan lembut mencium bekas luka merah muda, yang sudah tertutup obat, dan bertanya, "Lebih penting dariku, suamimu?"

Apakah Xi Jin begitu penting? Begitu penting sehingga dia bisa menggunakan hubungan mereka untuk mengancamnya?

“Lan’er, tidak ada yang berani mengancamku dengan cara seperti itu. Kamu yang pertama.  Aku juga merasa terancam karena takut,” kata Si Mobai. Dia tidak berani mengambil risiko kemungkinan kehilangan dia.

Dia tahu bahwa darahnya bisa menyelamatkan nyawa, jadi dia sering memotong pergelangan tangannya untuk membiarkan darah dan menyelamatkan nyawa. Dia mungkin tidak merasakan sakitnya, tapi dia terluka untuknya.

Si Mobai mengangkat tangannya untuk melihat luka di telapak tangannya. Dia mengeluarkan bubuk obat dan mengoleskannya di atas luka. Dia menyaksikan lukanya sembuh sedikit demi sedikit dan berkata, "Lan'er, apakah kamu merasa kasihan pada suamimu?"

Dia pasti tidak akan merasa menyesal. Dia hanya cemas tentang Xi Jin. Bagaimana dia bisa merasa kasihan padanya?

Bahkan jika Si Mobai sendiri merasa lemah secara fisik, dia tetap tidak akan meninggalkan sisi Feng Tianlan bahkan untuk sesaat, dan dia merawatnya. Saat dia melihat alisnya yang berkerut dalam, dia merasakan sakit hati meningkat lagi dan lagi. Dia penuh dengan rasa sakit yang dia rasakan sampai ke tulangnya.

Feng Tianlan telah kehilangan terlalu banyak darah. Bahkan dengan penggunaan Obat Pill, karena Vine di hatinya membutuhkan infus darah khusus, itu menyebabkan dia tertidur dalam keadaan lelap. Dia berulang kali berteriak untuk Mobai dan Kakak Jin selama dia tidak sadarkan diri.

Itu menyebabkan Si Mobai, yang telah berjaga-jaga di sisinya, semakin kesakitan. Sakit sampai dia merasa tidak bisa bernapas. Dia tahu bahwa dia harus mempercayainya dan lebih percaya padanya, tetapi dia tidak bisa menahannya. Selain itu, dia tidak memiliki kepercayaan diri.

Xi Jin dan Feng Tianlan sudah saling kenal selama sepuluh tahun lebih lama dari Si Mobai. Dia memiliki perasaan sepuluh tahun lebih sedikit daripada perasaan mereka. Pada satu titik, dia lebih baik mati daripada menyerah padanya ...

Karena itu, dia benar-benar tidak percaya diri. Dia takut bahwa dia tidak cukup mencintainya dan takut bahwa dia tidak cukup peduli padanya.

Feng Tianlan perlahan membuka matanya, dan dia secara bertahap sadar kembali. Dia memikirkan Xi Jin yang diracuni dan tiba-tiba duduk. "Kakak Jin," katanya.

"Begitu kamu bangun, hanya Xi Jin yang kamu pikirkan?" kata Si Mobai, yang telah berjaga-jaga di sisinya. Ketika dia mendengar tangisan Feng Tianlan, dia merasa sangat terluka sehingga dia sulit bernapas. Suaranya tidak terdengar bagus.

“Mobai.” Feng Tianlan menatapnya dan mengingat bahwa sebelum dia kehilangan kesadaran, Mobai telah membuatnya pusing. Dia tidak bisa membantu tetapi menyipitkan matanya dan bertanya, "Di mana Xi Jin?"

Si Mobai melihat bahwa dia hanya peduli pada Xi Jin dan suaranya menjadi dingin karena sakit hati ketika dia berkata, "Apakah kamu sangat peduli padanya?"

Kenapa dia bangun hanya untuk peduli dengan pria lain? Kenapa dia tidak peduli padanya dulu? Dia adalah tunangannya.

"Dia diracun." Feng Tianlan tidak memperhatikan suasana hati Si Mobai. Dia hanya memikirkan Xi Jin, yang telah mengambil racun untuk bunuh diri. Dia tidak tahu apakah dia sudah mati atau masih hidup. Dia melemparkan selimut ke samping, ingin bangun dari tempat tidur.

Si Mobai mengulurkan tangan untuk meraih bahunya dan bertanya, "Lan'er, apakah hanya ada Xi Jin di matamu?"

“Mobai, hentikan omong kosongmu. Dia diracun. Dia akan mati.” Feng Tianlan dengan cemas mendorong tangannya dan berkata dengan tergesa-gesa, "Sekarang bukan waktunya untuk cemburu."

Si Mobai melihat tangannya yang jatuh ke tempat tidur. Matanya mengeras ketika dia berkata dengan datar, “Kamu tidak harus pergi. Dia meninggal."