Aku dan Mew berada di balkon kamarnya, duduk menyila di kursi menikmati pemandangan langit malam hari.Dia mengajakku berdiskusi membahas rencana apa yang akan kita lakukan untuh ayah. Sejujurnya sama sekali belum terpikir olehku tapi mendadak otakku berpikir keras untuk itu.
Di tengah aku berpikir tiba-tiba saja dia mengatakan "ibumu." Mendengar kata ibu pikiranku seaakan berhenti.
Dia mengatakan bahwa ibuku di bunuh oleh ayah, dengan alasan ayah membencinya karena ibu telah mengkhianati ayah selama ini. Dan aku, aku bukan anak kandung dari ayah itulah yang membuat ayah membenci ibu dan juga aku. Berakhir dengan membunuh ibu untuk memuaskan rasa bencinya, dan seharusnya aku pun menjadi sasaran tapi aku berhasil lolos, tepatnya di loloskan oleh seseorang.
Kini aku tidak perlu menghabiskan waktu untuk mencari kebenaran tentang hal ini, jawaban dari rasa penasaranku datang dengan sendirinya. Ternyata dugaanku selama ini benar, ibu bukan meninggal karena bunuh diri melainkan dia dibunuh. Ayah benar-benar licik. Aku tahu ibu mungkin salah disini, tapi membuatnya mati bukan jalan yang benar.
Aku semakin yakin untuk membantu Mew membunuh ayah, sekarang ada alasan mengapa aku harus membantunya. Anggap saja ini untuk membayar kematian ibu beberapa tahun yang lalu. Rasanya ingin sekali segera menghilangkan nyawa orang tua jahat itu dengan tanganku sendiri, melakukannya seperti aku melakukan kepada orang lain. Mungkin itu menyenangkan, dan aku jadi penasaran bagaimana rasa daging si tua itu?
Mew membuyarkan lamunanku, dia mengajakku masuk karena suasana semakin dingin. Aku menolaknya aku masih ingin disini, beralasan kita belum menemukan cara untuh ayah.
Mew Pov.
Maaf telah membohongimu Gulf, aku mengatakan bahwa aku membantumu dengan alasan menggunakanmu agar bisa memacing ayahmu, mungkin itu ada benarnya tapi alasan yang sebenarnya adalah aku menyukaimu, selalu menyukaimu dan aku ingin menjagamu.
Kau mungkin tidak akan pernah tau jika aku tidak memberitahumu, aku tahu bagaimana kau ketika kecil, remaja bahkan sekarang ini. Aku tidak bermaksud memata-mataimu tapi aku suka sekali memperhatikanmu.
Dahulu aku menganggap diriku gila, aku yang berumur beranjak dewasa kala itu menyukai pria kecil dengan dua anak buah yang selalu lucu dengan pakaian rapinya.
Aku masih tidak menyangka dapat melihatmu lagi, melihatmu sedekat ini. Tak hanya melihat, aku juga bisa menyentuhmu bahkan menciummu.
Aku senang kau mengenaliku, bahkan menungguku. Aku juga mengenali dirimu tapi aku cukup malu untuk mengatakannya.
Apakah sekarang aku terlihat murah di matamu, pasalnya ketika kau meminta diriku seutuhnya aku langsung menyetujui itu. Seharusnya aku bersikap jual mahal sedikit tapi aku tidak bisa melakukannya karena aku terlanjur senang.
Aku sedikit terkejut mendengar kebiasaan burukmu, tapi aku akan mencoba mengubah dirimu meskipun itu sulit. Aku akan menyelesaikan misi dalam pekerjaan kotorku ini dan aku ingin hidup denganmu dalam kebahagiaan.
Pov end.
Aku baru ingat bahwa aku masih memiliki nomor bekas anak buahku yang artinya sama saja dengan anak buah ayah, aku menggunakan nomor itu untuk dapat menemukan lokasinya. Karena Mew anggota kepolisian, aku memintanya melacak nomor itu. Aku berharap mereka masih bekerja dengan ayah, jadi bisa saja mereka selalu dekat dengan ayah.
Karena Mew tidak memiliki semua alat kerja dirumahnya, jadi ia memutuskan untuk melakukan pelacakan esok hari di kantor. Aku mengangguk setuju.